Peluang Patroli Bersama Australia-Indonesia di Laut China Selatan
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, memperkecil kemungkinan adanya patroli Angkatan Laut bersama dengan Indonesia di Laut China Selatan.
Menghadiri KTT Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA) di Jakarta, Menlu Bishop mengatakan, Presiden Indonesia Joko Widodo tak pernah menyebut adanya latihan bersama di antara kedua negara, meski ada laporan tentang hal itu sebelum kunjungannya ke Sydney sekitar lebih dari seminggu yang lalu.
“Saya yakin, Presiden (Jokowi) berbicara tentang kerjasama. Beliau tak berbicara tentang latihan bersama seperti itu, beliau berbicara tentang kerja sama dalam menjaga kebebasan wilayah terbang dan kebebasan navigasi di sepanjang Laut China Selatan,” jelas Menlu Bishop di sela-sela KTT IORA.
"Baik Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang mendalam akan perdagangan tanpa hambatan di sepanjang perairan ini dan di sepanjang langit Laut China Selatan," ujar Julie Bishop.
Setelah ditanya apakah patroli bersama akan terjadi, Menlu Bishop mengatakan: “Saya tak percaya itu yang beliau (Presiden Jokowi) ungkapkan.”
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar ‘The Australian’ sebelum kedatangannya ke Sydney, Presiden Jokowi sempat dikutip mengatakan: “Jika tak ada ketegangan, saya pikir sangat penting untuk melakukan patroli bersama-sama.”
KTT 21 negara Samudera Hindia ini telah menyepakati sebuah deklarasi untuk melawan terorisme dan ekstremisme dengan kekerasan, dan untuk meningkatkan keamanan maritim.
Di sela-sela pertemuan tersebut, prioritas utama Australia adalah untuk mengamankan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Indonesia, yang diharapkan kedua negara bisa dirampungkan tahun ini.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, menghadiri KTT di Jakarta ini pada hari Selasa (7/3/2017) dalam kunjungan 24 jam.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:50 WIB 6/3/2017 oleh Nurina Savitri.