ABC

Pemerintah akan Rawat Napi Aborigin yang Dipenjara Tanpa Diadili

Pemerintah Wilayah Utara Australia mengungkapkan rencana perawatan yang disiapkan untuk seorang wanita Aborigin dengan disabilitas yang ditahan di sebuah penjara Australia Barat.

Program lateline ABC membongkar kasus Rosie Anne Fulton, 23 tahun, yang selama 18 bulan terakhir berada di sebuah penjara di Kalgoorlie tanpa diadili atau dinyatakan bersalah setelah ia dikenai tuduhan pelanggaran lalu-lintas.

Hakim memutuskan ia tidak fit untuk menyatakan diri bersalah atau tidak bersalah karena ia mengalami keterbelakangan mental – korban dari pengaruh alkohol pada janin – dan mempunyai kapasitas mental seperti anak-anak.

Sebuah petisi online yang menyerukan pembebasannya ditandatangani oleh lebih dari 100-ribu orang dan diajukan ke Senat.

Pemerintah Wilayah Utara Australia mengungkatkan, pihaknya telah mengajukan suatu rencana perawatan kepada Dewan Peninjauan Kembali Tertuduh dengan Keterbelakangan Mental Australia Barat.

Berdasarkan rencana tersebut, Fulton akan mendapat perawatan 24 jam sehari oleh dua wanita petugas pendukung Aborigin di Alice Springs.

Namun ditekankan, Fulton tidak akan terikat pada perintah pengadilan dan partisipasinya dalam perawatan itu sifatnya suka rela.

"Model dukungan ini berfokus pada pembinaan kapasitas Fulton untuk hidup dalam komunitas di Alice Springs, dengan meningkatkan kemampuannya untuk mempunyai arah yang positif, kesejahteraan dan keamanannya, kata Menteri Kesehatan Wilayah Utara, Robyn Lambley.

"Tujuannya adalah mengurangi resiko Fulton melakukan perilaku anti-sosial dan melakukan pelanggaran, dengan jalan memberikan lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan kemampuan dan kemandiriannya."

Keputusan untuk membebaskan Fulton masih harus disetujui oleh pihak berwenang Australia Barat.