ABC

Pejabat NT Undang Trump Berkunjung Pelajari Kemajemukan

Kepala Menteri Wilayah Utara Australia (NT), Michael Gunner, mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, akan menuai manfaat jika berkunjung ke wilayahnya. Ia mengatakan masyarakat di negara bagiannya yang beragam dan multi-kepercayaan telah membuktikan bahwa ada cara hidup yang lebih baik dan lebih toleran.

Gunner, yang mengutip langsung sejumlah pernyataan Trump yang bernada rasial itu, mengatakan, ia sudah mengundang Presiden terpilih dari Partai Republik tersebut untuk berkunjung ke NT.
Dia juga mengatakan, penting bagi NT untuk memelihara hubungan dengan AS, segera setelah terpilihnya pengusaha asal New York itu sebagai Presiden AS yang baru.

“Datanglah ke NT, secara strategis kami begitu penting bagi kawasan ini, tidak hanya Amerika, dan kami memiliki masyarakat yang luar biasa disini, dan saya kira Presiden AS terpilih akan diuntungkan dari kunjungannya kemari.”
“Saya tumbuh besar di Alice Springs dikelilingi oleh warga Amerika; saya melihat dampak positif yang didapat warga Amerika dari masyarakat kami,” ujarnya.

Michael Gunner mengunjungi kawasan regional di Northern Territory
Kepala Menteri NT, Michael Gunner bersama pemilih setelah pemilu di NT.

ABC News

Dia mengatakan, Menteri Pertahanan Australia, baru-baru ini, menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat untuk menanamkan saham di bidang infrastruktur senilai 2,1 miliar dolar (atau setara Rp 21 triliun) dan berpendapat warga Amerika akan menghormati kesepakatan tersebut.
Dia juga mengatakan, jika Trump merealisasikan janji kampanyenya untuk meminimalkan kehadiran AS di Asia, maka hal ini justru bisa memberikan keuntungan bagi hubungan NT-China
“China amat berminat [berinvestasi] di sektor pangan dan sumber daya NT lainnya dan banyak melakukan upaya bersama kami, jadi apapun yang bisa mendorong China untuk bisa berinvestasi di Australia itu sangat positif.”

Kekhawatiran atas penutupan fasilitas Militer di Alice Springs

Penduduk Alice Spring mengungkapkan kekhawatirannya di media sosial bahwa rencana pertahanan Trump bisa memicu terjadinya pengurangan karyawan atau penutupan fasilitas Pertahanan Gabungan Australia-Amerika ‘Pine Gap’ yang berlokasi di selatan wilayah itu.
Tapi fasilitas itu akan tetap penting bagi kemampuan Amerika untuk memonitor kawasan dan menguasai seluruh sistem tempur buatan Amerika yang dimiliki Australia, termasuk program tempur gabungan dan rudal untuk jet tempur penghancur, kata Associate Professor Wayne Reynolds dari Universitas Newcastle.

“Sebagai bagian dari sistem pengawasan udara, pengintaian dan sistem pertempuran yang luas, fasilitas ini menjadi sangat, sangat penting.”
Dia menepis argumen bahwa terpilihnya tokoh yang cenderung memicu perselisihan, seperti Trump, akan membuat Pine Gap semakin besar peluangnya menjadi sasaran kekuatan nuklir di kawasan itu, mengingat fasilitas tersebut tidak lagi sepenting di masa Perang Dingin dalam memandu rudal nuklir.
“Kapasitas negara-negara [lain] untuk menarget Pine Gap dari tempat manapun sudah jauh berkurang ketimbang di masa lalu,” katanya, sambil menambahkan bahwa Rusia dan China memiliki kekhawatiran [karena lokasinya] lebih dekat dengan negara mereka dan sistem “primitif” Korea Utara tidak dianggap sebagai suatu ancaman.

Warga Amerika lelah ‘dimanfaatkan secara militer’

Menurut Associate Professor Wayne Reynolds, ketika Trump menyerukan agar sekutu AS membiayai sendiri upaya pengamanan kawasan yang melibatkan pasukan AS, ia pasti merujuk pada negara di luar Australia, mengingat Australia adalah “salah satu importir peralatan pertahanan Amerika terbesar di dunia”.
Sementara Neil James, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertahanan Australia, mengatakan, belanja pertahanan Australia-Amerika memiliki momentum ‘lebih besar dari pemilihan presiden manapun” di baliknya.
Dia memandang, masa depan pertahanan di kawasan NT akan ‘tetap kokoh seperti saat ini’ dan status hukumnya akan baik-baik saja mengingat Pemerintahan Trump akan menekan Pemerintah Federal untuk tidak mengurangi anggaran pertahanan di bawah 2 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (GDP).
“Jika belanja pertahanan tetap dipertahankan pada level yang sepantasnya ketimbang mengikuti dinamika rezim politik, saya pikir semua orang di Australia cenderung akan diuntungkan, khususnya mereka yang di wilayahnya terdapat fasilitas pertahanan, karena fasilitas itu pasti akan diperbarui dan dalam beberapa kasus akan diperluas,” katanya.

Tahun depan, jumlah marinir AS yang ditempatkan di wilayah Ujung Utara Australia akan mencapai 1.250 orang. Jumlah ini tidak berbeda dengan penempatan pada tahun 2016.
Komandan Brigade Pertama di Robertson Barack, Ben James, mengatakan, penempatan penuh marinir AS sebanyak 2.500 orang, baru akan dicapai pada tahun 2020.
Diterjemahkan pada pukul 16:15 WIB, 10/11/2016, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris ini.