ABC

Pelabelan Produk Kelapa Sawit Demi Orangutan

Remaja terbaru di Kebun Binatang Melbourne, yakni Malu si orangutan Sumatera, telah menandai ulang tahun ke-13-nya dengan cupcakes yang terbuat dari buah favoritnya, yaitu sayuran dan ubi jalar tumbuk.

Remaja petualang ini sempat memicu isolasi kebun binatang tahun lalu ketika ia melarikan diri dari kandang, memaksa evakuasi di kebun binatang di saat para penjaga menenangkannya dan mengembalikannya ke kandang.

Tapi pada hari ulang tahunnya, orangutan jantan ini begitu senang ditempatkan di luar kandang dan merumput menikmati pesta ulang tahunnya, membuka bungkus kadonya yang berisi makanan tersembunyi.

Penjaga primata, Fiona Lacovangelo, mengatakan, Malu adalah “tipikal remaja” tapi punya tempat khusus di hati kebun binatang ini karena ia adalah orangutan Sumatera pertama yang dilahirkan di Melbourne dalam waktu yang sangat lama.

"Ia pastinya remaja petualang dan sangat menyenangkan -super aktif – dan ia punya sedikit sikap juga, yang saya kira itulah yang Anda harapkan dari seorang hewan remaja," jelas Fiona Lacovangelo.

Kebun binatang ini telah menggunakan ulang tahun Malu untuk sekali lagi menyoroti penderitaan orangutan Sumatera yang sangat langka di alam liar.

Saat ini, diperkirakan, hanya ada antara 5.000 hingga 7.000 orangutan yang tersisa di dunia.

Habitat hutan hujan mereka sedang dimusnahkan untuk memperluas perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara, dan orangutan yang tak terbunuh ketika pohon ditebang dipaksa untuk pindah dan bersaing dengan hewan lain memperebutkan sumber makanan.

Minyak kelapa sawit ada di 50% barang supermarket

CEO Kebun Binatang Victoria, Dr Jenny Gray, mengatakan, minyak sawit digunakan sebagai kandungan dalam lebih dari 50% item Australia yang dibeli di supermarket, dan sering dicap sebagai minyak nabati.

"Minyak kelapa sawit, walau merupakan minyak yang bagus dan orang senang menggunakannya, itu juga sangat merusak lingkungan ketika tak diproduksi secara berkelanjutan," jelas Jenny Gray.

“Orang yang mencintai orangutan, tak ada yang akan menyakiti mereka secara sadar,” sambungnya.

“Pengalaman yang sangat menyentuh ketika datang ke Kalimantan pada awal tahun ini dan mengunjungi orang-orang di Pusat Penyelamatan Orangutan Kalimantan.

“Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa menyelamatkan orangutan yang dimiliki sebagai hewan peliharaan dan juga hewan-hewan lain yang benar-benar keluar dari hutan, setelah kebakaran dan perusakan habitat, mereka benar-benar kelaparan,” utaranya.

Kebun Binatang Victoria mendesak pemerintah untuk memberlakukan wajib label kelapa sawit pada sejumlah produk dan telah mengumpulkan lebih dari 50.000 tanda tangan pada petisi sebagai bagian dari kampanye ‘Don’t Palm Us Off’.

"Kami telah memintanya selama lebih dari sembilan tahun … Pemerintah akan mempertimbangkan [masalah] ini di bulan November jadi ini benar-benar momen di mana kami bisa membuat perbedaan dan membiarkan suara kami didengar," ungkap Dr Jenny Gray.

Tanggal 29 Juli juga menandai Hari Harimau Sedunia dan Kebun Binatang Melbourne mengatakan, sekarang hanya ada sekitar 350 harimau Sumatera yang tersisa di alam liar, sebagian karena perusakan habitat untuk membuat perkebunan kelapa sawit.