ABC

Pelaku KDRT di Australia Pakai GPS Lacak Korbannya

Sejumlah pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Australia menggunakan alat pelacak GPS untuk mengetahui keberadaan korban yang sedang meminta perlindungan di tempat penampungan.

Demikian diungkapkan Robyn Martin dari lembaga penampungan pengungsi perempuan Beryl Women Inc di Canberra.

"Kian banyak pelaku yang mempergunakan teknologi GPS dan internet untuk melacak keberadaan korbannya," jelas Robyn kepada ABC.

Ia mengatakan, kerahasiaan lokasi perlindungan korban KDRT sangat perlu dijaga. "Ini untuk melindungi korban wanita dan anak-anak yang mengalami trauma KDRT," jelasnya.

Lembaga penampungan ini mampu menampung sembilan keluarga, dan sekaligus menangani 20 perempuan korban KDRT yang menyebar di dalam masyarakat.

Menurut Robyn Martin, ia dan staf pengelola merasa prihatin dengan meningkatnya penggunaan GPS untuk melacak keberadaan korban.

"Ada korban KDRT yang kami tangani ternyata bisa ditemukan oleh pelaku yang sebelumnya memasang alat pelacak di mobil korban," katanya. "Pelaku datang ke tempat kami dan meminta korban untuk pulang."

"Selain itu, ada pula korban yang sedang dalam perlindungan kami ternyata bisa dilacak melalui Facebook, karena teman korban tanpa sengaja mengupdate informasi terkait korban," tambah Robyn.

Ia menjelaskan, korban terpaksa harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Robyn mengatakan tiga pelaku KDRT muncul ke lembaga tersebut mencari korbannya beberapa waktu lalu.

Karena itu, katanya, pihak pengelola lembaga ini meningkatkan pengamanan meskipun penggunaan teknologi seperti GPS menjadi tantangan tersendiri.