ABC

Pagelaran Gamelan Sambil Merujak di Melbourne

Sudahkah pernahkah anda makan rujak sambil mendengarkan musik gamelan. Mungkin pengalaman ini sudah biasa dirasakan di Indonesia, namun hari Senin (12/9/2016), bila anda berada di Melbourne anda bisa mengalami kedua hal tersebut sekaligus.

Apa yang akan terjadi? Berikut penjelasan Yuniar Ponco Prananto, seorang mahasiswa Indonesia yang menyelesiakan pendidikan S3 di Monash University, akan tampil bersama Melbourne Community Gamelan di Uniting Church Hall Northcote di Melbourne.

Ketika warga Indonesia mendengar lagu tentang ‘Rujak’, maka seringkali mereka segera membayangkan rasa, aroma dan penampilan dari makanan ini.

Melbourne Community Gamelan (MCG) melalui The Taste of Gamelan akan berusaha menghadirkan suanana dan pengalaman ini untuk para penonton Australia dan untuk warga Jawa khususnya yang tinggal di Melbourne yang rindu dengan makanan tradisional dan musik gamelan.

Flyer of the event gamelan
Merasakan rujak sambil menikmati gamelan di Melbourne

Foto: MCG

Dua belas potongan musik gamelan Jawa tentang makanan akan dipadukan dengan makanan ringan tersebut untuk para penonton.

Makanan ringan akan berhubungan dengan salah satu bagian dalam setiap set musik dimana enam makanan ringan akan disajikan sepanjang pertunjukan.

Setiap musik yang disajikan juga akan diintepretasikan oleh Ade Suharto dengan tarian kreatif Jawa-nya.

Musisi gamelan yang terlibat termasuk Ki Poedijono, OAM, Dr Joko Susilo dan Pesinden Ria Soemardjo.

Ade dilahirkan di Adelaide dan Ria di Melbourne, meskipun demikian keduanya masih terinspirasi untuk belajar tentang budaya orang tua mereka dan menghabiskan waktu belajar menari dan menyanyi (nyindhen) di ISI (Institut Seni Indonesia) di Solo, Jawa Tengah.

Sedangkan Ki Poedijono, OAM dan Dr Joko Susilo, keduanya dibesarkan di Solo dan belajar gamelan di sana, sebelum berpindah ke Melbourne (Poedijono) dan Dunedin, Selandia Baru (Joko) untuk menjadi pengajar gamelan.

Dr Joko Susilo sudah beberapa kali mengadakan pementasan wayang kulit di Australia dan kali ini datang mengunjungi Melbourne untuk membantu MCG dalam pertunjukan ini.

Saat ini MCG memiliki anggota berjumlah sekitar 18 dimana sebagian besar berasal dari warga Australia yang belajar tentang Indonesia, sebagian anggota juga memiliki latar belakang musik modern, dan sebagian lagi adalah warga Indonesia yang sedang belajar atau tinggal di Melbourne.

MCG dibentuk pada 1990 dan hingga saat ini tinggal satu anggota yang masih bertahan mulai dari grup ini dibentuk. Selain itu, keanggotaan MCG saat ini jenjang usianya sangat bervariasi, perbedaan usia antara termuda dan tertua yaitu sekitar lima puluh tahun.

Variasi usia dan latar belakang pemain gamelan dalam kelompok inilah yang membuat MCG semakin berwarna dan menarik.

Semua pilihan musik yang akan ditampilkan dalam pertunjukan ini adalah sesuatu yang baru bagi MCG dan kelompok ini telah berlatih sekitar sembilan bulan untuk bisa menguasainya, ditunjang dengan penelitian di Internet, mempelajari buku-buku notasi gamelan, serta berdasarkan pengalaman beberapa pemainnya.

Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Institute Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (AIA – DFAT) mendukung dan memsponsori Taste of Gamelan ini. Asosiasi Pemuda Australia-Indonesia (AIYA) Victoria juga membantu pada malam pertunjukkan.

Acara ini akan diadakan pada hari Senin 12 September 2016, jam 7-9 malam di Uniting Church Hall, 251 High Street, Northcote VIC. Penonton harus membayar dan selain menikmati pertunjukkan mereka akan mendapat sajian enam makanan ringan. Bila berminat silahkan membeli karcis di sini

* Yuniar Ponco Prananto adalah mahasiswa PhD Monash University dan juga salah satu yang akan tampil dalam pagelaran The Taste of Gamelan.