ABC

Pakar Matematika Bertemu di Melbourne Coba Pecahkan Misteri Virus Ebola

Para pekerja kesehatan dengan pakaian serba tertutup di negara Afirka, telah menjadi ciri khas setiap kali melihat berita tentang virus Ebola. Namun jauh dari Afrika, tepatnya di Melbourne, Australia, pekan ini para pakar matematika bertemu untuk ambil bagian dalam upaya memecahkan misteri virus mematikan itu.

Para pakar bioinformatika, termasuk para pakar matematika, statistik, komputer dan biologi, kini saling bahu-membahu untuk memberikan dukungan bagi para pekerja kesehatan yang sedang berada di lokasi wabah virus.

"Jika kita menganggap pemberantasan ebola sebagai medan perang, maka bidang bioinformatika menyiapkan dukungan bagi para pasukan di lapangan," ujar pakar statistik Dr Jonathan Keith dari Monash University, Melbourne.

Para pakar yang berkumpul di Melbourne meneliti virus ini secara detail, mengambil serangkaian molekul DNA, dan mencoba memadukannya dengan menggunakan rumus matematika.

"Saat molekul DNA yang panjang dirangkai, dengan menyusun bagian demi bagian, hingga membentuk keseluruhan genom," jelas Dr Keith.

"Kemudian kami membuat algoritma untuk bisa menyusun bagian-bagian itu secara akurat," jelasnya.

Lima bulan sejak wabah Ebola merebak di Afrika Barat, peneliti dari Inggris, Sierra Leone dan Nigeria telah menerbitkan hasil penelitian yang menampilkan rangkaian 99 genom virus Ebola dari 78 pasien di Sierra Leone.

Dr Barbara Holland, dari University of Tasmania, mengatakan proyek ini telah menelan korban jiwa di kalangan ahli biologi saat mereka mengoleksi spesis dari virus itu di lapangan.

"Saya baca ada lima pakar yang telah meninggal dunia terkait hal ini," katanya. "Dan saat kita telah memiliki rangkaian genom ini, maka saatnya bagi pakar bioinformatika untuk ambil peranan."

Menurut WHO, sebanyak 5.987 orang telah meninggal akibat serangan virus Ebola di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

Dr Holland mengatakan, dengan mengetahui bagaimana virus berkembang maka kalangan industri farmasi bisa berlomba memproduksi vaksin untuk melawan virus ini.