ABC

Pencari Suaka Anak Terakhir Akan Segera Dipindahkan Dari Pulau Nauru

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menegaskan seluruh pencari suaka anak telah dipindahkan atau akan segera meninggalkan Pulau Nauru.

PM Scott Morrison menyampaikan pengumuman tersebut didampingi Menteri Imigrasi Australia, David Coleman pada hari Minggu (3/2/2019) pagi.

“Ada 109 anak pencari suaka di Nauru pada akhir Agustus 2018 pada saat kami mengambil peran masing-masing sebagai Perdana Menteri dan Menteri Imigrasi,” kata PM Scott Morrison.

"Sekarang hanya tinggal empat anak pencari suaka yang tersisa di Nauru dan mereka semua telah disetujui untuk berangkat ke Amerika Serikat dengan keluarga mereka."

Belum bisa dipastikan kapan keempat anak dan keluarga mereka akan meninggalkan pulau itu.

Saat menyampaikan pengumuman ini, Scott Morrison memuji Operation Sovereign Borders dan mengkritik proposal kebijakan pencari suaka Partai Buruh, dengan mengatakan proposal itu akan “menghancurkan kembali’ kerangka perlindungan perbatasan yang sudah diberlakukan.

“Australia memiliki salah satu program imigrasi kemanusiaan paling dermawan di dunia, tetapi kita hanya bisa melakukannya dengan mempertahankan perbatasan yang kuat dan mendesak orang agar datang dengan cara yang benar,” katanya.

Kami telah berhasil mengamankan perbatasan, dan berhasil juga menghentikan kedatangan kapal pencari suaka dan menghentikan kasus tenggelamnya kapal pencari suaka yang tragis di laut.

“Dan kami telah mendukung anak-anak [pencari suaka] dengan penuh kasih tanpa membahayakan keamanan perbatasan kami.

“Kami berhasil menjalankan keseimbangan itu secara tepat.”

Masalah anak-anak di Nauru telah menjadi perdebatan, dimana sejumlah crossbencher utama di DPR mengatakan mereka akan menggunakan pendekatan kekuasaan yang seimbang mereka untuk mendorong anak-anak pencari suaka itu dibebaskan dari Nauru.

Pemimpin Oposisi, Bill Shorten, menyambut baik kabar bahwa anak-anak itu akan pergi.

“Saya percaya jika crossbench, dan Oposisi, dan beberapa politisi partai Liberal yang progresif tidak mengejar ini, saya bertanya-tanya apakah anak-anak akan dikeluarkan dari Nauru,” katanya kepada program Insiders ABC TV.

Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natale juga berpendapat perselisihan telah memaksakan kekuasaan pemerintah tentang masalah ini.

“Anak-anak ini sekarang akan menjalani konseling selama bertahun-tahun di depan mereka, ini adalah anak-anak yang, banyak di antaranya akan menghadapi masalah seumur hidup mereka,” katanya kepada Sky News.

Simak berita selengkapnya dalam bahasa Inggris disini.

Baca juga berita-berita lainnya dari situs ABC Indonesia.