ABC

Pemandu Wisata Sri Lanka Klaim Banyak Turis Australia Bosan ke Bali

Semakin banyak turis asal Australia yang sudah bosan dengan destinasi tradisional sebelumnya yang popular bagi mereka seperti Bali dan Thailand, dan sekarang mengalihkan pilihannya ke Sri Lanka.

  • Sejak tahun 2014 jumlah turis Australia ke Sri Lanka naik 10, 7 persen
  • Seorang operator wisata mengatakan ini karena warga Australia mulai bosan dengan kunjungan ke tempat seperti Bali dan Thailand
  • Operator wisata dari Sri Lanka sekarang mengunjungi Queensland untuk belajar bagaimana Australia mengelola wisata

Demikian pernyataan dari seorang operator wisata Sri Lanka Rahula Perera kepada ABC. Dia merupakan seorang operator tur wisata alam di Sri Lanka.

Parera berada di Queensland untuk ikut pelatihan sebagai pemandu wisata, bersama dengan tiga warga Sri Lanka lainnya dan 70 delegasi dari Australia Utara.

Menurut data dari Departemen Luar Negeri Australia (DFAT) kenaikan tahunan jumlah turis Australia dalam lima tahun terakhir yang berkunjung ke Sri Lanka adalah 10,7 persen.

Perera mengatakan kompetisi yang ketat di cabang olahraga kriket antara Sri Lanka dan Australia berperan penting dalam mempromosikan negeri itu bagi tujuan berlibur warga Australia.

Perera berharap untuk mengubah hal tersebut. “Kami menyasar warga Australia karena semakin banyak dari mereka yang bepergian ke Sri Lanka,” katanya.

A man holds a green vine in his hands as he talks to another man next to him. Rock and moss in background.
Rahula Perera asal Sri Lanka (kiri) sedang berada di Queensland untuk belajar bagaimana mencontoh Australia dalam mengelola wisata alam.

Faktor kebosanan

Perera menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan menigkatnya turis Australia berkunjung ke Sri Lanka.

“Bila kita selalu pergi ke tempat yang sama terus, lama-lama akan bosan juga. Itulah yang mungkin terjadi dengan Bali,” ucapnya.

Dari data Biro Statistik Australia disebutkan, jumlah kunjungan turis Australia ke Indonesia turun 4 persen dalam periode Januari 2017-Januari 2018.

Namun dalam waktu bersamaan, jumlah kunjungan turis Australia ke China, Singapura dan Jepang naik 8,9 persen.

Jumlah kunjungan ke Thailand turun 3,7 persen di tahun 2017, namun turis Australia ini kembali lagi ke Thailand di tahun berikutnya dengan angka 7,7 persen.

Menurut Perera industri pariwisata Sri Lanka bisa belajar banyak dari Australia.

  • Selandia Baru — 1.4 juta
  • Indonesia — 1.17 juta
  • USA — 1.08 juta
  • Inggris — 600,000
  • Thailand — 590,000
  • China — 540,000
  • Singapura — 400,000
  • Jepang — 400,000
  • Fiji — 340,000
  • India — 370,000

*Angka Januari 2018

Para turis, katanya, ingin belajar dan mendapatkan pengalaman. “Namun masalahnya di Sri Lanka infrastruktur dan kebijakan tidak mendukung hal itu,” ujarnya.

Perera mengatakan pelaku wisata di Sri Lanka berusaha mengubah hal tersebut.

Melalui sebuah LSM setempat, pihaknya memberikan pelatihan bagi para pengemudi wisata safari misalnya.

“Kami melatih para operator safari mengenai hewan, bagaimana perilaku mereka, bagaimana mengemudi dengan baik, itu yang kami lakukan,” katanya.

Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini