ABC

Pemimpin Palestina Tanya PM Australia Soal Peringatan Battle of Beersheba

Para pemimpin Palestina menanyai Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengapa mereka tidak diundang dalam peringatan Pertempuran Beersheba di Timur Tengah.

PM Turnbull sebelumnya menyatakan dukungannya bagi solusi dua negara dalam pertemuan dengan PM Palestina Rami Hamdallah dan Dubes Palestina untuk Australia Izzat Abdul Hadi di Tepi Barat, dalam kunjungan ke wilayah tersebut.

PM Turnbull menghabiskan waktu bersama dengan PM Israel Benjamin Netanyahu kemarin, menghadiri serangkaian acara untuk menandai 100 tahun Pertempuran Beersheba yang bersejarah dalam Perang Dunia I.

Hari ini, sejumlah pemimpin Palestina mengatakan telah menyampaikan kekecewaan mereka kepada PM Turnbull karena mereka tidak diundang dalam peringatan tersebut.

“Karena saat itu kami mendukung Inggris melawan pihak Ottoman. Saya tidak tahu mengapa Australia tidak mengundang perwakilan Palestina menghadiri upacara ini. Kami menyampaikan hal ini kepadanya dengan cara yang sangat baik,” kata Dubes Hadi.

Dia menggambarkan pertemuan tersebut berlangsung hangat dan sangat bersahabat, namun mengatakan mereka kecewa karena PM Turnbull hanya menghabiskan satu jam di Tepi Barat dan mendengarkan pendapat mereka.

“Anda tahu sendiri dia bertemu dengan pejabat Israel setiap saat. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan kami,” katanya.

Portrait of two men shaking hands and smiling at camera.
PM Malcolm Turnbull dan Presiden Israel Reuven Rivlin.

Israeli Government press office.

Gambaran kehidupan

Dubes Hadi mengatakan PM Turnbull tampaknya tidak banyak mengetahui mengenai pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada 2 juta warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel di Tepi Barat.

“Saya kira dia tidak mengikuti secara dekat permasalahan ini. Kami memberinya gambaran tentang kehidupan kami di bawah pendudukan, bagaimana sulitnya bergerak, dan berbicara mengenai pos pemeriksaan dan bagaimana hal itu membuat kehidupan sangat sulit bagi orang Palestina,” katanya.

Dubes Hadi mengatakan bahwa PM Turnbull mengungkapkan keprihatinannya tentang keamanan Israel jika Palestina menjadi sebuah negara.

“Kami menyampaikan bahwa kami akan memiliki negara demiliterisasi. Kami hanya akan memiliki kepolisian. Kami dengan senang hati menerima pasukan internasional di perbatasan,” katanya.

PM Turnbull sebelumnya bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin dan mengunjungi museum holocaust Yad Vashem di Yerusalem. Dalam buku tamu di museum itu dia menulis “semua samudra di dunia tidak dapat menampung air mata kita”.

Kemudian, setelah hampir dua hari dijamu oleh para pemimpin Israel, PM Turnbull menemui pemimpin Palestina di Ramallah.

Kepada wartawan sebelum rombongannya menyeberang ke Tepi Barat yang diduduki Israel, PM Turnbull mengkonfirmasikan bahwa dia telah mengangkat isu permukiman Israel dalam pembicaraan dengan PM Netanyahu.

“Kami membahas masalah permukiman dan proses perdamaian cukup lama,” katanya.

Ketika ditanya apakah dia yakin masalah permukiman itu mengganggu solusi dua negara, PM Turnbull menolak untuk menjawabnya.

“Australia mendukung solusi dua negara. Artinya dua negara untuk dua pihak,” katanya.

Setelah bertemu dengan PM Turnbull, Dubes Hadi mengatakan pihaknya memberi tahu PM Turnbull bahwa satu-satunya cara mencapai solusi dua negara adalah dengan mengakui negara Palestina.

“Kami memintanya menyelamatkan solusi dua negara dan menjaga solusi dua negara tersebut. Kami meminta Australia mengakui negara Palestina,” kata Dubes Hadi.

“Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan ini,” tambahnya.

PM Turnbull meninggalkan Tel Aviv dan diperkirakan tiba kembali di Australia hari Kamis (2/11/2017).

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.