ABC

Pembangunan Masjid Bendigo Ungkap Polarisasi Warga Australia

Laporan hasil penelitian mengenai perdebatan rencana pembangunan masjid di Bendigo, mengungkapkan adanya gesekan masyarakat di kota yang terletak di luar Melbourne, Australia tersebut.

Penelitian ini dirampungkan di saat pihak pengembang mengkonfirmasi pekerjaan konstruksi Masjid Bendigo akan segera dimulai bulan depan.

Tahun lalu Kota Bendigo dilanda ketegangan saat para pemrotes mendatangi kota tersebut.

Selain itu rencana pembangunan ini juga memicu kemarahan di tahun 2014 saat pertama kali dibahas pemerintah setempat.

Kini, penelitian mengenai masjid itu mengungkapkan betapa terbelahnya tanggapan masyarakat.

Dosen senior Universitas La Trobe Julie Rudner, yang wilayah penelitiannya mencakup studi perkotaan dan regional, menyiapkan laporan penelitian tersebut.

"Jelas bagi komunitas Muslim, hal ini mengguncang rasa memiliki mereka, namun dengan cara lain telah memulihkannya kembali," katanya.

Temuan menunjukkan bagaimana orang Islam menghadapi pelecehan dan banyak warga masyarakat merasa malu dan marah.

Dr Rudner mengatakan ada warga meneriakkan kata-kata pelecehan kepada orang Islam dari mobil dan melewati korbannya berulang kali.

“Wanita yang mengenakan jilbab yang paling jelas dikenali sebagai Muslim mengalami sebagian besar pelecehan semacam itu. Tapi ada laporan tentang anak-anak yang mengalami intimidasi di sekolahnya,” katanya.

Bagian dari Bendigo

Dr Aisha Neelam.
Dr Aisha Neelam bekerja sebagai dokter di Bendigo sejak 10 tahun lalu.

(ABC: Larissa Romensky)

Aisha Neelam giat di Pusat Komunitas Islam Bendigo, lembaga yang merencanakan pembangunan yang akan mencakup aula olah raga, menara dan masjid.

“Saya pribadi menentang narasi ‘kita melawan mereka’. Saya percaya bahwa kita semua adalah bagian dari Bendigo,” katanya kepada ABC.

Dr Neelam mengatakan hasil penelitian tersebut menawarkan peta bagaimana melewati isu serupa di masa depan.

“Kita memiliki lebih banyak kesamaan,” katanya.

Dia kecewa karena komunitas Muslim terpaksa meminta pengamanan sebagai langkah pencegahan jika ingin mengadakan pertemuan publik.

“Kami lebih khawatir tentang aspek keamanan di tengah semua serangan, kekerasan dan protes yang terjadi,” katanya.

Ada demonstrasi besar di jalan-jalan kota itu yang berubah menjadi kekerasan pada puncak perdebatan tentang masjid. Namun tidak jelas mengapa Bendigo menjadi titik fokus untuk menentang orang Islam.

“Mereka tidak bisa menemukan alasan mengapa Bendigo menjadi sasaran respons yang begitu besar,” kata Dr Neelam.

“Banyak tempat lain dimana izin perencanaan juga diberikan namun tidak pernah mendapat respons seperti yang terjadi di Bendigo,” katanya.

A large police contingent take up position in Bendigo
Pasukan pengamanan dari kepolisian diterjunkan mengatasi aksi demonstrasi dua kelompok berbeda terkait rencana pembangunan masjid di Bendigo.

(ABC News: Guy Stayner)

Hasil positif

Pemerintah Negara Bagian Victoria mendanai penelitian tersebut melalui Komisi Multikultural.

“Kami melihat Bendigo sendiri sebagai mikrokosmos untuk wilayah Australia lainnya,” kata ketua komisi Helen Kapalos.

“Ketika melihat debat semacam ini terjadi, kita biasanya tidak melihat akhir yang jelas dan akhir yang bermakna bahwa masyarakat telah bersatu,” katanya.

Kapalos mengatakan Bendigo telah menunjukkan kepada masyarakat lainnya bagaimana mengubah ketakutan menjadi hasil positif.

“Saya pikir yang terjadi adalah hal itu menyatukan masyarakat, dalam artian sekarang mereka tahu apa yang mereka perjuangkan,” katanya.

“Mereka belum merumuskan apa yang mereka lawan, dan itu sendiri merupakan sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.

Helen Kapalos in a park
Ketua Komisi Multikultural negara bagian Victoria, Helen Kapalos.

Supplied: Victorian Multicultural Commission

Isu dunia

CEO Pemerintahan Kota Bendigo Craig Niemann mengatakan bahwa perdebatan tentang masjid merupakan periode yang menantang.

“Hal itu memunculkan perilaku yang saya tidak perkirakan bisa terjadi di Bendigo,” katanya.

“Saya harap warga telah belajar bahwa bukan begitu caranya melakukan perubahan,” tambahnya.

Niemann mengatakan pemerintah setempat terus belajar bagaimana menanggapi masalah serupa di masa depan.

“Kita sekarang berada dalam masyarakat global. Kami lebih terhubung dengan dunia saat ini,” katanya.

“Kita melihat berbagai hal terjadi di seluruh dunia yang mungkin tidak selalu kita setujui. Namun mereka mulai melakukannya di komunitas yang lebih kecil di pedalaman,” ujar Niemann.

Berdebat tanpa merendahkan

Dr Rudner sepakat pentingnya masyarakat memiliki dialog agar bisa melangkah maju.

“Saya pikir sebagai masyarakat, dan ini relevan untuk wilayah lain di Australia, penting untuk belajar mendiskusikan ide dan berdebat secara politis tanpa merendahkan orang yang berpandangan berbeda,” katanya.

Diharapkan temuan penelitian ini bisa mengajarkan kota-kota lain di Australia bagaimana cara lebih baik memperlakukan komunitas Muslim.

“Saya kira salah satu hal terbesar yang bisa kita lakukan adalah belajar membahas masalah ini dengan bahasa dan rasa hormat satu sama lain,” kata Dr Rudner.

Laporan tersebut menyarankan dibutuhkan lebih banyak persiapan sebelum membangun masjid tersebut.

Dr Neelam mengatakan pekerjaan pembersihan lahan akan segera dimulai di lokasi. Dia juga tahu mungkin saja akan ada lebih banyak demonstrasi lagi.

Diterbitkan Jumat 16 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.