ABC

Pemerintah Victoria Diminta Hentikan Terapi Kejut Listrik pada Anak

Kalangan pegiat hukum dan HAM mendesak pemerintah negara bagian Victoria untuk menolak usulan UU yang membolehkan psikiater menggunakan terapi kejut listrik kepada pasien anak.

Federasi  Masyarakat Pusat Hukum tengah melobi pemerintah Victoria untuk melakukan perubahan atas RUU Kesehatan Mental yang didalamnya turut mengatur dibolehkannya penggunaan terapi kejut listrik (ECT) untuk mengobati kasus depresi berat dan penyakit gangguan mental lainnya pada pasien anak-anak di bawah usia 13 tahun.

Sementara pemerintah Victoria mengklaim undang-undang baru itu akan secara signifikan meningkatkan kesejahteraan pasien dan memberikan pasien suara yang lebih besar mengenai pengobatan mereka.

Tapi penasihat kebijakan senior pada Federasi Masyarakat  Pusat Hukum, Dr Chris Atmore menilai undang-undang tersebut justru mengikis HAM pasien.

"Kami mengkhawatirkan kemungkinan dampak yang terjadi pada perkembangan otak  pasien anak-anak," katanya.
 
"Ini benar-benar perlu ditekankan demi meluruskan pengakuan dan dukungan hak asasi manusia bagi orang-orang yang memiliki penyakit mental atau diberi label sebagai sakit mental."

Terapi ECT menginduksi kejang terkontrol pada pasien lewat arus listrik yang dialirkan melalui elektroda yang ditempatkan di bagian kepala pasien. Terapi  itu biasa digunakan untuk mengobati depresi berat, gangguan bipolar dan skizofrenia, tetapi digambarkan oleh banyak psikiater sebagai pengobatan medis yang terakhir kali dipertimbangkan.

Terapi ECT tidak mudah digunakan

Menanggapi kritik ini Menteri Kesehatan Mental Victoria, Mary Wooldridge mengatakan keputusan untuk menggunakan terapi ECT pada anak tidak mudah diberikan.

"Kita telah mendapat saran dari psikiater yang mengatakan terapi itu hanya dilakukan pada sedikit kasus saja dan karena dianggap sebagai cara pengobatan yang terbaik untuk menangani kasus pasien mereka dan para psikiater menghendaki kewenangan untuk menggunakan terapi itu tidak dihapuskan,” katanya.

"Para psikiater berharap mereka tetap dapat melakukan penilaian kilns mengenai terapi terbaik yang dapat diberikan kepada siapapun dan tidak dibatasi dengan pengecualian atau larangan,” katanya.

Wooldridge mengatakan UU itu juga memberikan hak yang lebih besar bagi pasien untuk mengakses pengobatan bagi diri mereka sendiri.

"UU ini mengenai penyediaan perawatan bagi orang yang memiliki gangguan mental berat ketika  mereka tidak bisa mengambil keputusan bagi diri mereka sendiri,” tegasnya.

Prosedur keluhan tidak tepat

Dr Atmore mengatakan RUU Kesehatan Mental sebetulnya sudah mencakup larangan pengobatan terapi ECT, namun pertimbangan itu tidak dimuat oleh pemerintah.

Dia mengatakan UU itu tidak memiliki prosedur keluhan atau komplain yang tidak tepat dan mengesampingkan kewenangan pengadilan kesehatan mental untuk mengevaluasi rencana pengobatan pasien termasuk diantaranya resep obat-obatan.

"UU Kesehatan Mental Victoria merupakan yang tertua di Australia dan banyak aturan didalamnya bersifat usang alias tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,” katanya.

"Jurisdiksi lain di luar negeri sudah benar-benar beralih ke pendekatan yang lebih mengakui hak asasi pasien yang memiliki gangguan kesehatan mental dimana mereka tidak boleh diperlakukan berbeda dengan pasien penyakit lainnya,” tegas Atmore.