Pakar Khawatir Iklan Minuman Keras di Media Sosial
Para pakar kesehatan di Australia menyatakan kekhawatiran atas penggunaan media sosial Facebook untuk mempromosikan pesta minuman keras yang memiliki pengikut hingga puluhan ribu warga Australia.
Seperti lainnya, perusahaan produk minuman beralkohol juga menggunakan media sosial untuk meyakinkan orang membeli produk mereka.
Namun peneliti khawatir laman tersebut tidak tunduk pada aturan ketat yang terkait bentuk iklan iklan tradisional.
Professor Sandra Jones dan timnya dari Universitas Wollongong menggelar survey terhadap 12 perusahaan ternama yang seluruhnya memiliki satu laman resmi di Facebook dan lebih dari 55 halaman tak resmi.
"Laman Facebook resmi dianggap sebuah iklan, jadi mereka seharusnya tunduk pada aturan yang mengatur iklan alkohol di Australia,” kata Professor Jones.
"Mereka juga dapat diakses oleh orang di bawah umur 18 tahun,” lanjutnya.
Sementara lembaga Kode Advertising Minuman Beralkohol Australia (ABAC) baru-baru ini merilis sebuah pratek panduan untuk iklan di media sosial.
Panduan tersebut juga mencakup daftar panjang aturan yang disarankan untuk para pengguna.
Juru bicara ABAC Denita Wawn mengatakan dia telah menerima beberapa pengaduan tentang posting yang berhubungan dengan alkohol di media sosial.
"Industri sektor iniu sangat sadar memastikan untuk mematuhi keputusan ABAC dan memastikan bahwa mereka melakukan pemasaran digital yang terbaik," ujarnya.
Sedangkan pengamat dari Universitas Queensland, Nicholas Carah, telah mengajukan sejumlah keluhan ke ABAC, khususnya yang bekaitan dengan isi konten.
"Sebagai contoh, sebuah merk memposting gambar pabrik mereka dengan menuliskan 'pabrik kami dapat menghasilkan 40.000 botol minuman dalam satu jam’ dan konsumen akan menanggapinya dengan mengatakan 'Saya bisa minum 40.000 botol per jam," ungkap Carah.