ABC

Pasangan ‘Down Syndrome’ Ini Berjuang Menjadi Orang Tua

Pasangan muda yang hidup dengan ‘Down Syndrome’ ini mengatakan mereka siap untuk memiliki bayi dan menikah. Di sisi lain, orang tua dari kedua belah pihak khawatir akan rencana itu, dan meragukan anak-anak mereka telah siap secara emosional dan fisik.

Semua orang tua ingin melihat anak-anak mereka menikah dengan bahagia dan memulai sebuah keluarga. Tapi ketika pasangan itu memiliki ‘Down Syndrome’, situasinya menjadi amat kompleks.

Michael Cox dan Taylor Anderton telah berpacaran selama hampir dua tahun dan sudah bertunangan.

Pasangan asal Queensland ini jadi sorotan nasional di bulan Mei 2016 ketika video tentang percintaan mereka dilihat secara online lebih dari 13 juta kali.

Orang tua Michael dan Taylor telah mengakui kedua anak muda itu sama-sama bahagia, tapi mereka tak bisa mendukung impian sang buah hati untuk memulai sebuah keluarga.

“Taylor dan Michael ingin menikah dan memiliki anak dan itu membuat saya sangat khawatir dan prihatin,” tutur ibu Taylor, Catherine Musk.

"Itu tak akan terjadi, tak bisa terjadi," ujar Catherine Musk.

Kedua belah orang tua telah mendidik anak-anak mereka untuk percaya bahwa mereka bisa menggapai mimpi, tapi sekarang mereka justru khawatir didikan itu memotivasi harapan yang tak realistis.

“Saya tak merasa mereka bisa menjadi orang tua, atau seharusnya mereka tak menjadi orang tua,” kata ayah Michael, Simon Cox.

Ia lantas menjelaskan, “Akan sangat sulit menjadi seorang anak yang kedua orangtuanya memiliki ‘Down Syndrome’ dan tak bisa memiliki pekerjaan dan tak bisa mengendarai mobil dan tak bisa mengerti PR matematika dan hal-hal semacam itu.”

Michael dan Taylor telah sepakat untuk menunda pernikahan mereka, tapi tetap bertekad untuk akhirnya memiliki anak.

“Kami ingin memiliki empat anak. Kami akan memiliki tiga putri dan satu putra,” sebut Michael.

"Tak sulit untuk membesarkan anak. Saya tahu bahwa beberapa orang mengatakan itu penuh kerja keras, tapi tak begitu -itu semua tentang cinta dan kasih sayang yang Anda miliki untuk anak Anda," kata Michael Cox.

Berhak Memilih

Para aktivis disabilitas mengatakan, keputusan untuk menjdi orang tua seharusnya diserahkan ke pasangan itu.

Direktur kelompok ‘Queensland Advocacy Incorporated’, Michelle O’Flynn, mengatakan para penyandang disabilitas berhak untuk mendapat “integritas atas tubuhnya”.

“Orang-orang seperti Michael dan Taylor tentu berhak atas kebebasan untuk berbuat apapun dengan tubuh mereka sesuai keinginan dan itu termasuk reproduksi,” tegasnya.

"Mereka memiliki hak yang sama seperti orang lain. Fakta bahwa mereka memiliki disabilitas tak menguranginya," sebut Michelle O’Flynn.

Ia mengatakan, daripada menghalangi keinginan pasangan itu, akan lebih baik untuk menghabiskan energi dan sumber daya dalam membantu mereka mencapai tujuan.

“Kami tak bertanya kepada orang tua lainnya: ‘Apakah Anda cukup baik dalam membesarkan anak Anda?’, Dan ini tak seharusnya menjadi prasangka tentang bagaimana seseorang dengan gangguan intelektual mendidik anak-anak mereka,” pendapatnya.

Keluarga Michael dan Taylor mencari bimbingan profesional untuk mengatasi ketakutan mereka dan untuk menghadapi keinginan pasangan itu.

“Bagaimana saya bisa menghentikannya?” ujar Catherine.

“Apakah saya harus menemui seorang spesialis, apakah saya menemui dokter umum dan melihat apa pilihannya? saya tak tahu -saya tak tahu apa hak kami dan apa hak-hak mereka,” lanjutnya.

Simon dan Nikki Cox
Orang tua Michael, Nikki dan Simon Cox, mengatakan, mereka ingin membimbing putra mereka untuk menggapai mimpi.

Supplied; Nikki Cox

Michelle mengatakan, orang tua bisa mencoba untuk meminta sterilisasi.

“Ini benar-benar sesuatu yang mengerikan untuk sebagian besar dari kita,” akunya.

Ia mengungkapkan, “Saya bilang mereka tak akan memiliki kesempatan untuk menang karena Michael dan Taylor sangat mungkin memiliki kapasitas itu.”

Ahli genetika medis, Michael Gattas, dari lembaga ‘Brisbane Genetics’, mengatakan, pasangan dengan ‘Down Syndrome’ memiliki kemungkinan langka untuk hamil dan ia belum pernah melihat kasus ini selama karirnya.

Michael menjelaskan, jika pasangan dengan ‘Down Syndrome’ ternyata hamil, mereka memiliki peluang 50-50 untuk memiliki anak dengan kondisi ‘Down Syndrome’.

Ia berpendapat, data tentang jumlah anak ‘Down Syndrome’ yang lahir dari orang tua dengan kondisi serupa, benar-benar jarang.

Direktur di lembaga ‘Genetic Health Queensland’, Julie McGaughran, mengatakan, jika kedua orang tua memiliki ‘Down Sydnrome’, ada “peluang tinggi” di setiap kehamilan bahwa sang anak juga akan menderita ‘Down Syndrome’.

Orangtua Terkena Imbas 

Michael dan Taylor mengatakan, mereka yakin mereka akan menjadi orang tua yang hebat.

Taylor dan Michael Berenang
Talor Anderton dan Michael Cox mengatakan, orang tua mereka terlalu melindungi.

ABC; Kirstin Murray

Tapi orang tua mereka justru mengatakan, mereka khawatir akan tanggung jawab yang mereka pikul jika Taylor dan Michael memulai sebuah keluarga.

“Para aktivis akan memberitahu kami untuk membolehkan Michael dan Taylor memiliki hak yang sama seperti saudara mereka dan kami benar-benar tak setuju,” kata Simon Cox.

“Mereka tak akan terkena imbasnya,” imbuh ayah Michael ini.

Ayah tiri Taylor, Gavin Musk, mengatakan, kemungkinan ia dan orang tua lainnya akan menjadi “kakek-nenek yang memainkan peran utama dalam membesarkan anak itu”.

“Kemudian kami harus bertanya: ‘Apakah kami ingin berada dalam posisi untuk itu?’, karena kami tak akan selamanya ada untuk membuat keputusan itu,” utaranya.

Orang tua Michael dan Taylor mengatakan, mereka tak ingin memaksa anak-anak mereka untuk mengubah rencana mereka.

“Penting bagi kami untuk tidak terlalu panik karena saya takut anak-anak akan merasa kami menentang mereka,” kata ibu Michael, Nikki Cox.

"Saya berharap, saat mereka semakin besar dan belajar, mereka akan memahami beberapa hal yang kami khawatirkan tentang masalah ini," tutur Nikki Cox.

“Ketimbang menjadi orang yang mengatakan kepada mereka: ‘ini yang terbaik untukmu’, libatkan mereka dan lihat apakah kita bisa membuat mereka menarik kesimpulan yang sama. Jadi keputusan itu adalah milik mereka -mereka yang memutuskannya,” ujarnya.

Tak Menyerah Gapai Cita-cita

Ayah Michael mengatakan, keluarganya memilih untuk berbicara kepada media di saat mereka dihadapkan pada dilema, untuk membantu orang lain yang menghadapi masalah kompleks yang sama ini.

“Jika dengan menceritakannya kami bisa mengungkap hal-hal yang perlu kami pelajari dan jika satu keluarga bisa mendapatkan keuntungan dari pengalaman ini, maka ini akan luar biasa,” ujar Simon.

Meski demikian, Michael dan Taylor belum siap untuk menyerah pada impian mereka.

“Saya tahu maksud mereka baik, tetapi terlalu ketat melindungi jangan dilakukan pada anak Anda, bahkan jika mereka memiliki disabilitas atau tidak,” kata Michael.

“Saya tahu, saya dan Taylor memiliki kemampuan untuk menikah dan memulai keluarga kami sendiri,” sambungnya.

Diterjemahkan Pukul 11:11 4 Oktobr 2016 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.