ABC

Pemkot di Pedalaman Australia Salahgunakan Dana Banjir

Pemerintah Kota Goldfields Tengah di pedalaman Victoria, Australia, mengakui sejumlah besar dana penaggulangan banjir telah disalahgunakan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, enam tahun setelah dana itu dialokasikan.

Kota kecil Carisbrook mengalami salah satu banjir terburuk pada bulan Januari 2011, merendam 250 rumah dan 800 penduduk dievakuasi.

Meskipun tersedia dana bantuan pemulihan banjir dari $ 30 juta kepada pemkot yang diberikan Pemerintah Federal dan Negara Bagian, namun banyak bangunan di sana masih menunggu perbaikan. Pertanyaan mengenai penggunaan uang tersebut tidak terjawab.

“Saya sama sekali tidak merasa kita mendapatkan perlindungan. Saya sama sekali tidak merasa ada sesuatu yang dilakukan untuk membantu masyarakat,” kata salah satu warga Carisbrook yang juga mantan pejabat pemkot Helen Broad.

“Kami menghadapi ancaman banjir pada 2016. Datang ke pertemuan masyarakat dan memberitahu penduduk ‘sepertinya kita harus mengalami hal ini lagi’ akan menjadi pukulan bagi mereka. Kini orang tidak perlu hidup seperti itu,” katanya.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Skandal Pemkot

Seluruh anggota Dewan Pemerintahan yang disebut Council di Goldfields Tengah, dipecat oleh Pemerintah Victoria pada Agustus lalu karena kesalahan manajemen keuangan. Mantan CEO Pemkot tersebut Mark Johnston kini menghadapi lebih dari 60 tuduhan penipuan.

Namun tuduhan-tuduhan tersebut tidak berhubungan dengan penyalahgunaan dana pemulihan banjir.

Dokumen yang diperoleh ABC mengungkapkan bahwa Pemerintah Federal memberikan $ 30.895.195 dana pemulihan banjir ke Pemkot Goldfields Tengah selama periode lima tahun sejak 2011.

Sementara Pemerintah Victoria juga memberikan dana $ 1.325.885.

Dalam sebuah pernyataan, administrator sementara Pemkot Goldfields Tengah Vince Haining mengatakan bahwa salah urus dana itu tidak diperdebatkan.

“Masyarakat Carisbrook telah menyampaikan kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan dana hibah Pemerintah Negara Bagian ke pemkot,” kata Haining.

"Hasil laporan Kepala Inspektorat Pemkot pada Agustus telah memastikan hal ini," jelasnya.

Haining mengatakan pemkot tersebut kini mengadopsi rencana reformasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Pemkot akan meninjau proses pembebasan hibah dan proses ini akan diaudit melalui program audit internal,” katanya.

“Ini juga akan memastikan adanya rekam jejak audit yang jelas disertai dengan kemampuan audit penuh pada semua hibah,” ujarnya.

“Pelaksanaan tindakan ini akan memastikan bahwa kesalahan manajemen di masa lalu tidak diulangi di masa depan,” tambahnya.

Haining tidak menentukan berapa banyak dana pemulihan banjir itu yang disalahgunakan.

Penggunaan Dana Tidak Jelas

A group of people stand in front of a damaged wall.
Warga Carisbrook menyuarakan kemarahan atas renovasi Balaikota yang tidak beres.

ABC Ballarat: Dominic Cansdale

Warga setempat bernama Lyn Symons mengatakan tidak jelas apa yang terjadi dengan sebagian besar dana tersebut. Gedung Balaikota Carisbrook misalnya, masih membutuhkan perbaikan.

“Tidak jelas bagaimana uangnya dimanfaatkan. Seharusnya ada sisa uang namun tampaknya sudah tidak ada,” kata Symons.

“Banyak orang mempertanyakan apa yang telah dilakukan. Kita tidak dapat melihat hal fisik yang telah dilakukan. Mana semua uang yang diberikan ke pemkot?” tanyanya.

Symons mengatakan dinding Balaikota yang retak dan kebocoran atapnya belum diperbaiki.

Seorang pengusaha bernama Michael Turton mengatakan dalam 18 bulan setelah banjir, warga mendatangi Balaikota untuk memeriksa pengerjaan toilet.

"$ 150.000 (Rp 1,5 miliar) rupanya telah digunakan untuk toilet baru, tapi pengerjaannya belum juga selesai," katanya.

“Ketika dipertanyakan dimana toilet baru itu? Dalam tiga atau empat bulan tiba-tiba kami memiliki toilet baru,” tambahnya.

Warga Carisbrook lainnya Ian Boucher mengatakan bahwa kota kecil mereka sangat kesulitan setelah banjir.

“Sangat jelas dalam tujuh tahun setelah salah satu peristiwa terbesar di kota ini, jika kita mengalami kembali hujan seperti yang kita alami di tahun 2011, hal yang persis sama akan terjadi lagi hari ini,” kata Boucher.

“Mereka punya waktu tujuh tahun untuk memperbaikinya dan hanya sedikit pekerjaan yang dilaksanakan,” tambahnya.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.