ABC

Pencarian MH370 di Bawah Laut Ditunda Tunggu Temuan Sinyal Berikut

Rencana mengirimkan kapal selam tak  berawak untuk  menyelidiki dasar laut guna mencari reruntuhan sisa-sisa pesawat Malaysia Airlines MH370 ditunda sampai tim pencari mendapatkan sinyal berikutnya atau bisa dipastikan baterai dalam perekam kotak hitam telah berhenti bekerja.

Pada akhir pekan ini AL Australia Ocean Shield berhasil menerima sinyal akustik ‘yang konsisten’ dengan dengan sinyal yang dipancarkan oleh alat perekam didalam kotak hitam pesawat MH370.

Tim pencari telah siap mengoperasikan kapal selama tak berawak ke bawah laut untuk mencari reruntuhan pesawat naas tersebut hari ini, namun otoritas yang bertanggung jawab atas pencarian MH370 mengatakan pihaknya masih harus menunggu temuan sinyal lain sebelum pencarian didasar laut itu dilakukan.

"Kita perlu transmisi lain untuk bisa menentukan area pesawat yang lebih  baik, setelah itu baru kita bisa melakukan penyisiran di dasar laut  dan menemukan bukti yang memastikan bahwa di situlah terletak  reruntuhan pesawat," kata Pensiunan Kepala AU Australia, Marsekal Angus Houston.

Di hari ke-32 pencarian penerbangan MH370 ini, tim pencari internasional berfokus pada wilayah di busur 600-kilometer di Samudra Hindia bagian selatan, sekitar 1.600 km di lepas pantai Australia Barat.

Marsekal Angus Houston memastikan kalau kemarin alat perekam sinyal yang dibawa oleh kapal Australia Ocean Shiled berhasil mendeteksi 2 rangkaian sinyal – satu rangkaian berlangsung selama dua jam 20 menit dan satu rangkaian sinyal lagi hanya berlangsung selama 13 menit.

Sinyal itu merupakan bagian dari  ‘suara bising akustik’ yang ditangkap pesawat Ocean Shield beberapa hari lalu, dan dua sinyal elektronik yang  berhasil diidentifikasi oleh kapal Cina Haixun 01 pada akhir pekan kemarin, yang jaraknya terentang sekitar 600 kilometer.

Marsekal Houston mengatakan itu adalah "temuan paling menjanjikan" sejauh ini selama digelar upaya pencarian pesawat MH370 yang hilang satu bulan lalu dan membawa 239 orang penumpang di dalamnya, termasuk enam warga Australia.

"Sekarang kita  membutuhkan tambahan konfirmasi dalam hal mencari sesuatu yang visual. Seperti reruntuhan pesawat misalnya, yang mungkin terletak di dasar laut, atau beberapa reruntuhan di permukaan," katanya kepada ABC Radio National Breakfast pagi ini.

Namun Houston mengatakan peluang  menemukan reruntuhan pesawat di permukaan laut semakin kecil seiring dengan perkembangan waktu.

"Namun perhitungan mengenai area pencarian saat ini sudah tepat karena kita berhasil menerima transmisi sinyal di lokasi tersebut,” tambahnya.

Sudah lebih dari sebulan sejak pesawat MH370 menghilang, itu berarti batas waktu 30 hari masa beroperasinya batere di kotak hitam pesawat itu sudah berlalu.

Bluefin-21 akan beroperasi pada batas maksimal.

Marsekal Udara Houston memperingatkan bahwa di kedalaman 4,500 meter dibawah laut merupakan kemampuan maksimal pengoperasian kapal laut Bluefin-21.

"Saya kembali menegaskan pernyataan saya kemarin kalau – tidak ada yang bisa ditemukan dengan cepat jika kita berbicara mengenai pencarian objek di kedalaman 4,500 meter. Upaya pencarian itu butuh waktu lama, dan ketelitian dalam mencari apalagi jika pencarian itu dilakukan di dasar laut,”

Kapal selam Bluefin-21 utamanya bekerja sebagai perangkat sonar yang bekerja dalam jangka waktu 20 jam.

Jika berhasil  mendeteksi sesuatu yang tidak biasa di dasar laut, maka kapal selam tak berawak itu akan kembali ke permukaan dan akan dilengkapi dengan kamera video dan dikirim kembali ke lokasi tersebut untuk memfilmkan daerah sekitar.

Sulitnya upaya pencarian yang dilakukan oleh Bluefin-21 diakui pakar penjelajahan bawah laut, Ron Allum.

"Kapal selam Bluefin-21 sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasikan bagian dari badan pesawat misalnya dalam hal ini  kotak hitam yang menyimpan rekaman data penerbangan dan  alat iitu akan dikirim ke dasar laut dengan kendaraan lain yang akan dioperasikan dari jarak jauh, tapi tidak ada yang bisa menggantikan kemampuan manusia dalam melihat atau mencari obyek secara langsung, " katanya kepada ABC News 24.

"Ketika dikendalikan dari jarak jauh, beberapa kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh sekarang telah dilengkapi sistem kamera 3D sehingga pihak operator bisa merasakan dimensi kejauhan dari sebuah objek, sehingga bisa dia bisa mengetahui seberapa jauh harus memindahkan manipulator untuk mengambil sesuatu atau untuk berpindah dalam mencari kotak hitam di dasar laut,” kata Allum.