ABC

Pebisnis Australia Diperingatkan Untuk Berhati-hati Dalam Berinvestasi di China

Para peternak Australia diperingatkan untuk tidak tergoda oleh hebohnya peluang bisnis di China.

Kesepakatan perdagangan bebas Australia-China yang baru berusia 1 tahun telah menumbuhkan harapan di masyarakat pedesaan Australia akan hadirnya era baru kemakmuran, tapi hal ini bisa memakan biaya lebih banyak dan waktu yang lebih panjang dari yang diperkirakan.
CEO perusahaan Elders di China, Craig Aldous, mengatakan, ia telah melihat banyak perusahaan yang kehilangan banyak uang karena berusaha membuka celah [bisnis] di China.
“Terlepas dari kehebohan dan kabar gembira yang mungkin anda baca di media Australia, realita di lapangan untuk berbisnis di China ternyata tidak mudah dan lingkungannya sangat kompetitif,” katanya.
“Pandangan yang menyederhanakan cara-cara berbisnis di sini tak berhasil.”
Elders tahu persis bagaimana sulitnya karena perusahaan ini sudah merugi banyak sekali di China selama 11 tahun sebelum akhirnya mencetak untung di tahun 2015.

“Saat ini kami memiliki posisi yang cukup kuat di pasar ritel.”
“Di sini [China], anda perlu memberikan tenggat waktu lebih panjang untuk mencapai tujuan anda, dan anda perlu memiliki modal yang cukup besar dan persiapan keuangan yang baik untuk berjaga-jaga jika kondisi tak berjalan baik, karena biasanya seperti itu,” kata Aldous.
Aldous mengatakan, banyak orang berpikir, China adalah pasar yang mudah untuk dijajaki karena data statistik seringkali ‘membuat terlena’ karena tingkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah populasi di sana.
“Kita berbicara tentang ratusan juta orang yang terangkat dari kemiskinan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir,” katanya.
“Tapi saya terus takjub akan betapa banyaknya pebisnis yang tenang dan rasional datang ke China, berani ambil risiko dan kemudian berubah sangat kecewa.”

Jangan berharap ada kesepakatan saat kunjungan pertama

Sistem hukum dan perizinan di China begitu kompleks dan mudah berubah
Sering kali, beradaptasi dengan budaya bisnis China, sambil masih menerapkan hukum dan etika berstandar Australia, adalah hal yang menantang dan memakan waktu.
Sebagaimana diungkapkan Aldous kepada delegasi peternak dan produsen makanan Australia di Shanghai baru-baru ini -satu kali perjalanan bisnis tidak akan merampungkan kesepkatan bisnis.

“Dan jika Anda memang berhasil membuat kesepakatan, mungkin ada sesuatu yang salah!”
Dia mengatakan, banyak orang teralihkan perhatiannya oleh peluang yang menarik di seluruh China, kehilangan fokus dan gagal.”

Belajar dari kesalahan

Elders berekspansi ke China sejak awal, membeli bisnis importir daging Australia di Shanghai pada tahun 2004, tapi Aldous mengatakan, perusahaannya melakukan dua kesalahan yang memakan biaya besar.
Pertama dalah mengimpor produk daging premium Australia termasuk makanan laut, bir, anggur, susu, minyak zaitun, domba dan sapi.
Tanpa menunggu lama, bisnisnya gagal.

“Kami terjebak dalam perangkap yang banyak orang alami di China dimana usahanya begitu luas dan sangat menarik, sehingga jika bisnis itu tidak berhasil maka anda tetap akan berpikir pada akhirnya bisnis anda akan sukses.”
Situs e-commerce Elders juga gagal.
“E-commerce merupakan ruang yang sangat menarik bagi banyak perusahaan saat ini, tapi itu memakan banyak biaya, dan saya kira jika anda melakukan bisnis e-commerce anda perlu melakukannya melalui situs-situs besar China,” tegas Aldous.

Daging sapi terbaik dan terus berkembang

Titik balik dari bisnis yang dijalankan Elders terjadi setelah keputusan untuk tetap berpegang pada produk yang amat mereka kuasai –yaitu daging sapi -diambil hampir 4 tahun lalu.
Perusahaan ini membenahi dirinya sebagai distributor merek-merek daging sapi Australia bermutu tinggi ke restoran ‘fine dining’ dan hotel-hotel.

“Kami beroperasi di 0,5 persen golongan atas dari pasar China yang bersedia membayar harga premium,” kata Aldous.
“Jika tahunnya baik, bisnis kami tumbuh 25 persen, jika tahunnya lesu, bisnis tumbuh di kisaran 5 sampai 10 persen.”
“Kami memproyeksikan bisnis kami akan terus tumbuh di kisaran 10 sampai 25 persen dari tahun ke tahun selama lima tahun ke depan, dan kami berharap dapat menggandakan bisnis kami selama periode tersebut.”

Willmer Colmenares
Juru masak Willmer Colmenares membeli daging Australia karena aman dan yang 'terbaik di dunia'.

ABC News

Elders mendistribusikan merek daging sapi Australia eksklusif di China termasuk Cape Grim dan Robbins Island Wagyu dari Tasmania, Blackmores Wagyu, dan label Diamantina milik Stanbroke dari Queensland.
Char, sebuah restoran dan steakhouse bintang lima di Shanghai, hanya menyajikan daging sapi Australia yang dipasok oleh Elders.
Kepala chef, Willmer Colmenares, mengatakan, dia membeli daging Australia karena reputasinya yang bersih dan ramah lingkungan.

“China baru saja mencabut larangan daging Amerika tapi karena pendekatan kualitas yang anda miliki, saya akan tetap menggunakan [produk] ternak Australia.”
Colmenares memperkirakan adanya masa depan yang cerah bagi produsen Australia seiring dengan selera warga China terhadap daging sapi yang berkembang pesat.
“Ketika saya datang ke Shanghai 5 tahun lalu, anda hampir tak bisa menemukan daging sapi di pasar, dan saat itu hanya ada satu atau dua steakhouse,” kisahnya.
“Char merupakan salah satu steakhouse yang pertama di Shanghai ..sekarang ini ada sekitar 50 steakhouse dan anda bisa menemukan daging sapi di seluruh pasar yang ada.

Char Char grill
Steak Blackmores wagyu seberat 180g dibandrol dengan harga $424 di Char restaurant.

ABC News: Pip Courtney

Berkomitmen jangka panjang

Walau memuji perjanjian perdagangan bebas, Aldous mengatakan, masih banyak yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah akses impor untuk serangkaian produk Australia.
“Di sektor pertanian saja misalnya, ada daftar panjang produk yang masih belum bisa masuk ke pasar China,” katanya.

“Saya percaya bahwa jika ada produk yang saat ini tidak diizinkan masuk ke China, tetapi investor Cina mengakuisisi bisnis di Australia yang mengekspor produk tersebut, maka peluang untuk mendapatkan akses ke China secara dramatis akan meningkat.”
Aldous mengatakan, masa depan ekonomi Australia banyak terhubung dengan China.
“China terus berkembang dan ada semakin banyak orang yang memiliki uang dan kepercayaan diri untuk membelanjakan uang tersebut, bepergian dan terlibat dengan seluruh dunia,” katanya.
“Ini memberikan peluang besar bagi perusahaan-perusahaan Australia.”
Aldous mengaku senang dapat berbagi cerita mengenai pengalaman berliku-liku yang dialami Elders di China jika itu berguna untuk menghentikan perusahaan Australia dalam membuat kesalahan yang sama.
“Pada akhirnya … kita ingin ratusan perusahaan Australia datang ke China, dan kami ingin mereka semua menjadi sukses,” katanya.