ABC

Pemindahan Artefak Budaya di Gedung Parlemen PNG Dikecam

Kelompok Kristen evangelis dituding  mendalangi penodaan artefak budaya Papua Nugini (PNG). Tudingan ini mencuat pasca terjadinya insiden penghancuran artefak budaya di gedung parlemen Papua Nugini yang melabelkan artefak-artefak itu sebagai ‘setan”.

Artefak berupa tiang totem  dan ukiran kepala yang diletakan di pintu masuk parlemen PNG itu melambangkan keragaman kebudayaan Papua Nugini, namun artefak itu telah dipindahkan oleh juru bicara parlemen, Theo Zurenoc.

Direktur Museum Nasional dan Galeri Seni PNG, Dr. Andrew Motu mengatakan pemindahan itu terinspirasi oleh pengaruh Kristen evangelis.

"Kelompok Kristen Evangelis yakin benda-benda seperti ini berhubungan dengan latar belakang kepercayaan pagan animistis dan karenanya digolongkan sebagai setan dan ketidakpercayaan terhadap Tuhan,” kata Zurenoc pada Radio Australia.

"Mereka ingin benda-benda seperti itu disingkirkan dan dibersihkan dari gedung parlemen.”

Dr. Motu mengatakan banyak artefak di gedung parlemen yang disingkirka n sudah tidak mungkin bisa diperbaiki.

"Mereka benar-benar dinodai kesakralannya, " katanya.

"Artefak itu dipotong menjadi tiga dengan menggunakan mesin gergaji, dipindahkan tanpa terlebih dahulu digelar upacara pemindahan dan kemudian dicampakan begitu saja dari parlemen," katanya.

Dr. Motu menyebut pemindahan itu ilegal, cerminan balas dendam dan tidak masuk akal.

"Mereka percaya kalau gambar-gambar ini menyerap pesan gaib dimana pesan-pesan itu berasal dari setan, “katanya.

"Mereka pikir penurunan ekonomi dan perselisihan sosial semua itu adalah hasil dari bisikan setan.

Dr. Motu menyebut pemindahan  itu juga bagian dari tren meningkatnya kelompok fundamentalis di Papua Nugini.

"Mereka hendak menciptakan gerakan untuk mengamandemen konstitusi, khusus pada pasal mengenai kebebasan hati nurani dan keyakinan agama, "katanya.

 "Mereka ingin memastikan tidak ada agama lain di dunia yang datang ke Papua Nugini.” Tudingnya.