ABC

Pejabat Australia Ingin Prioritaskan Pengungsi Minoritas Kristen Suriah

Sejumlah pejabat Australia menyatakan sebaiknya Pemerintahan PM Tony Abbott memprioritaskan untuk menerima tambahan pengungsi Suriah dari golongan minoritas Kristen.

Saat ini terjadi perdebatan mengenai jumlah tambahan pengungsi yang seharusnya diterima oleh Australia. Partai Buruh yang beroposisi menghendaki tambahan 10 ribu orang, sedangkan Partai Hijau (the Greens) meminta tambahan dua kalinya.

Di kalangan pemerintah sendiri, muncul isu lain mengenai pengungsi seperti apa yang seharusnya diterima.

Menteri Komuniksi Malcolm Turnbull misalnya secara terbuka meminta tambahan pengungsi Suriah dari kalangan Kristen. Sedangkan Menlu Julie Bishop menghendaki prioritas diberikan bagi pengungsi Yazidi.

Seorang anggota DPR faksi pemerintah yang tak bersedia disebutkan namanya kepada ABC mengatakan, sejumlah anggota koalisi pemerintah meminta PM Abbott agar "Tidak menerima pengungsi pria yang beragama Islam".

Menteri Turnbull menyatakan, dia sangat khawatir dengan nasib minoritas Kristen di Suriah.

"Mereka ini minoritas, mereka bertahan di Suriah selama ribuan tahun, sejak masa Kristus," katanya.

"Namun, di tengah meningkatnya sektarianisme di Timur Tengah, muncul keraguan apakah celah yang memungkinkan mereka bertahan selama ini masih eksis," tambah Turnbull.

Sementara itu Menlu Bishop menjelaskan, pemeritah Australia sedang mencari cara terbaik dalam menawarkan perlindungan temporer atau permanen bagi mereka yang melarikan diri dari krisis.

"Saya kira minoritas Kristen selama ini disiksa di Suriah dan bahkan jika konfliknya selesai mereka akan tetap disiksa," ujarnya.

"Makanya, saya yakin fokus kami nantinya adalah memastikan adanya akses kepada etnis dan kelompok agama yang disiksa yang tidak akan memiliki tempat kembali bahkan jika konflik selesai," tambah Menlu Bishop.

Kategori itu, katanya, mencakup warga Maroni, Yazidi, dan Druze, serta minoritas lainnya yang tersebar di Suriah dan Irak.

"Kami akan fokus pada para pengungsi yang berada di kamp-kamp pengungsi di Lebanon, Jordan, dan Turki," tambahnya.

Secara terpisah Senator Cory Bernardi dari faksi pemerintah juga mengemukakan agar Australia perlu fokus pada pengungsi dari kelompok minoritas.

"Warga Kristen di Timur Tengah termasuk kelompok penduduk yang paling tersiksa di dunia," katanya.

Bernardi, yang menginisiasi sebuah Komite Senat untuk menyelidiki sertifikasi halal di Australia, juga mempertanyakan motivasi puluhan ribu pengungsi yang kini memasuki Eropa.

"Bagi saya ini menjadi lingkaran oportunistis yang menutupi panggilan kemanusiaan yang sebenarnya," ucap Bernardi.

"Ini tantangan bagi kita untuk memilah mana yang oportunis dan mana yang benar-benar memerlukan bantuan," tambahnya.

Menanggapi pernyataan kalangan pejabat dari faksi pemerintah, Pemimpin Oposisi Bill Shorten memperingatkan bahayanya sikap membeda-bedakan pengungsi yang bisa diterima di Australia.

"Korban perang tidak mengenal agama. Kami di oposisi juga ingin menjamin keamanan dan keselamatan minoritas," katanya.

"Tapi jika anda perempuan, atau seorang bocah yang mungkin akan tenggelam di tengah laut, saya tidak akan melihat apa agama mereka. Saya hanya ingin memastikan mereka selamat," kata Bill Shorten.