ABC

Pakaian Bekas Layak Pakai Makin Digemari di Australia

Barang bekas di Australia biasanya didonasikan, yang kemudian dijual ke toko khusus yang menjual barang bekas, atau istilahnya op shop. Pembelinya kini adalah semua kalangan, bukan lagi mereka yang tidak mampu.

Op shop di Australia seringkali menjadi surga berbelanja bagi mereka yang kurang mampu, atau juga para imigram, dan kadang mahasiswa.

Tapi, karena kerap barang-barang yang dijual adalah antik, kini pemburunya adalah semua kalangan.

Salah satunya adalah Alycia Welling, ibu muda berusia 24 tahun.

Ia terlihat sedang berburu barang-barang bekas di sebuah op shop di kota Mount Gambier, Australia Selatan.

Alycia memang memiliki kebiasaan untuk berbelanja $20-50, atau 200 hingga 500 ribu rupiah per minggu di toko barang bekas, dan ini bisa menghemat ribuan dolar.

"Tidak ada gunanya membelanjakan sebegitu banyak uang hanya untuk satu barang, di saat kita bisa berbelanja lebih banyak dengan jumlah uang yang sama," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggemar op shop pun tidak hanya melihatnya dari sisi penghematan tetapi juga dari barang-barangnya.

Orang-orang yang senang mengkoleksi dan memakai barang-barang antik memang semakin banyak di Australia.

Barang bekas bukan lagi hanya milik warga kelas dua, ujar Eve Barratt, Direktur Lifeline South, yayasan kemanusiaan di Australia Selatan.

"Sekarang tidak jamannya lagi berpikir hanya mereka yang tidak mampu belanja disini, tapi sekarang sudah semua orang," ujar Eve. "Saya lebih berpikir ini adalah barang-barang yang sebelumnya dicintai orang, jadi kesempatan untuk berdandan lebih baik, juga ini seperti berbuat sesuatu bagi komunitas."

Barang bekas bukan lagi hanya milik warga kelas dua (ABC Local :Kate Hill)

Seperti halnya berbelanja di op shop milik Lifeline South ini, hasilnya diberikan kepada layanan konsultasi lewat telepon.

Eve berbagi tips soal apa yang baik untuk didonasikan, yakni barang-barang yang tetap bersih dengan kualitas yang masih bagus.

Menurutnya beberapa op shop diperlakukan seperti tong sampah, dan sangat menyedihkan melihat beberapa warga tidak mampu mengais-ngais untuk mendapatkan apa yang masih bagus.

"Pekerjaan yang sangat mengerikan bagi sebagian orang yang mencari-cari barang di tong yang disediakan op shop, dan mereka yang memperlakukannya seperti tong sampah," tegas Eve.

Kembali ke op shop, Alycia nampak sedang mencoba sebuah gaun berwarna keperakan. Dan ia mendapat pujian dari manajer toko, Barbara Dempster.

"Terlihat sangat cantik, membuat kita semua cemburu," ujar Barbara.

Setelah hampir satu jam berberlanja, Alycia berhasil mendapatkan satu atasa, swater, rompi, jaket, dua celana jins untuk anak-anak, ikat kepala, dan kacamata.

Totalnya: $31 dolar atau 310 ribu rupiah saja.

"Saya sudah berhemat hingga $350 atau Rp 3,5 juta," ujar Alycia.