ABC

Pasien tidur di lantai 9 jam, RS di Sydney minta maaf

Sebuah rumah sakit di Selatan-Barat Sydney meminta maaf kepada remaja putri bernama Demi Ellul yang dipaksa menunggu di lantai selama 9 jam karena menderita usus buntu.

Harian Daily Telegraph menerbitkan foto gadis berusia 17 tahun itu, yang tengah terbungkus selimut dan meringkuk seperti bola di lantai rumah sakit Campbelltown pada Senin malam.

Harian itu melaporkan ibu dari gadis itu bahkan sempat membawanya pulang ke rumah dan baru kembali keesokan hari untuk mendapatkan pengobatan.

Menteri Kesehatan Jillian Skinner mengatakan dia telah memerintahkan rumah sakit untuk merawat gadis tersebut dengan baik.

"Saya menyesalkan penderitaan yang dialami gadis ini dan keluarganya. Saya telah meminta pihak rumah sakit untuk meminta maaf kepada gadis itu dan keluarganya. Saya rasa ini langkah tepat," Skinner said.

"Saya gembira mendengar kabar gadis itu telah mendapatkan dan pihak rumah sakit terus memantau kondisinya."

Namun demikian langkah Menkes ini dikritik juru bicara oposisi Andrew McDonald, yang pernah bekerja sebagai dokter anak di RS. Campbelltown sebelum terpilih sebagai anggota senat pada tahun 2007.  McDonald mengatakan Skinner  yang seharusnya meminta maaf.

"Ini peringatan buat Menkes kalau kasus seperti ini akan terjadi ketika dia menutup sepertiga dari tempat tidur pada unit perawatan anak atau pediatrik, "kata Dr. McDonald.

"Harusnya ada 12 tempat tidur berbau kapur barus di unit anak-anak yang seharusnya bisa digunakan oleh remaja puteri itu."  Tegasnya.

Namun kritik ini dibantah Skinner.

Menanggapi tudingan membiarkan pasien, Direktur Perawatan di RS Campbelltown, Professor Richard Cracknell, mengatakan stafnya harus memprioritaskan pasien lain yang kondisinya lebih gawat.

"Keterlambatan penanganan pasien pada hari Senin lalu memang jauh lebih lama dari biasanya karena jumlah pasien yang datang berobat ke rumah sakit hari itu sangat banyak," ungkapnya membela rumah sakit tempatnya berdinas.

“Kondisi seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya, itu sebabnya kita tidak bisa menangani sejumlah pasien secara normal.”

"Pasien itu memang sempat berbaring menunggu di lantai. Kami berusaha agar kejadian ini tidak terulang lagi” tegas Cracknell.