ABC

Pencari Suaka di Pulau Manus Sering Berkelahi dan Cenderung Bunuh Diri

Bocoran laporan dari Pusat Detensi Imigrasi Pulau Manus di Papua Nugini menyebutkan para pencari suaka ke Australia tersebut seringkali terlibat perkelahian, baik sesama tahanan maupun dengan petugas keamanan. Selain itu, terdapat pula kecenderungan bunuh diri di kalangan pencari suaka ini.

Laporan yang bocor ini ditulis oleh staf Transfield Services, perusahaan penyedia jasa keamanan dan katering di pusat detensi tersebut.

Menurut laporan itu, keributan terjadi hampir setiap hari, termasuk perkelahian sesama tahanan, atau serangan dari tahanan kepada petugas penjaga, dan percobaan bunuh diri yang dilakukan para tahanan.

Bocoran ini merupakan laporan yang ditulis bulan Juli lalu, dan sampai di tangan pengacara para pencari suaka dari Humanitarian Research Partners (HRP) yang kemudian disampaikan ke media.

Dalam salah satu kasus mengenai percobaan bunuh diri, dilaporkan bahwa seorang tahanan pria mencoba mengiris lehernya sendiri dengan benda tajam. Ia ditolong dan mendapat 20 jahitan di lehernya. Namun pria ini menolak pengobatan untuk luka lain di kepalanya.

Menurut laporan itu, kejadian ini disebabkan oleh informasi bahwa tahanan tersebut sebelumnya telah diberitahu ia tidak bisa kembali ke negara asalnya secara sukarela, sebagaimana pencari suaka lainnya.

Alasanya, karena tahanan ini merupakan saksi dari peristiwa pembunuhan pencari suaka asal Iran Reza Barati di pusat detensi itu di bulan Februari lalu. Ia diharuskan tinggal di tahanan itu hingga penyidikan kasus Barati selesai.

"Sejak 26 Juli ia mendapat pengawasan ketat," demikian isi laporan itu.

Menurut pembela para pencari suaka, HRP, rata-rata 14 orang pencari suaka dimasukkan ke dalam daftar pengawasan ketat setiap hari.

Disebutkan, pada 21 Juli lalu, seorang pencari suaka lainnya mencoba bunuh diri dan ketika berhasil dicegah, ia menggigit lengannya sendiri.

Pada hari yang sama, seorang pencari suaka lainnya mengiris badannya sendiri dengan benda tajam.

Sejumlah pencari suaka telah dikirim ke Australia untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.