ABC

Pauline Hanson Dianggap Membuat Rasisme Hal Biasa

Pernyataan Senator Pauline Hanson soal Australia dalam keadaan bahaya dengan kebanjiran umat Muslim, telah dianggap membuat pernyataan rasisme jadi hal yang biasa.

Sejumlah warga Muslim dari Queensland, negara bagian asal senator Pauline Hanson, telah menganggap senator tersebut membuat rasisme jadi hal yang ‘mainstream’. Hal ini juga menandai titik balik dalam sejarah Australia.

Dalam pidato di depan anggota Senat, hari Rabu (14/09), pemimpin Partai One Nation tersebut menyerukan dihentikannya imigrasi umat Muslim ke Australia.

Juru bicara Dewan Islam di Queensland, Ali Kadri, menganggap Senator Hanson sama dengan kelompok teroris Al Qaeda, yang menyebarkan “ideologi kebencian”.

Ali Kadri menyerukan agar para pemimpin politik Australia mengutuk pidato Hanson itu.

“Saya orang Queensland dan seharusnya dia mewakili saya di Senat. Tapi ia begitu bodoh soal budaya dan agama saya, ini mengejutkan,” katanya.

Ali percaya pidato yang dinyatakan Pauline adalah titik balik yang signifikan. “Sayangnya ini akan membuat diskriminasi, rasisme menjadi hal yang dianggap biasa,” katanya.

“Ketika seseorang bisa berdiri di hadapan Senat dan mengatakan hal yang bukan hanya salah, tapi juga ilegal, dalam arti dia mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan konstitusi, maka kita memiliki masalah serius. Karena orang akan melihat hal ini sebagai tiket yang membuka kebebasan menjadi rasis dan mengungkapkan hal yang tidak benar dan tidak bermoral.”

Senator Hanson dalam pidatonya itu menyampaikan kepada Senat bahwa Australia “dalam bahaya dibanjiri oleh Muslim”.

“Terorisme tidak hanya dilihat di seluruh dunia tetapi sekarang merupakan bagian dari masyarakat kita. Dengan pendatang Muslim yang terlibat penyanderaan di Lindt Cafe, pembunuhan Curtis Cheng di Sydney dan penikaman dua petugas polisi di Melbourne,” kata Hanson.

“Imam besar dan para pemimpin Muslim lainnya tidak mau tahu dengan sikap diam, atau kurangnya simpati,” katanya.

“Radikalisasi terjadi di jalan-jalan, pinggiran kota, di masjid-masjid, namun para pemimpin terus memberitahu agar kita toleran dan merangkul ‘Muslim yang baik’, tapi bagaimana kita harus membedakannya?” ujar Hanson lagi.

 

‘Muslim Ketakutan’ Setelah Pidato Hanson

Ali mengatakan pidato Senator Pauline bisa memperdalam perpecahan dan mengarah pada kekerasan.

“Sebagian besar umat Islam di sini sudah muak dengan kekerasan, saya tidak berpikir Muslim akan membalasnya dengan kekerasan, tapi Muslim merasa takut, terutama perempuan Muslim takut untuk pergi keluar, terutama ketika Pauline mengatakan dirinya ingin melarang penggunaan burka,” katanya.

“Maksud saya, kita sudah melihat munculnya kekerasan dari kelompok kanan di Eropa dan Amerika,” katanya, “Saya bisa samakan Pauline dengan organisasi teroris, Al Qaeda.”

“Sebelum menjadi sebuah organisasi teroris, mereka menyebarkan ideologi kebencian, mereka menjadi narasi utama, dan sayangnya Pauline Hanson dan orang-orang seperti Donald Trump dan lainnya membuat negara-negara Barat mengambil jalan yang sama, jalan yang hanya mengarah pada kehancuran bangsa dan orang-orang seperti yang kita lihat di Timur Tengah,” katanya.

“Dan jika Pauline terus menyebarkan pandangan fanatik dan tak bisa tertandingi, saya pikir kita akan memiliki masalah serius.”

“Tapi yang bisa menentukan masa depan negara kita bukanlah Pauline Hanson, tapi apa yang kita semua akan lakukan.”

Ali mendesak para pemimpin politik untuk mengambil sikap terhadap pidato Senator Hanson itu.

“Para pemimpin politik perlu mengambil langkah dan mengatakan soal pidato Pauline yang salah. Mereka perlu merujuk pidato Pauline pada konstitusi yang telah membuat negara ini besar,” katanya.

 

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 15/09/2016 pukul 11:00 AEST, dari berita dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.