Pasangan Ini Dibebaskan Kelompok Ekstrimis Setelah Punya Tiga Anak
Pasangan Caitlan Coleman dari Amerika dan Joshua Boyle dari Kanada bersama ketiga anaknya akhirnya dibebaskan setelah bertahun-tahun ditahan kelompok Haqqani yang terkait dengan Taliban.
Para pejabat AS mengatakan Pakistan menjamin pembebasan pasangan tersebut yang diculik lima tahun lalu saat bepergian ke Afghanistan dan ditahan oleh jaringan Haqqani di Pakistan.
Coleman hamil saat dia ditangkap. Pasangan tersebut memiliki tiga anak saat berada dalam penahanan dan kini semuanya telah dibebaskan.
Seorang pejabat keamanan nasional AS yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa kerjasama merupakan langkah penting arah dalam hubungan AS-Pakistan.
Presiden Donald Trump memuji pembebasan tersebut, menyebutnya sebagai “momen positif” untuk hubungan AS-Pakistan.
"Kerjasama Pemerintah Pakistan merupakan pertanda bahwa mereka menghormati permintaan Amerika untuk berbuat lebih banyak dalam menciptakan keamanan di wilayah tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.
Keluarga alami cobaan berat
Pembebasan ini terjadi hampir lima tahun ke depan sejak Coleman dan Boyle kehilangan kontak dengan keluarga mereka saat bepergian di pegunungan dekat ibukota Afghanistan, Kabul.
Pasangan tersebut berangkat pada musim panas 2012 dalam perjalanan ke Rusia, Kazakhstan, Tajikistan dan Kyrgyzstan, dan kemudian ke Afghanistan.
Orangtua Coleman terakhir mendengar dari menantunya pada 8 Oktober 2012, dari sebuah kafe internet yang oleh Boyle digambarkan sebagai wilayah “tidak aman” di Afghanistan.
Coleman dalam keadaan hamil pada saat diculik, dan sebuah video yang dirilis oleh Taliban pada bulan Desember menunjukkan dua anak laki-laki mereka lahir saat dia dan suaminya menjadi sandera.
Pengumuman pada Hari Kamis dari Islamabad dan Washington merupakan yang pertama kali menyebutkan adanya anak ketiga dari pasangan ini.
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland meminta semua pihak menghormati privasi keluarga tersebut dan berterima kasih kepada pemerintah AS, Pakistan dan Afghanistan atas usaha mereka melepaskan sandera tersebut.
“Joshua, Caitlan, anak-anak mereka dan keluarga Boyle dan Coleman mengalami cobaan berat selama lima tahun terakhir. Kami siap mendukung mereka saat mereka memulai penyembuhan mereka,” kata Freeland.
Pada tahun 2013, pasangan itu muncul dalam dua video yang meminta Pemerintah AS membebaskan mereka dari Taliban.
Orangtua Coleman, Jim dan Lyn Coleman, mengatakan kepada situs berita online Circa News pada Juli 2016 bahwa mereka menerima sepucuk surat dari anak mereka pada bulan November 2015.
"Saya berdoa untuk mendengar kabar dari Anda lagi, mendengar bagaimana keadaan semua orang," tulisnya.
Dalam wawancara itu, Jim Coleman bermohon kepada komandan Taliban untuk “baik hati dan penuh belas kasih” melepaskan pasangan tersebut.
“Sebagai seorang pria, ayah dan sekarang kakek, saya meminta Anda menunjukkan belas kasihan dan membebaskan anak saya, suaminya, dan cucu-cucu kami yang cantik,” kata Jim Coleman.
“Tolong berikan mereka kesempatan melanjutkan hidup mereka bersama kami, dan berikan kedamaian pada keluarga mereka,” tambahnya.
Haqqani lebih memilih uang tebusan
AS telah lama mengeritik Pakistan karena gagal mengejar kelompok Haqqani, yang telah berada di balik banyak serangan terhadap pasukan AS dan sekutu di Afghanistan.
“Kami tidak bisa lagi diam mengenai Pakistan yang menjadi tempat aman bagi organisasi teroris, Taliban dan kelompok-kelompok lain yang mengancam wilayah tersebut dan sekitarnya,” kata Trump dalam sebuah pidato mengenai kebijakannya terkait Afghanistan.
Dia kemudian mengeluarkan peringatan keras: “Kami telah membayar miliaran dolar ke Pakistan pada saat bersamaan mereka menampung para teroris yang sangat kami lawan. Tapi hal itu harus berubah, dan harus segera.”
Pihak berwenang AS menyebut kelompok Haqqani sebagai organisasi teroris dan telah menarget pemimpin kelompok tersebut dengan serangan drone.
Namun kelompok itu juga beroperasi seperti jaringan kriminal.
Berbeda dengan kelompok ISIS, mereka biasanya tidak mengeksekusi sandera asal negara Barat, dan lebih memilih uang tebusan.
Di Pakistan, pihak militer mengatakan bahwa badan intelijen AS telah melacak para sandera tersebut dan menemukan mereka datang ke Pakistan pada 11 Oktober melalui wilayah suku yang berbatasan dengan Afghanistan.
“Semua sandera ditemukan dalam keadaan aman dan sehat dan dipulangkan ke negara asal mereka,” demikian dikatakan pihak militer.
Tiga pejabat militer Pakistan, yang semuanya tak mau disebutkan namanya karena tidak diizinkan berbicara dengan wartawan, juga mengkonfirmasi identitas para sandera tersebut.
Reuters/ABC
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.