ABC

Para pemimpin Asia-Pasifik beri selamat Tony Abbott

Para pemimpin di kawasan Asia-Pasifik memberi ucapan selamat kepada Perdana Menteri terpilih Australia, Tony Abbot, atas kemenangannya pada akhir pekan (7/9).

Menurut analis, Abbot mungkin tidak akan terlalu berfokus pada urusan luar negeri seperi Kevin Rudd, yang mantan menteri luar negeri.

Abbot diperkirakan akan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam negeri seperti pembangunan jalan raya, penitipan anak dan broadband – tapi masalah pencari suaka, perdagangan dan bantuan luar negeri diperkirakan akan terus membentuk hubungan dengan negara-negara tetangga.

Koalisi sudah mengatakan akan memangkas peningkatan anggaran bantuan luar negeri, supaya menghemat 4.5 milyar dollar selama empat tahun.

Dalam wawancara baru-baru ini, Abbot mengatakan, jika terpilih, prioritas pertama kunjungannya ke luar negeri adalah Indonesia, China, Jepang dan Korea Selatan, sebelum berkunjung ke London dan Washington.

Indonesia

Abbott melukiskan hubungan Australia dengan Indonesia sebagai yang paling penting, dan bakal Menteri Luar Negeri, Julie Bishop, mengatakan, kunjungan ke Jakarta adalah prioritas utama.

Yuli Ismartono, wakil pemimpin redaksi majalah berita Tempo, mengatakan kepada Asia-Pacific Radio Australia, niat Abbot ini disambut baik di Jakarta.

Ia mengatakan, Indonesia bersikap wait-and-see mengenai kebijakan pencari suaka Abbot.

Juga muncul kekhawatiran tentang langkah Koalisi untuk mengurangi bantuan luar negeri, kata Yuli Ismartono.

Pasifik

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill, telah menulis kepada Tony Abbot untuk memberinya ucapan selamat atas kemenangan Koalisi dalam pemilu.

Ia meyakinkan Abbot, pemerintahnya berkomitmen untuk semakin mempererat hubungan kedua negara, dan mengusulkan kemungkinan pertemuan di sela-sela KTT APEC di Bali bulan depan.

Sementara itu, Perdana Menteri Interim Fiji, Frank Bainimarama, mengatakan, ia mengharapkan suatu hubungan baru yang positif dengan Australia menyusul terpilihnya pemerintah Koalisi.

Frank Bainimarama mengatakan, ia telah memberi ucapan selamat yang hangat kepada Tony Abbot.

Ia mengatakan, ia menghargai pemahaman tentang Fiji yang ditunjukkan oleh bakal menteri luar negeri Julie Bishop, dan mengharapkan suatu era kerjasama yang konstruktif dengan pemerintah baru Australia.

Koalisi mengatakan berniat menormalisasi hubungan dengan Fiji, yang dikenai sanksi oleh Australia, Selandia Baru dan beberapa negara lainnya sejak kudeta militer di tahun 2006.

Kata Bainimarama, banyak kesempatan untuk kerjasama baru dengan Australia karena Fiji akan menyelenggarakan pemilu demokratik pertamanya tahun depan.

Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, mengatakan, ia ingin bekerja sama dengan Tony Abbot untuk membina hubungan erat dan unik antara kedua negara.

Key mengatakan, hubungan bilateral dengan Australia adalah yang paling penting bagi Selandia Baru dan kedua pemimpin mempunyai beberapa kesempatan untuk bertemu dalam bulan-bulan mendatang.

China

Seorang pakar hubungan Australia-China mengatakan, Abbot tidak banyak dikenal di China seperti pendahulunya, tapi kemenangannya diamati dengan perhatian besar di China.

Profesor Zhang Yongxian, kepala kajian Australia di Universitan Renmin, mengatakan, Kevin Rudd dikenal di China karena ia fasih berbahasa Mandarin.

Hubungan perdagangan China-Australia dipandang sebagai isu terpenting, sedangkan investasi China di Australia juga diperkirakan akan berperan dalam hubungan kedua negara.

Profesor Zhang mengatakan, mengingat bahwa proses pergantian pimpinan di China dilakukan setiap 10 tahun sekali, maka pergantian pemimpin di Australia diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak signifikan pada hubungan secara keseluruhan.