Pencari Suaka yang Berdemo di Pulau Manus Dikirim ke Penjara Port Moresby
Staf di Pusat Penahanan Pencari Suaka di Pulau Manus dilaporkan tengah mempersiapkan pengiriman sekelompok pencari suaka ke penjara di Port Moresby menyusul terjadinya unjuk rasa di fasilitas itu selama beberapa hari.
Beberapa pria yang dianggap sebagai pemimpin dalam aksi protes di pusat penahanan yang dikelola Pemerintah Australia itu telah didakwa atau beberapa diantaranya dikirim ke penjara di Ibukota Papua Nugini tersebut.
Media setempat melaporkan 14 orang telah dikirim ke Penjara Bomana di Port Moresby.
Awal pekan ini lebih dari 40 orang pria ditahan oleh penjaga di komplek Delta yang terdapat di dalam pusat penahanan pencari suaka mengakhiri blokade selama 3 hari.
ABC berhasil mendapatkan video yang dilaporkan dikirim dari dalam penjara.
Pencari suaka mengatakan luka dan memar ditubuh mereka mereka merupakan akibat dari pukulan oleh penjaga penjara.
Klaim ini muncul meski pemerintah Australia dan Papua Nugini telah menerbitkan pernyataan yang mengatakan kekuatan pasukan keamanan yang mereka gunakan untuk mengatasi para agitator itu mereka sebut hanya "minimal".
Lebih banyak pencari suaka yang ditahan di sel polisi terdekat.
Tidak jelas apakah para pencari suaka itu telah didakwa melakukan kejahatan di bawah hukum PNG.
Seorang juru bicara Menteri Imigrasi Peter Dutton mengatakan penegakan hukum oleh Pemerintah PNG adalah kewenangan pemerintah PNG.
Sementara itu, setidaknya 6 pencari suaka telah ditransfer ke fasilitas transit didekat kota utama di Pulau Manus menunggu pemukiman.
Tiga warga asal Iran, 2 asal Pakistan dan seorang warga Afghan telah dipindahkan ke fasilitas transit di East Lorengau.
Mereka tidak mengikuti protes di pusat penahanan.
Dikabarkan akan ada lebih banyak pengungsi yang akan tiba di fasilitas transit dimana mereka akan belajar memahami bahasa lokal Tok Pisin dan menunggu kesempatan bekerja yang akan memungkinkan mereka bermukim dimana saja di PNG