Pakar Dukung Kisah Bertahan Hidup Albarengo
Kisah petualangan Jose Sallvador Albarengo yang berhasil bertahan hidup setelah hanyut terkatung-katung selama setahun lebih di Lautan Pasifik terus menuai perdebatan. Banyak kalangan meragukan kebenaran kisah Albarengo tersebut, namun sejumlah pakar di Australia menilai kisah itu masuk akal.
Jose Salvador Albarengo (37), nelayan asal El Salvador mengaku dirinya berlayar dari Meksiko untuk berburu ikan hiu dengan kapal fiberglassnya pada 21 Desember 2012.
Dan lebih dari setahun kemudian, pria ini ditemukan dalam keadaan kebingungan di salah satu pulau terumbu karang di Kepulauan Marshall. Pria ini mengaku selama terapung di lautan, dia mampu bertahan hidup dengan menangkap burung dan ikan dengan tangan kosong dan meminum darah penyu.
Banyak kalangan meragukan kebenaran cerita petualangan Albarengo ini. Termasuk pejabat sementara Kementerian Luar Negeri Kepulauan Marshall sendiri, Gee Bing.
"Pengakuan Albarengo memang kisah yang luar biasa, tapi saya sendiri tidak yakin dengan kebenaran kisah itu,” kata Gee Bing kepada media.
"Ketika saya melihatnya, dia tidak terlalu kurus dibandingkan dengan dua penyintas lain yang pernah kita temui sebelumnya. Jadi saya sedikit ragu,” tegasnya.
Kepada media The Telegraph, Albarengo mengatakan dia baru saja menangkap burung untuk dimakan ketika dia melihat pohon di kejauhan.
"Saya menangis, Ya Tuhan, saya harus tiba di daratan dan tidur dalam waktu lama. Lalu pagi harinya saya mendengar suara kokok ayam dan melihat ayam dan sebuah rumah kecil,” dikutip dari The Telegraph.
Albarengo mengatakan dia berhasil bertahan hidup dalam perjalanan selama 13 bulan tersebut dengan memakan ikan dan burung serta minum air hujan, darah penyu dan air seninya sendiri.
Nick Vroomans, Direktur Lembaga Layanan Seni Bertahan Hidup – Staying Alive Survival Services – di Queensland kepada ABC mengatakan kisah bertahan hidup yang diklaim Albarengo sangat masuk akal.
Menurutnya Albarengo bisa jadi diuntungkan dengan faktor lingkungan di Lautan Pasifik yang dikenal tinggi kadar air hujan segar dan satwanya.
"Dia dan orang lain yang pernah terapung di Lautan Pasifik punya kesempatan yang lebih baik untuk mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama,” kata Vroomans.
"Kondisi lingkungan di bagian Pasifik (di Meksiko), terutama di sebelah Selatan Amerika dan Amerika Tengah memang agak kondusif bagi orang untuk mendapat air segar dan makanan,” tambah Vroomans.
"Pastinya anda bisa menampung air hujan karena tampaknya Albarengo tidak punya metode untuk mengolah air laut agar aman diminum,” katanya.
Begitu juga dengan menangkap ikan dan burung, mengingat di lautan kedua satwa tersebut memang diketahui sering berada di dekat kapal yang mereka jadikan tempat berteduh dan mencari makanan.
"Ikan kecil senang berada dibawah perahu karena teduh dan lebih dingin, dan biasanya kalo ada ikan kecil pasti ikan besar ikut berdatangan,” kata Vroomans.
Vroomans juga menilai klaim Albarengo soal bertahan hidup dengan minum darah penyu juga masuk akal.
"Saya juga pernah minum darah penyu dan itu sangat kaya protein, Darah penyu akan memberi dampak sangat signifikan buatnya. Protein sangat penting dalam situasi bertahan hidup karena dapat memperbaiki sel tubuh,” paparnya lagi.
Selain itu pakar kelautan juga memandang kisah Albaerngo juga sangat mungkin terjadi, mengingat arah permukaan arus memungkinkan kapal itu hanyut dari arah Barat Meksiko dan akhirnya terdampar di Kepulauan Marshall.
Peneliti dari Universitas Teknos, Sydney, Martina Doblin mengatakan arah umum dari arus permukaan di Samudera Pasifik konsisten dengan gerakan kapal Albarengo ke arah barat.
Studi yang pernah dilakukan oleh pakar kelautan Amerika tahun 1953 yang melacak material terapung dari muntahan letusan gunung berapi di pantai barat Meksiko juga berhasil menemukan material terapung itu mampu hanyut sampai Kepulauan Marshall.
Material terapung itu bergerak 18 cm per detik dan butuh waktu sekitar 560 hari untuk mencapai bagian terpencil dari kepulauan tersebut.
Permainan Alam pikiran
Sementara itu sejumlah pakar seni bertahan hidup mengatakan kondisi psikologi Albarengo dalam menghadapi situasi yang dialaminya menjadi faktor utama yang membuatnya mampu bertahan hidup meski terapung di lautan selama 14 bulan
Pakar seni bertahan hidup, Bob Cooper mengatakan bertahan hidup adalah permainan pikiran.
“Jadi kuncinya jangan pernah menyerah.” Katanya.
Vroomans sepakat dengan hal ini, menurutnta dalam situasi bertahan hidup perasaan menerima situasi yang kita hadapi bisa mendorong kita untuk lebih mampu mengambil keputusan yang logis.
"Sejumlah orang ada yang larut dalam keputusasaan dan mereka berakhir dengan lebih cepat meninggal,” katanya.
Albarengo saat ini sedang dirawat karena di Ibukota Kepulauan Marshal Majuro, karena menderita dehidrasi dan sejumlah rasa nyeri. Namun pria itu dalam kondisi stabil.
Otoritas Kepulauan Marshall mengatakan sidik jari Albarengo telah mengkonfirmasikan identitasnya dan pemerintahnya telah menghubungi otoritas Meksiko dan El Savador mengenai mekanisme pemulangan Albarengo.