ABC

Pendapatan Orang Tua Jadi Penentu Subsidi Sekolah di Victoria

Mulai sekarang latar belakang pendidikan dan pencapaian ekonomi orang tua akan menjadi salah satu faktor dalam menentukan seberapa besar subsidi yang diberikan bagi sekolah negeri di negara bagian Victoria (Australia).

Saat ini, pendanaan bagi sekolah-sekolah yang kurang berprestasi sudah memperhitungkan pekerjaan orang tua siswa, namun sekarang tingkat pendidikan orang tua akan menjadi faktor penentu.

Untuk empat tahun ke depan, negara bagian Victoria akan mengalokasikan sekitar $ 747 juta bagi sekolah di negara  bagian tersebut.

Menteri Utama Victoria Daniel Andrews mengatakan dana ini, termasuk $ 566 juta untuk sekolah-sekolah, adalah peningkatan 70 persen dari sebelumnya.

"Untuk pertama kalinya, latar belakang pendidikan orang tua, pekerjaan mereka, akan jadi pertimbangan. Tidak ada negara bagian lain yang melakukan hal tersebut." kata Andrews.

"Kita tahu bahwa sering kali faktor-faktor ini memberi pengaruh buruk bagi sekolah dan anak-anak yang belajar."

Daniel Andrews mengatakan pendanaan dimaksudkan meningkatkan ketrampilan hidup siswa dan juga kemampuan akademis. (ABC News)
Daniel Andrews mengatakan pendanaan dimaksudkan meningkatkan ketrampilan hidup siswa dan juga kemampuan akademis. (ABC News)

 

Menteri Pendidikan Victoria James Merlino mengatakan bahwa pemerintah ingin memberikan dana kepada sekolah-sekolah yang betul-betul memerlukan.

"Kami menambahkan faktor penghasilan orang tua, jadi dengan lebih jelas sasarannya bagi sekolah yang bermasalah." kata Merlino.

"Ini juga revolusi dalam taraf dunia, betul-betul ingin membantu setiap siswa di setiap sekolah negeri di Victoria."

Andrews mengatakan dana itu, akan diberikan tahun 2016. "Ini adalah pemberian dana terbesar bagi sekolah dalam beberapa tahun terakhir." tambah Andrews.

Pemerintah negara bagian Victoria juga memasang 10 target baru guna memastikan siswa mencapai hasil bagus di  bidang membaca, matematika dan sains.

Pemerintah juga berharap jumlah mereka yang 'drop out" akan berkurang 50 persen di tahun 2025 diantara murid di kelas 9 sampai 12.