ABC

Pejabat Baru di Darwin Salahkan Pejabat Sebelumnya

Walikota baru Kota Darwin yang dikenal blak-blakan, Kon Vatskalis, mencemooh mantan pejabat Pemkot sebelumnya karena membuat “keputusan bodoh” dan “menjengkelkan para pemilih”. Dia berjanji memimpin sebuah tim untuk merevitalisasi kota yang sedang lesu tersebut.

Vatskalis secara resmi dinyatakan walikota pada hari Senin (1/4/2017) pagi setelah memenagkan pemilu 27 Agustus lalu.

Dia merupakan walikota pertama Kota Darwin kelahiran Yunani. Dia mengaku karir politiknya sampai saat ini masih mengejutkannya.

Dia bermigrasi ke Australia pada 1983, dan kemudian duduk sebagai wakil rakyat selama 13 tahun di parlemen negara bagian Northern Territory. Dia mewakili dapil Casuarina dalam Pemerintahan Partai Buruh.

Dia mengatakan kemenangannya merupakan kemenangan bagi multikulturalisme.

“Ini penghormatan khusus karena saya merupakan walikota Darwin pertama yang lahir di Yunani. Dengan mempertimbangkan populasi Yunani, hal ini penting karena hal ini mencerminkan multikultural Darwin yang sebenarnya sejati. Siapa pun tidak masalah dari mana asalnya, dapat meraih posisi seperti walikota,” katanya kepada ABC Radio Darwin.

Dia mengaku didekati banyak pihak untuk kembali ke politik setelah pensiun pada tahun 2014. Dia menambahkan bahwa istrinya mengatakan “kebodohan belaka” yang membuatnya kembali.

Vatskalis mengatakan ibukota Australia Utara tersebut kini menghadapi kesulitan ekonomi dan membutuhkan dorongan.

Kon Vatskalis is refusing to concede after finishing second in the primary votes for the Darwin lord mayoral election.
Walikota terpilih Kota Darwin, Kon Vatskalis.

ABC News: Xavier La Canna

“Saya pernah melihat Darwin di saat-saat yang menyenangkan dan saya pernah melihat Darwin di masa-masa sulit. Dan inilah salah satu masa sulit yang akan kita hadapi,” katanya.

“Pada saat bersamaan, beberapa keputusan yang dibuat oleh pemerintah kota sebelumnya benar-benar membuatku bingung,” ujar Vatskalis.

“Saya tidak tahu mengapa Anda membuat keputusan bodoh seperti itu. Politik 101, jangan membuat para pemilih kecewa, namun mereka melakukan hal itu,” katanya.

“Tapi lebih dari itu, Anda memerlukan pemerintah kota untuk memimpin. Sayangnya saya pikir pemerintah kota sebelumnya tidak melakukannya,” tambah Vatskalis.

Dia mengatakan sebelum pemilu dia mendesak para kandidat untuk bekerja sebagai tim, apapun hasil pemilu. Dia berjanji bekerja sama dengan pemerintah kota bukan sebagai “Kon Vatskalis si walikota” untuk memperbaiki kota tersebut.

Menyangkal peran parpol

Vatskalis membantah bahwa partai politik berperan dalam pemilihannya. Dia mengatakan bahwa Pemerintah Partai Buruh di Northern Territory tidak berperan dalam kampanyenya.

“Saya setuju dengan tidak ada parpol (dalam pemerintahan kota). Itulah sebabnya saya memilih tidak memperpanjang keanggotaan saya di Partai Buruh ketika saya memutuskan mencalonkan diri sebagai walikota,” katanya.

“Partai Buruh tidak ada hubungannya dengan kampanye saya. Kampanyeku dibantu oleh teman saya dengan sumbangan teman dan uang saya sendiri,” tambahnya.

“Saya berupaya menemukan relawan untuk ditempatkan di TPS-TPS untuk memberikan kartu tata cara memilih. Namun kami berhasil,” kata Vatskalis lagi.

Vatskalis berada di urutan kedua di bawah Walikota Katrina Fong Lim dengan selisih sekitar 1.500 suara preferensi pertama. Namun setelah semua preferensi dibagikan dia berhasil mengumpulkan 15.769 suara mengalahkan petahana Fong Lim yang meraih 14.433 suara.

“Pada akhirnya, dua dari tiga warga tidak memilih walikota sebelumnya. Dia hanya mendapat 9.000 suara preferensi pertama dari 33.000 pemilih. Ini indikasi kuat bahwa warga tidak menginginkan lagi walikota sebelumnya,” kata Vatskalis.

“Distribusi suara adalah sistem yang kita miliki saat ini. Kita harus menjalaninya, suka atau tidak, sudah bertahun-tahun seperti itu,” katanya.

City of Darwin
Walikota Kon Vatskalis menyatakan jajaran Pemkot Darwin yang baru akan bekerja sebagai tim.

ABC: Xavier La Canna

Mengawasi

Vatskalis mengatakan jelas bahwa pemilih di Kota Darwin menginginkan perubahan.

“Saya pikir semua pihak mendapat pesan bahwa warga menginginkan sesuatu yang berbeda dari pemerintahan kota sebelumnya. Jika mereka belum mendapat pesan ini, tentu ada yang salah dengan mereka,” katanya.

“Hal lain yang kita ketahui dengan baik adalah bahwa warga menginginkan perubahan dan mereka sangat mengawasi kita,” ujarnya.

“Ini bukan apa yang akan saya lakukan. Ini adalah apa yang akan kita lakukan sebagai anggota terpilih untuk kota ini,” kata Vatskalis lagi.

Dia menambahkan ingin agar Kota Darwin menjadi kota yang ramah bagi pejalan kaki.

“Saya ingin agar warga bisa datang ke pusat kota dan berbelanja… lalu bagaimana kita menghidupkan kembali mal tanpa mengabaikan daerah pinggiran kota?” dia berkata.

Dia berencana menangani masalah parkir dengan memberlakukan parkir gratis satu jam atau 90 menit di pusat kota. Menurut dia, parkir bebas 15 menit yang berlaku saat ini tidaklah cukup.

“Saya tidak percaya bahwa parkir mobil merupakan sumber pendanaan bagi pemerintah kota. Hal itu seharusnya demi kenyamanan masyarakat,” katanya.

Vatskalis juga ingin memeriksa pajak lokal, dengan menyebutkan bahwa hal itu tidak perlu naik 3 persen setiap tahun. Dia juga ingin mendiskusikan dengan pemerintah negara bagian mengenai pemindahan pengelolaan Waterfront kepada pemerintah kota setempat.

“Saya rasa tidak bida dipercaya bahwa kita memiliki tempat ikonik yang dikendalikan sebuah perusahaan yang tidak bekerja sama di bawah kendali Pemerintah Kota Darwin,” katanya.

“Kami memiliki banyak agenda yang saya yakin akan membuat kami sibuk selama empat tahun ke depan,” ujarnya.

Diterbitkan Senin 4 September 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia di sini.