ABC

Pemimpin Yahudi di Australia Saling Menyalahkan Terkait Pelecehan Seksual Anak

Pemimpin umat Yahudi di Australia saling menyalahkan terkait kasus pelecehan seksual anak-anak yang pernah terjadi di Sekolah Yeshiva Centre di Sydney dan Melbourne beberapa tahun lalu.

Awal pekan ini Rabbi Yosef Feldman memberikan kesaksian di depan Komisi Penyelidikan Pelecehan Seksual Anak di Melbourne, yang sedang menyelidiki kasus yang terjadi di Sekolah Yeshiva.

Dalam kesaksiannya, Rabbi Feldman yang menjabat Direktur Sekolah Yeshiva di Sydney, menyatakan ia ingin meminta keringanan bagi pelaku pedofil yang telah bertobat dan tidak lagi melakukan perbuatannya.

Selain itu, Rabbi Feldman kepada media juga menyatakan pemberitaan kasus pelecehan seksual anak-anak "mendorong orang yang bukan korban untuk mengaku sebagi korban, atau orang yang ingin menjadi pahlawan".

Pernyataan pria berusia 47 tahun itu kemudian disesalkan oleh Dewan Yahudi New South Wales, yang menyebutnya "tidak cocok memegang jabatan apapun dalam komunitas Yahudi".

Rabbi Feldman sendiri telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Sekolah Yeshiva di Sydney, Rabu (11/2/2015). Namun ia berdalih, pengunduran diri ini bukan karena ia telah melakukan kesalahan, namun untuk menepis "persepsi bahwa saya telah berbuat salah".

Kepada ABC, Kamis (12/2/2015), Rabbi Feldman balik menyerang para pemimpin Dewan Yahudi. Ia menuding mereka telah memfitnahnya dan karena itu sedang mempertimbangkan langkah hukum.

"Saya merasa mereka yang justru tidak cocok menjadi pemimpin. Mereka belum membaca transkrip kesaksian saya tapi sudah membuat pengumuman," katanya.

Rabbi Feldman menuduh para pemimpin Yahudi itu mengecam pernyataannya sehingga "Mereka sendiri akan kelihatan sebagai orang baik".

Saat ditanya mengapa mengundurkan diri sebagai direktur sekolah jika kecaman terhadapnya tidak benar, Rabbi Feldman berdalih "Persepsi adalah segala-galanya".

Rabbi Feldman juga meminta maaf jika kata-katanya telah menimbulkan permasalahan di dalam masyarakat. Ia mengaku telah mendapat ancaman pembunuhan akibat pernyataannya itu.

Ia mengatakan tidak akan melepaskan posisinya di Sinagog Southern Sydney serta sebagai guru tahun terakhir di Sekolah Yeshiva.