ABC

Pelajaran Musik dan Kehidupan Bagi Anak Kurang Beruntung

Dua remaja dengan seragam pramuka terlihat sedang memetik gitar elektrik, mereka berlatih untuk sebuah konser yang akan digelar.

Di lantai bawah, anak-anak dengan usia lebih muda duduk bersila memainkan ukulele, saat seorang anak laki-laki berpakaian Superman masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan peralatan rekaman modern.

Suasana seperti ini mungkin bukan sesuatu yang Anda harapkan saat masuk ke sekolah musik di kawasan kumuh,

Tapi, Musik Khlong Toey Program (KTMP) bagaikan sebuah oasis di lingkungan yang keras, dengan kira-kira 100.000 orang memadati jantung kota Bangkok, Thailand.

“Ini adalah masalah biasa di komunitas kumuh, seperti kekerasan, kecanduan narkoba, kebiasaan alkohol dalam keluarga,” kata Geraldine Nemrod, yang akrab dipanggil “Gigi”. Gigi adalah perempuan asal Perancis, yang ikut mendirikan KTMP.

“Terkadang keluarga mereka benar-benar hancur, beberapa anak tidak mengenal orang tua mereka dan mereka tinggal dengan neneknya.”

Tapi setiap Kamis dan Sabtu, adalah hari bermusik.

“Mereka bisa melupakan masalah kehidupan sehari-hari dan mereka tumbuh, bersenang-senang, serta mengekspresikan diri mereka melalui musik dan seni,” kata Gigi.

Nichada Nudang seorang gitaris utama adalah salah satu siswa yang paling berkomitmen, meski pilihan instrumennya lebih cocok beraliran rock ‘n’ roll.

“Saya seorang gadis dan memilih bermain gitar agar terlihat keren,” katanya.

“Saya bisa ketemu teman dan bermain musik, kita sama-sama merasa bersatu,” kata pemain bass dengan julukan “Bank”, yang nama aslinya adalah Suttipong Sawangkhokegruad.

Dua gadis sedang bernyanyi di atsa panggung ditemani beberapa gitaris
Penampilan saat manggung.

ABC News

Ini adalah latihan terakhir sebelum pertunjukan tahunan besar band alternatif.

“Kami benar-benar tidak memilih mereka, jika mereka bisa memainkan lagu yang akan kita tampilkan, berarti mereka bisa bergabung,” kata Gigi.

“Anak-anak sudah tidak sabar lagi.”

Belajar kehidupan

KMTP sudah dimulai sejak tahun 2012, didirikan oleh Gigi dan gitaris Thailand, Siriporn “Amm” Pomwong

Terinspirasi oleh gerakan Playing for Change, sebelum mereka resmi bergabung dengan organisasi internasional tersebut di tahun 2013.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

“Kita semua musisi dan kita tahu bagaimana musik bisa membawa kehidupan bagi anak-anak, jadi kita ingin berikan kesempatan itu kepada anak-anak lain yang tak memiliki kesempatan,” ujar Gigi.

Sekolah musik ini didanai dari hasil sumbangan, dengan dukungan Playing for Change dan penggalangan dana, seperti “Pimp my Ukulele”, yang menjual ukulele yang dicat oleh para selebritas Thailand.

Pelajaran menari rencanannya akan dibuka, tapi KTMP berharap secara perlahan akan memiliki gerakan lebih dari menari dan bermusik.

“Saya rasa mereka bisa belajar tentang ketekunan, tentang komitmen, [jika] Anda ingin menjadi baik dalam sesuatu, Anda harus bekerja keras,” ujar Gigi.

Seorang anak duduk dan bermain alat musik keyboard lewat pengarahan seorang dewasa
Seorang anak kecil sedang belajar bermain keyboard.

ABC News.

Saatnya tampil di panggung

KTMP juga bertujuan untuk membangun rasa kepercayaan diri anak dan tampil di panggung secara langsung lewat keberanian bermusik.

Festival Kod Indy menampilkan lebih dari 100 band alternatif di acara yang tak memperbolehkan konsumsi alkohol.

Beberapa band lain membawakan musik yang lebih berat dari KTMP.

Di panggung lain, seorang drumer melompat dari alat musiknya, melemparkan simbal, sambil penyanyi yang menarik senar gitarisnya.

Tapi tak ada yang bisa mengalahkan kelembutan KTMP.

Dua anak remaja dan seorang dewasa sedang sama-sama memegang gitar
Suasana saat anak-anak sedang belajar memainkan alat musik gitar.

ABC News

Setelah tak tahu kapan mulainya, band ini tampil, dan di lagu terakhir setelah mereka tampil 30 menit, mereka akhirnya menampilkan alunan yang nikmat.

“Kebebasan dan keadilan … kita bisa membuat dunia jadi tempat yang lebih baik,” lirik lagu yang dinyanyikan dua gadis muda dengan diiringi ukulele.

Setelah itu, gitaris Nichada Nudang terlihat berseri-seri.

“Saya sempat gemetaran di panggung, tapi merasa sangat senang karena orang-orang datang untuk menonton kami,” katanya.

“Saat sedang memainkan gitar solo, saya sempat membuat beberapa kesalahan, tapi saya akhirnya menyelesaikannya.
Jadi, apakah kamu terlihat keren di atas panggung?

“Ya, tentu saja, bagi saya, saya merasa keren,” katanya.

Anda bisa membaca laporannya dalam bahasa Inggris disini.