Pedofil Australia Terungkap Menggunakan Profil Rekaan Komputer
Sebuah lembaga pegiat anak di Belanda yang menggunakan profil rekaan komputer seorang anak perempuan berusia 10 tahun asal Filipina berhasil mengungkap lebih dari seribu pedofil dari seluruh dunia, 46 orang diantaranya dari Australia.
Lembaga bernama Terre des Homes tersebut memasang gambar seorang anak perempuan yang diberi nama "Sweetie" dan segera setelah profil tersebut muncul ribuan pedofil dari 71 negara menghubungi Sweetie.
Lembaga yang bermarkas di Belanda tersebut memang ingin mengungkapkan mereka yang menggunakan internet untuk melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak (pedofil).
Lembaga tersebut sekarang berhasil memiliki data lebih dari seribu orang sebagai pedofil, dengan tersangka paling banyak berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Jerman, Turki, Italia dan Belanda.
Para pedofil ini semula mengira mereka berbicara dengan seorang anak perempuan asal Filipina, namun sebenarnya mereka sedang berbicara dengan sebuah tim yang bermarkas di sebuah gudang di Amsterdam.
Tim tersebut kemudian merekam semua pembicaraan guna menemukan identitas para pedofil, yang datanya sekarang sudah diserahkan ke Interpol.
Dari seribu nama yang diserahkan, 254 orang berasal dari Amerika Serikat, Inggris 110 orang, India 103 orang, Kanada 54 orang dan Australia 46 orang
"Dalam 10 minggu, kami berhasil melacak seribu pria dari seluruh dunia yang bersedia membawa Sweetie untuk melakukan gerakan seksual di depan kamera online." kata Direktur Terre des Hommes Albert Jaap van Santbrik.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa fenomena ini akan bisa menjadi seperti pornografi anak-anak yang sekarang sudah menjadi industri miliaran dolar karena dijalankan kelompok kriminal." tambah van Santbrik.
Terre des Hommes mendesak pihak berwenang untuk menangani masalah dimana anak-anak dibujuk untuk melakukan tindak seksual di depan kamera sehingga bisa disaksikan di tempat lain. Mereka mengatakan akan membantu dengan teknologi yang mereka kuasai.
"Para pedofil ini tidak akan mengaku. Korban juga tidak akan melapor ke polisi." kata seorang pegiat Terre des Hommes, Hans Guyt.
"Ini memerlukan cara berpikir baru dari pihak kepolisian."
Namun pendekatan Terre des Hommes ini mendapatkan kritikan dari Badan Polisi Eropa, Europol.
"Kami kita penyelidikan kriminal dengan menggunakan cara-cara rekaman harusnya hanya dilakukan oleh badan keamanan resmi." kata juru bicara Europol Soren Pedersen.
Reuters