ABC

Pembalakan Liar Perparah Kebakaran Hutan Selama 50 Tahun

Menurut para peneliti Australia, praktek pembalakan liar dapat meningkatkan tingkat keparahan kebakaran hutan secara signifikan dalam kondisi cuaca ekstrem, seperti yang terjadi pada peristiwa ‘Sabtu Kelabu’ 5 tahun lalu.

Kebakaran hutan ‘Sabtu Kelabu’ di negara bagian Victoria, tahun 2009, menewaskan 173 orang. (Foto: AAP)
Para peneliti dari ‘Australian National University’ (ANU) dan ‘Melbourne University’ memeriksa ribuan pohon yang terbakar pada kebakaran hutan 2009 lalu di negara bagian Victoria, yang diklaim telah menewaskan 173 nyawa saat temperatur ekstrem dan angin kencang mencapai puncaknya.

Mereka menemukan bahwa resiko kebakaran hutan meningkat sekitar 7 tahun setelah sebuah areal hutan ditebang dan akan bertahan selama 50 tahun.

Profesor David Lindenmayer dari ANU mengatakan, hasil penelitiannya menunjukkan, kebakaran di sekitar Kinglake dan Marsville sekitar 25% lebih parah karena adanya penebangan hutan di daerah itu.

“Jika kita menebang hutan esok, kita masih akan menambah resiko kebakaran hutan dalam 50 tahun ke depan,” jelasnya kepada ABC.

Ia juga menuturkan, kekhawatiran utama yang beredar, banyak daerah yang baru-baru ini ditebang berada di lokasi sekitar kota-kota kecil seperti Healesville, Toolangi, Warburton, Nooje dan Marysville.

“Ini adalah hasil yang sangat penting, dan perlu dicermati, karena mengingat betapa banyaknya penebangan yang terjadi dalam 40 tahun belakangan ini dan betapa banyaknya penebangan yang direncanakan dalam 5 sampai 10 tahun ke depan,” urai sang Profesor.

Ia juga mengutarakan, seharusnya tak ada lagi penebangan dalam radius 5 hingga 10 kilometer dari wilayah kota untuk memastikan ‘bahwa kita tak menambah resiko ekstra melalui pembalakan liar’.

“Ada kebutuhan untuk merevisi kebijakan hutan secara menyeluruh di negara bagian ini untuk mengurangi resiko kebakaran hutan. Kita perlu membiarkan hutan memulihkan diri dan mengembangkan hutan basah yang memiliki efek pencegah kebakaran,” jelas Profesor David.