ABC

Pelaut Makassar Tinggalkan Meriam Kuno di Darwin

Sebuah meriam kuno yang ditemukan di Dundee Beach, Darwin, Australia, di tahun 2010, dipastikan berasal dari tahun 1760-an atau sebelum kedatangan penjelajah Inggris Kapten Cook di wilayah itu. Para pelaut dari Makassar, yang waktu itu sudah menjelajah Australia Utara untuk mencari teripang, diperkirakan sengaja meninggalkan meriam yang diduga tiruan dari buatan Portugis atau Belanda.

Demikian dikatakan Paul Clark, kurator pada Museum and Art Gallery of the Northern Territory kepada ABC.

Keberadaan meriam yang dinamakan dundee swivel gun itu telah diperdebatkan di kalangan pakar arkeologi dan sejarawan sejak ditemukan oleh Christopher Doukas, seorang pelajar, ketika ia berjalan-jalan di sepanjang Dundee Beach, tiga tahun lalu.

Sebagian pakar menduga, senjata berukuran 107 sentimeter itu berasal dari Portugis yang umum digunakan di tahun-tahun 1500-an. Artinya, menurut dugaan ini, meriam itu termasuk benda kuno Eropa paling tua yang ditemukan di Australia, dan kemungkinan akan mengubah buku sejarah.

Namun analisis dari kurator Paul Clark mendapati, meriam itu kemungkinan tiruan dari sebuah swivel gun Portugis atau Belanda, dan berasal dari kapal para pedagang Makassar, jauh sesudah tahun-tahun 1500-an.

Ia menjelaskan, pasir di dalam laras meriam itu mengindikasikan bahwa senjata ini ditinggalkan di tahun 1743, dengan kemungkinan kisaran lebih atau kurang 40 tahun di sekitar tahun tersebut.

Clark mengatakan, hal ini menguatkan dugaan sebelumnya, bahwa para pedagang Makassar, yang datang ke Australia untuk mengambil teripang, meninggalkan senjata tersebut, bukan para penjelajah Portugis.

Kapten Cook sendiri melaporkan melihat pesisir timur Australia di tahun 1770, atau setelah meriam Dundee tersebut ditinggalkan oleh pelaut-pelaut Makassar.