ABC

Pekerja Asing di Australia Dibayar Lebih Rendah

Sebuah serikat pekerja berpengaruh di negara bagian New South Wales mengatakan bahwa para pekerja dengan latar belakang migran mendapat bayaran lebih rendah dari standar nasional untuk pekerjaan yang diiklankan dalam bahasa asing, bukan Inggris.

Unions NSW mengatakan 80 persen contoh iklan lapangan kerja online dalam bahasa Korea, Mandarin (China), dan Spanyol di Australia menawarkan upah lebih rendah dari seharusnya.

Selama penyelidikan yang dilakukan dua tahun, beberapa orang dipekerjakan oleh Unions NSW untuk berpura-pura mencari kerja, guna mengumpulkan data.

“Banyak sekali, jumlah pekerjaan yang tidak memberikan gaji sesuai peratutran, khususnya bagi mereka yang bahasa pertamanya bukan Inggris.” kata Sekretaris Unions NSW Mark Morey.

“Kami menemukan 4 dari lima lowongan kerja menawarkan upah lebih rendah, berarti sekitar 80 persen.”

Organisasi tersebut, yang akan menerbitkan laporan resmi hari Senin (17/7/2017) mendesak agar serikat pekerja mendapatkan hak untuk memasuki tempat kerja dan memeriksa catatan pembayaran upah.

“Kami akan mengajukan hal tersbut dalam konprensi serikat pekerja di NSW beberapa minggu ke depan.”

“Tetapi kami juga mendesak kepada pemerintah Turnbull, ataupun pemerintahan Partai Buruh di masa depan, untuk memastikan bahwa walau bahasa pertama anda bukan Inggris, anda tidak seharusnya diperlukan tidak adil.”

Pekerja migran tidak sadar akan hak mereka

Angela, yang pindah dari Korea Selatan dan dipekerjakan sebagai penterjemah oleh Unions NSW mengatakan para pemilik usaha yang membayar lebih rendah sering kali memiliki alasan untuk membenarkan hal tersebut terjadi.

“Beberapa orang mengatakan ‘bila anda bekerja di Korea, kamu saya bayar $ 5, dan di sini saya membayar lebih tinggi. Jadi mestinya ini tidak terlalu buruk bukan.” katanya.

Iklan dalam bahasa Korea di Australia mencari pekerja migran
Iklan dalam bahasa Korea di Australia mencari pekerja migran

Supplied

Ketika Angela pertama kali tiba di Australia, dia bekerja memetik buah blueberries dan mendapat bayaran antara $ 4 sampai $ 6 (sekitar Rp 40-60 ribu) per jam.

Dia mengatakan tidak tahu kalau mendapat bayaran lebih rendah dari sehrusnya, karena dia tidak sadar dengan haknya sebagai pekerja, dan juga karena yang lain mendapat bayaran yang sama.

“Saya dan teman-teman saya, warga Korea. Kami sadar sepenuhnya mengenai hal ini, bahwa kebanyakan perusahaan akan membayar di bawah upah minimal.” katanya lagi.

Ini juga pengalaman yang sama di Brisbane oleh Heilok, yang berasal dari Hong Kong, bahwa dia mendapat bayaran tidak seharusnya ketika tiba pertama kali di Australia.

Heilok kemudian menghubungi Fair Work Ombudsman dan mendapat pemberitahuan bahwa dia seharusnya mendapat upah sekurangnya $ 20 perjam menurut aturan.

Iklan dalam bahasa Mandarin (China) di Australia
Iklan dalam bahasa Mandarin (China) di Australia

Supplied

Semakin meningkat jumlah pekerja yang dibayar lebih rendah

Stephen Clibborn, dosen di University of Sydney Business School yang juga editor Journal of Industrial Relations, mengatakan jumlah pekerja yang dibayar lebih rendah ini semakin meningkat.

“Dalam dua puluh tahun terakhir, kita melihat peningkatan besar-besaran migrasi, dan mereka biasanya terkonsentrasi ke beberapa kawasan tertentu, seperti di kota, dan para pekerja ini rawan dieksploatasi.” kata Dr Clibborn.

Dia mengatakan masalahnya adalah bahwa para pemilik usaha tahu bahwa kecil kemungkinan apa yang mereka lakukan membayar lebih rendah akan ketahuan.

“The Fair Work Ombudsman, yang sudah melakukan apa yang bisa mereka lakukan, sebenarnya memiiki sumber daya terbatas.” katanya.

“Mereka hanya memiliki sekitar 250 inspektur untuk memeriksa seluruh tempat kerja di Australia.”

“Mereka tentu saja tidak bisa bereaksi terhadap laporan, dan mereka hanya bisa menerapkan kebijakan strategis.” kata Dr Clibborn.

Diterjemahkan pukul 12:30 AEST 17/7/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini