ABC

Penderita Dementia di Australia Bermain Dengan Robot Alice

Para lansia, yang mengidap kepikunan tidaklah berarti mereka tidak bisa lagi menikmati kehidupan. Sekarang di Australia, teknologi canggih seperti robot berbentuk manusia dan Virtual Reality memberikan warga baru bagi kehidupan mereka.

Teknologi –  yang digunakan untuk melibatkan, menghibur dan mendorong interaksi sosial – berhasil menarik para penghuni rumah lansia untuk tidak hidup lagi seperti di dunia sendiri.

Di dalam prosesnya, teknologi itu menghilangkan pendapat bahwa usia dan penurunan kognitif merupakan penghalang untuk merangkul teknologi.

Di fasilitas perawatan pasien demensia Brightwater di Madeley, di pinggiran utara Perth, beberapa warga telah membentuk ikatan emosional yang erat dengan robot humanoid kecil bernama Alice.

Pasien demensia umumnya sering menarik diri dari kontak sosial, tetapi staf mengatakan banyak penghuni lansia di sana sangat antusias ikut dalam acara kelompok musik mingguan bersama Alice.

Colin Farmer bermain dengan robot Alice
Colin Farmer bermain batu, kertas, gunting dengan robot Alice.

ABC News: Rebecca Turner

Dengan dukungan pemrograman dari staf, robot humanoid Alice juga bisa menjalankan kelas latihan fisik dan kelas permainan dimana warga didorong untuk bersosialisasi.

Banyak dari mereka jelas terlihat menikmati interaksi mereka dengan robot kecil tersebut.

Sebagai contoh, setelah kalah telak dari Alice dalam permainan batu, kertas, gunting, salah seorang lansia di sana Colin Farmer menepuk sayang pada kaki Alice dan berkata “Terima kasih, kawan”.

“Dia salah satu keluarga di sini sekarang, anggota keluarga yang sungguhan,” ujar Farmer.

"dia membuat semua orang gembira."

Rekan sesama penghuni, Joan Jones, mengatakan dia terkejut ketika Alice tiba di fasilitas ini pada bulan November 2015, tapi sekarang sudah menganggapnya sebagai teman.

“Dia berkomunikasi dengan kita. Dan ketika kita semua bernyanyi, dia akan bernyanyi dengan kami,” katanya.

Alice adalah robot yang pertama kali diperkenalkan oleh Zorabot ke fasilitas demensia di Australia, meskipun robot ini telah digunakan di fasilitas serupa di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.

Dia adalah robot Nao yang menggunakan software Zora, yang dikembangkan di Eropa dan dirancang khusus untuk perawatan manula.

Dorothy Binder dan robot Alice
"Kami semua suka dengan kamu (We all love you)." Dorothy Binder menggelitik robot Alice.

ABC News: Rebecca Turner

Dengan bantuan hibah dari Dewan Penelitian Kesehatan dan Medis Nasional, Brightwater telah memulai penelitian untuk mengukur efek dari Alice pada keterlibatan warga dan staf.

CEO rumah perawatan penderita demensia Brightwater, Jennifer Lawrence mengatakan laporan terakhir akan diterbitkan pada bulan Agustus mendatang.

“Kami senang melihat tingkat keterlibatan yang kami sudah dapatkan dari warga dan kami juga senang dengan reaksi yang kita dapatkan dari para staf,” katanya.

“Staf kami awalnya agak ragu-ragu – teknologi ini baru, apakah itu akan menggantikan kami.?”

pasien demensia Hazel Campbell mencoba kacamata Virtual Reality
Pasien demensia Hazel Campbell mencoba kacamata Virtual Reality "Lihat ada laut di bawah sana."

ABC News: Rebecca Turner

Mendorong interaksi

Di Kota Bentley yang berlokasi di pinggiran Perth bagian selatan, fasilitas demensia Kingia yang dijalankan oleh Swancare telah menguji coba penggunaan kacamata virtual reality yang ternyata sukses besar.

Bagi beberapa warga, seperti Colin Price, membayangkan ia menggunakan kano menyusuri sungai yang dikelilingi oleh pohon-pohon musim gugur mengingatkannya ketika ia tinggal di Jepang.

“Benar-benar menakjubkan. Dan itu di Jepang. Itulah perubahan pohon-pohon,” katanya, sambil menyaksikan adegan sungai

Desainer spesialis demensia Debbie de Fiddes (kanan) berbincang dengan Marjorie Hartley di dinding interaktif.
Desainer spesialis demensia Debbie de Fiddes (kanan) berbincang dengan Marjorie Hartley di dinding interaktif.

ABC News: Rebecca Turner

Sementara bagi para staf, mereka takjub ketika melihat Charlie Giuffre duduk dengan tenang dan tersenyum lebar saat ia menggunakan kacamata.

Setelah melepaskan kaca mata virtual reality itu, ia menjadi gembira dan memulai interaksi dengan warga lainnya.

Mereka menjelaskan Giuffre sering tidak berkomunikasi, sulit untuk duduk diam, dan sering melarikan diri.

“Sangat jarang kita melihat dia berinteraksi. Melihat dia seperti itu sangat indah sekali,” kata petugas bagian kegiatan, Ashleigh Fitzgerald.

Kacamata Virtual reality ini dikembangkan oleh perusahaan di Melbourne Build VR khusus untuk digunakan dalam perawatan warga lanjut usia.

Bagi spesialis desain demensia,  Debbie de Fiddes, yang memperkenalkan kacamata ini ke fasilitas demensia Kingia, respon dari warga ini merupakan pembenaran dari keyakinannya bahwa teknologi dapat sangat meningkatkan kualitas hidup orang dengan demensia.

"Teknologi dapat menjadi terapi yang mengagumkan," katanya.

“Jadi, semakin Anda bisa mendapatkan orang-orang berbicara tentang masa lalu mereka dan berbicara tentang kehidupan mereka, semakin nyaman orang dengan  kehidupan di lingkungan seperti ini.”

“Teknologi ini akan memainkan peran besar dan melangkah maju dan ada begitu banyak hal baru yang tersedia.”

de Fiddes juga memperkenalkan dinding teknologi interaktif di fasilitas Kingia untuk memberikan tempat bagi pasien yang suka mengembara untuk berhenti dan tenang.

Pasien bisa berpura-pura mereka mencelupkan tangan mereka di kolam ikan atau melihat foto-foto lucu.

“Kami benar-benar melakukan semua ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” katanya.

“Itulah tujuan utamanya, Ini rumah terakhir mereka.”

Diterjemahkan pukul 10:50 AEST 3/4/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini