ABC

Pemain Klub Bola Australia Berbagi Sel Dengan Pembunuh di Bangkok

Di dalam sel beton kecil di Thailand, Hakeem AlAraibi menemukan dirinya dikelilingi oleh para pembunuh dan pelaku “kekerasan”.

Poin Utama AlAraibi

Poin utama:

• Bahrain meminta Hakeem AlAraibi ditahan setelah menuduhnya merusak kantor polisi

• Menteri Luar Negeri Australia, Marisa Payne, bersumpah untuk mengupayakan kepulangan AlAraibi ke Australia dengan aman

• Kelompok hak asasi manusia, bersama dengan mantan pemain Socceroo, Craig Foster, mengadakan unjuk rasa yang menuntut pembebasan AlAraibi

Kondisi di sana jauh berbeda dari lapangan sepak bola di Melbourne yang sudah biasa baginya.

“Saya berusaha untuk berani,” katanya kepada ABC.

“Tapi di dalam, saya hancur.”

Pengungsi yang berbasis di Melbourne dan pemain sepak bola papan atas ini ditahan tahun lalu ketika ia turun dari pesawat di Bangkok untuk berlibur bersama istrinya, atas permintaan Bahrain, yang telah menghukumnya karena absen setelah merusak sebuah kantor polisi.

AlAraibi membantah tuduhan itu, seraya mengatakan ia bermain dalam pertandingan sepak bola yang disiarkan televisi pada saat kejadian dan ia dianiaya karena mengkritik kerabat keluarga kerajaan Bahrain.

Pada bulan Desember, pengadilan Thailand memerintahkan AlAraibi ditahan di penjara hingga 60 hari sementara Bahrain mengajukan kasus ekstradisinya.

Di situlah pemain bola ini tetap berada.

AlAraibi, yang diakui sebagai pengungsi dan diberikan status penduduk tetap di Australia pada tahun 2017, mengatakan ia harus tidur di sel bersama 50 tahanan lainnya.

"Beberapa dari mereka ada di sini karena membunuh orang. Hal-hal yang kejam," katanya sedih.

“Kami tidur di ruang kecil, Anda bahkan tak bisa berguling karena sangat sempit. Dan sangat panas.”

Hakeem AlAraibi mengatakan kondisi di sel penjaranya begitu buruk.
Hakeem AlAraibi mengatakan kondisi di sel penjaranya begitu buruk.

ABC News: Sophie McNeill

“Kami tidur di lantai beton.”

Seiring dengan bertambahnya hari penahanan AlAraibi, atlet berusia 25 tahun ini meminta Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, yang saat ini berada di Thailand, untuk campur tangan.

“Saya bertanya kepada Pemerintah Australia, tolong jangan lupakan saya,” katanya.

“Tolong bawa saya pulang ke istri saya.”

Ingin kembali ke Australia

Pejabat kedutaan Australia di Bangkok telah mengunjunginya seminggu sekali, kata Al Araibi, dan sebelum kunjungan yang telah diatur sebelumnya ke Thailand, Payne berjanji untuk mengadvokasi kepulangannya dengan aman.

Jika Pemerintah Australia menyetujui permohonan kewarganegaraannya, AlAraibi berharap hal itu akan membantunya keluar dari penjara.

Sementara itu, teman-temannya takut semakin lama AlAraibi ditahan, semakin kondisinya memburuk.

“Ia tak terlihat sangat baik meskipun ia berpikiran positif …ia hanya ingin kembali ke Australia,” kata Gonzalo Abascal, rekan satu tim di Pascoe Vale, yang berbicara dengan pria berusia 25 tahun ini dari penjara.

"Ia bilang ia tak bahagia di sana, tapi ia bisa menunggu, ia bisa kuat.

“Hal utama yang ia katakan kepada saya adalah ia tak ingin pergi ke Bahrain, karena ia tahu apa yang bisa terjadi padanya di sana.”

Tak ada respon dari Konfederasi

Pada hari Kamis (10/1/2019), kelompok hak asasi manusia mengadakan unjuk rasa di depan Sydney Opera House, menyerukan pembebasannya.

Mantan pemain Socceroo, Craig Foster, yang berbicara atas nama komunitas sepakbola Australia, mengatakan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) tidak melakukan cukup banyak untuk mendukung AlAraibi.

Hakeem AlAraibi, pemain bola papan atas, menerima dukungan dari komunitas olahraga.
Hakeem AlAraibi, pemain bola papan atas, menerima dukungan dari komunitas olahraga.

Supplied

Foster mengatakan, Presiden AFC, Sheikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa, seorang warga negara Bahrain, “dikenal oleh Hakeem (AlAraibi)”, yang secara terbuka mengkritik Pemerintah Bahrain pada tahun 2016.

“Ia adalah seorang pemuda yang sangat berani yang pada tahun 2016 menentang Pemerintah Bahrain, menentang Sheikh Salman, Presiden AFC, dan mengkritik mereka di depan umum dan perilaku mereka selama periode itu,” katanya.

Ia mengatakan kepada massa di sana, Sheikh Salman “berkewajiban untuk mendukung Hakeem (AlAraibi)”.

“Ia berkewajiban melakukan segala daya untuk mengadvokasi, baik pribadi maupun publik, dan menggunakan pengaruh besar sepakbola dengan Pemerintah Bahrain … juga dengan Pemerintah Thailand untuk membebaskan Hakeem,” katanya.

"Sampai sekarang, kebungkaman Konfederasi Sepak Bola Asia tidak hanya membingungkan, itu benar-benar memalukan di bawah kewajiban hak asasi manusia kita di dalam seluruh komunitas sepakbola."

Para pembela hak asasi manusia berharap perjuangan AlAraibi akan terbantu oleh peningkatan pengawasan terhadap Thailand karena kasus remaja Saudi yang sedang berlangsung, Rahaf Alqunun.

“Perhatian dunia benar-benar berbeda dalam kasus Rahaf,” kata Elaine Pearson dari Human Rights Watch.

“Kami melihat bagaimana media sosial bisa digunakan untuk benar-benar memobilisasi dan mengubah pikiran Pemerintah Thailand.”

Mantan pemain tim Socceroo, Craig Foster (tengah), dan sejumlah kelompok HAM berunjuk rasa di depan Sydney Opera House.
Mantan pemain tim Socceroo, Craig Foster (tengah), dan sejumlah kelompok HAM berunjuk rasa di depan Sydney Opera House.

ABC News

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Ikuti juga berita-berita lain di situs ABC Indonesia.