ABC

Pameran Pola: Motif Kain Indonesia di Adelaide

Sebuah pameran berjudul Pola: motif menampilkan motif kain asal Indonesia yang diperkaya dengan tampilan musik sudah berlangsung di Adelaide, sebagai bagian dari OzAsia Festival di ibukota Australia Selatan tersebut. Kurator pameran asal Emily Rustanto, seniman asal Australia.

Lokasi pameran adalah di Festival Centre Adelaide, yang sudah dimulai 9 September lalu dan berakhir 9 Oktober mendatang.

Dalam penjelasannya kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, L. Sastra Wijaya, Emily Rustanto mengatakan bahwa semua kain yang ditampilkan dalam pameran adalah kain yang dimiliki oleh keluarga Kadar dan Anton Lucas yang tinggal di Adelaide.

“Kain yang dipamerkan adalah batik tulis dan tenun ikat. Saya mendapat pinjaman dari keluarga Lucas (Kadariah dan Anton), yang selama tiga puluh tahun terakhir telah memberikan inspirasi dan mendukung warga Australia untuk terlibat dengan Indonesia, dalam berbagai kegiatan diantaranya pendidikan dan musik.” kata Emily lewat email.

Dalam pameran tersebut, kain yang dipajang tidak sekedar dipertunjukkan kepada pengunjung. Beberapa diantaranya disertai alunan musik yang dibuat oleh beberapa seniman asal Indonesia. “Juga ada alunan musik tanpa kain, dan juga ada video para musisi memainkan musik tertentu.” kata Emily.

Sebagai kurator pameran, Emily Rustanto memang memiliki ketertarikan dengan musik dalam hubungannya dengan benda seni.

“Saya adalah kurator yang baru berkembangm (emerging), dengan latar belakang pendidikan dan kegiatan di bidang sains, kemanusiaan, musik dan seni peran.” katanya.

Emily sebelumnya pernah menempuh pendidikan di jurusan Etnomusikologi di Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta di tahun 2005-2006 dan 2008.

Emily Rustanto (tengah) dengan Kadar dan Anton Lucas
Emily Rustanto (tengah) dengan Kadar dan Anton Lucas

Foto: Lara Merrington

Di Adelaide, Emily juga terlibat dalam sebagai penampil dan guru musik Indonesia, juga bermain di kelompok gamelan Sekar Laras dan Gamelan In Situ. “Saya juga mendirikan kelompok gamelan yang anggotanya semuanya perempuan bernama The Gameladies.

“Selain memainkan musik=musik tradisional (karawitan), kami juga memainkan musik kontemporer (lagu-lagu Barat) untuk gamelan. Kami pernah memainkan lagu Lady Gaga, Kate Bush dan juga David Bowie.” tambah Emily.

Menurut Emily, minatnya sebagai kurator adalah mencoba mengkaitkan antara seni dan artefak. “Harapan saya adalah membawa lebih banyak musik ke dalam ruang pameran, dan menantang para pengunjung untuk mendengarkan musik ketika mereka melihat benda-benda seni.” kata Emily lagi.

Dalam pameran yang disponsori oleh program Jembatan dari Universitas Flinders tersebut, Emily mengatakan bahwa motif kain dan juga pembuat musik asli yang menyertai beberapa motif lain kebanyakan tidak diketahui asalnya.

“Namun para pemusik yang memainkannya adalah para seniman muda dari berbagai pulau di Indonesia. Ada penulis lagu, pengajar musik dan juga peneliti di bidang asal usul musik daerah.” tambah Emily.

Motif kain dari Timor Barat
Motif kain dari Timor Barat

Foto: Julian Rutt (Lumen Studio)

Motif kain yang ditampilkan dalam pameran ini berasal antara lain dari Timor Barat, berbagai daerah di Jawa Tengah (Yogyakarta, Solo, Pesisir Utara termasuk Tuban, dan Pekalongan0, Lampung, Palembang, Kalimantan Barat, Bali dan kawasan Danau Toba di Sumatera Utara.

“Musik tradisional yang menyertai datang dari gamelan Jawa Tengah, dari Papua, dari Kalimantan Timur (musik yang dimainkan oleh musisi Dayak Uyau Moris), dari Bali Timur. juga Banyumas, Batak, dan juga ada dalam bentuk musik kontemporer Barat dan juga lagu Blues yang dimainkan dengan gitar oleh Syarif Hidayatullah (Rif Dirtyblues), seorang seniman asal Bima yang sekarang tinggal di Yogyakarta.” kata Emily lagi.

Selama dua pekan terakhir pameran yang juga menjadi bagian dari OzAsia Festival yang diselenggarakan setiap tahun di Adelaide guna mempromosikan seni dari Asia, menurut Emily, mendapat sambutan baik dari pengunjung.

“Dirjen Kebudayaan Indonesia Dr Hilmar Farid juga datang. Demikian juga dengan Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema yang datang untuk menghadiri Indofest. Bahkan Dubes Australia untuk Indonesia Paul Grigson memberikan apresiasinya untuk pameran ini.” kata Emily.

Paul Grigson membuat cuitan di Twitter dengan mengatakan Batik, ikat musik, semua tentang keindaha pola di Pola: motif#Adelaide#OzAsia.

F

Motif kain dari Tuban
Motif kain dari Tuban

Foto: Julian Rutt (Lumen Studio)

Batik dari Yogyakarta
Motif batik dari Yogyakarta.

Foto: Julian Rutt (Lumen Studio)