ABC

Pelaku Penikaman di Sydney Terinspirasi ISIS

Polisi NSW menyatakan seorang pria berusia 22 tahun didakwa atas kasus serangan terorisme di Sydney Barat Daya yang terinspirasi oleh kelompok Negara Islam ISIS.

Ihsas Khan dituduh menikam Wayne Greenhalg (59) beberapa kali di sebuah dam di Olhlfsen Road di Minto pada Sabtu sore.
Korban menderita luka-luka disekujur tubuh dan tangannya, dan hingga kini masih di rawat di rumah sakit dalam kondisi serius.
Khan didakwa melakukan tindak terorisme dan percobaan pembunuhan.
Dia telah muncul di Sidang Jaminan di Parramatta, dan permohonan jaminannya ditolak. Dia akan kembali disidangkan di pengadilan pekan depan.
“Kami akan menetapkan dakwaan terhadapnya sebelum pengadilan berlangsung dan ini adalah tindakan yang terinspirasi oleh ISIS, itu adalah tindakan yang disengaja dan itu mengakibatkan seseorang terluka sangat serius,” kata Wakil Komisaris Polisi Catherine Burns.
Saksi mengatakan Greenhalg berlari menuju sebuah salon rambut di dekatnya setelah berhasil melarikan diri dari penyerangnya.

Profil Khan dikenali polisi tapi tidak ada yang berkaitan dengan semua kelompok teroris yang diketahui, kata Wakil Komisaris Catherine Burns.
“Kita tahu bahwa orang ini memiliki keyakinan ekstremis yang kuat dan terinspirasi oleh ISIS,” katanya.
“Dia bukan tokoh yang kuat atau menjadi pusat incaran dalam operasi yang kami lakukan saat ini.
“Kami tidak percaya dia terhubung dengan kelompok teroris. Ini adalah tantangan.”
Ketika polisi tiba di tempat kejadian, Sabtu, Khan diduga berusaha menusuk seorang petugas melalui jendela mobil.
“Kami menyatakan bahwa ia akan menyerang [petugas] juga,” kata Wakil Komisaris Burns.
Pemilik salon terlindungi korban penusukan

Salon penata rambut di Minto tempat pria korban penikaman melarikan diri.
Pemilik salon di Minto menyelamatkan korban penikaman dengan membawanya masuk ke salonnya.

ABC News: Jackson Vernon

Suami dari pemilik salon mengatakan tindakan istrinya membantu menyelamatkan Greenhalg setelah tetangga lain juga melakukan intervensi.
“Tetangga saya pulang, tidak pada waktu biasanya, dia pulang ke rumah langsung usai menyaksikan pertandingan sepak bola anaknya,” kata Andrew Horton.
“[Dia] melihat penyerang memiliki pisau, [dia] keluar dari mobil dan membuka pintu mobilnya seketika sehingga pria itu sedikit bisa dihalangi,”

Pria itu tidak menyaksikan insiden penusukan namun mengatakan istrinya mengatakan kepadanya bahwa korban mencari perlindungan di salon terdekat, dan itu adalah salon miliknya.
“Isteri saya tahu kalau pria itu telah ditikam dan pelakunya tidak berada jauh dibelakangnya … tapi isteri saya tidak kehilangan akal sehatnya sehingga sempat mengunci pintu,” katanya.
Horton mengatakan ia menduga penyerang berusaha masuk dengan memecahkan pintu kaca salon tapi polisi tiba dalam waktu singkat.
Sebuah pisau besar diambil dari lokasi kejadian untuk pemeriksaan forensik oleh polisi.
Horton mengatakan Greenhalg telah menikah dan memiliki tiga anak.
Wakil Komisaris Burns mengatakan kejadian ini jelas melibatkan sejumlah unsure perencanaan, tapi tidak diketahui sudah berapa lama perencanaan itu dilakukan.
Tetangga mengatakan kepada ABC bahwa seorang pria di daerah itu telah bertindak mencurigakan selama setahun terakhir.

Ada kesamaan dengan serangan 11/9

Seorang pria didakwa dalam serangan teror di Minto
Dam di Minto, Sydney tempat terjadinya penikaman.

ABC News

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan ada kesamaan antara kejadian penikaman ini dengan serangan teroris 9/11 di Amerika Serikat 15 tahun yang lalu.
“Pada satu tingkat, mereka tampak sangat berbeda. Tapi yang menghubungkan mereka berdua adalah ideologi Islam kekerasan yang menyimpang dari agama Islam dan berusaha menghancurkan dan mengancam cara hidup kita,” kata Turnbull kepada wartawan.

Dia mengatakan koneksi lain adalah heroisme anggota masyarakat di lokasi berlangsungnya kedua peristiwa ini.

Jaksa Agung George Brandis sebelumnya memuji petugas polisi serta anggota masyarakat yang membantu korban di lokasi kejadian.

“Ini adalah sikap yang sangat terpuji, tanpa keberanian warga melakukan melakukan intervensi, nyawa korban tidak akan tertolong, kata Senator Brandis.

Menyusul peningkatan status ancaman terror dua tahun lalu, polisi dan badan keamanan Australia telah berhasil ”menggagalkan dan mencegah 10 [insiden]”, Senator Brandis menambahkan.

Pemerintah Federal akan memperkenalkan dua buah UU baru dari Undang-undang anti-terorisme kepada Parlemen Federal minggu ini.

UU yang pertama akan memberlakukan perintah pengawasan kepada pelanggar UU Anti Terorisme kepada pelaku berusia mulai dari 14 tahun, sementara yang UU yang lain akan memungkinkan pihak berwenang menahan terpidana teroris yang telah menyelesaikan hukuman mereka jika mereka dianggap berisiko kepada masyarakat.

Undang-undang Resiko Tinggi Pelanggaran Terorisme ini mirip dengan aturan yang berlaku di beberapa negara bagian di Australia terhadap pelaku kejahatan seksual dan mengikuti kesepakatan di-prinsip memukul dengan pemerintah negara bagian dan teritori.

“Sayangnya ada beberapa kasus di mana seseorang yang telah dihukum dan dipenjarakan karena kejahatan terorisme, setelah mereka menjalani hukumannya mereka tetap belum berubah dan tetap memiliki tekad yang sama untuk melakukan rencana terorisme yang telah membuat mereka dipenjarakan, “kata Senator Brandis.

Senator Brandis mengatakan dua buah undang-undang ini sudah direncanakan selama beberapa bulan sebelumnya dan bukan respon atas insiden penikaman di Minto.

Diterjemahkan pukul 16:00 WIB, 11/9/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.