ABC

Pemerintah Australia Didorong Pulangkan Kembali Limbah Botol Plastik dari Negara Lain

Pantai-pantai di Australia semakin banyak dikotori oleh sampah botol plastik yang berasal dari negara lain.  Diduga sebagian besar limbah itu berasal dari kegiatan pembuangan limbah ilegal di perairan Australia. Pemerintah Australia didesak memulangkan kembali sampah botol plastik tersebut ke negara asalnya.

Asosiate Profesor dari Universitas Southern Cross, Sydney, Steve Smith tengah berada di sebuah pantai berbatu terpencil di utara Wooli, sekitar 9 jam perjalanan dari Sydney, ketika Ia mendapati lebih dari seratus sampah botol air plastik yang terdampar di pantai tersebut.
 
Setelah menyelidiki lebih jauh sampah botol plastik tersebut dia mendapati banyak dari label yang tertera di botol-botol tersebut berasal dari luar negeri.
 
Lebih dari satu dekade para ilmuwan kelautan memperkirakan 80 persen dari sampah yang ada di lautan berasal dari daratan dan 20 persennya berasal dari kegiatan di laut.
 
Professor Steve Smith menilai sudah waktunya untuk mendefinisikan ulang paradigma tersebut.
 
"Kita mengetahui selama beberapa tahun terakhir adanya peningkatan volume sampah yang terdampar di pantai-pantai di Australia yang berasal dari negara lain," katanya.
 
"China sejauh ini merupakan negara yang memimpin dimana 30 persen dari sampel limbah botol plastik yang kami kumpulkan baru-baru ini diketahui berasal dari negara tersebut,"
 
Professor Smith  mengatakan rasio dari limbah yang terdampar di daratan Australia yang berasal dari luar negeri kemungkinan mendekati 50 persen dan tampaknya itu berasal dari kegiatan pembuangan limbah ilegal.
 
"kebanyakan dari sampah botol-botol plastik itu tidak memiliki kandungan atau endapan air laut jadi saya mengira limbah botol plastik itu memang dibuang dari kapal," tuturnya.
 
"Jika memang benar demikian maka itu mengindikasikan adanya peningkatanaktifitas pembuangan sampah plastik ilegal  yang berbahaya di perairan pantai Australia.
 
"Mungkin sudah waktunya kita mengkampanyekan agar pemerintah mengembalikan sampah botol-botol plastik tersebut ke negara asalnya.
 
Untuk melanjutkan penelitian ini, Universitas Southern Cross berencana mengumpulkan 100 sampah botol plastik dari kawasan pantai yang terbentang antara Pelabuhan Coffs hingga ke Sungai Tweed.
 
"Kami berharap studi ini dapat meningkatkan kesadaran kita semua tentang dampak sampah laut dan memberikan informasi yang penting untuk membantu mengelola masalah ini secara lokal, regional dan global," kata Profesor Smith.