ABC

Otoritas Kesehatan Australia Selidiki Keamanan Obat Kanker Zydelig

Otoritas Kesehatan Australia tengah menyelidiki obat yang diklaim sebagai terobosan revolusioner dalam pengobatan kanker karena mampu mencairkan  sel kanker, menyusul  laporan adanya sejumlah pasien yang meninggal ketika mengkonsumsi obat yang masih dalam tahap uji klinis di luar negeri.

Otoritas Produk Obat-obatan Australia (TGA) mengatakan obat Zydelig diresepkan kepada pasien penderita kanker darah langka  seperti leukimia limfositik Kronis dan Limfoma non-Hodgkin yang tidak bisa ditangani dengan obat lain.
 
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi protein tertentu didalam sel kanker yang mendorong kanker tumbuh dan berkembang.
 
Produsen obat tersebut, Gilead Sciences Inc tengah menjalankan uji klinis keenam untuk mengetahui apakah Zydelig bisa menjadi obat terobosan baru, ketimbang menjadi harapan terakhir untuk pasien kanker stadium akhir.
 
Perusahaan ini mengakui kalau selama uji klinis berlangsung memang diketahui obat tersebut memiliki "efek samping" , namun perusahaan tidak mau mengungkapkan berapa banyak pasien yang meninggal atau menderita akibat efek samping yang serius.
 
TGA mengatakan sedang meninjau informasi yang diberikan oleh Gilead dan mendesak pasien yang memakai Zydelig untuk menghubungi dokter mereka.
Seorang juru bicara untuk TGA mengatakan dokter harus menghindari menggunakan Zydelig sebagai pengobatan lini pertama.
 
"Pasien yang baru memulai atau masih melanjutkan pengobatan dengan idelalisib [Zydelig] harus dipantau secara seksama dan hati-hati untuk kemungkinan timbul tanda-tanda infeksi," kata juru bicara TGA.
 
Limfoma Australia mengatakan lembaganya mengkhawatirkan kondisi pasien yang menggunakan obat Zydelig.
 
"Kami sangat menyarankan siapa pun yang menggunakan obat ini untuk berkonsultasi dengan dokter mereka dan mungkin mempertimbangkan pengobatan alternatif," kata kepala eksekutif Limfoma Australia Sharon Millman.
 
Produsen obat mengatakan kepada TGA bahwa potensi meningkatnya risiko efek samping yang serius termasuk kematian, sebagian besar terjadi karena infeksi, pada pasien yang mengkonsumsi obat ini, dalam kombinasi dengan obat kanker lainnya, untuk mengobati leukemia kronis limfositik (CLL) dan kasus kanker limfoma non-Hodgkin yang kambuh.
 
Zydelig pertama kali disetujui di Australia pada tahun 2015 untuk diberikan pada pasien kanker yang telah mencoba kemoterapi dan perawatan lainnya namun tidak berhasil.
 
Obat itu dipuji di AS sebagai terobosan besar karena tidak seperti kemoterapi, pil ini langsung menargetkan kanker tanpa membunuh sel-sel yang sehat.
 
Cornell Medical College di New York menguji obat ini pada 220 pasien pada tahun 2014, dan menggambarkan hasil dengan predikat "luar biasa".
 
"Sungguh luar biasa mengingat bagaimana obat ini bisa bekerja dengan sangat cepat dalam kelompok pasien kanker yang berat, banyak di antara mereka telah resisten terhadap kemoterapi," kata pemimpin peneliti Dr Richard Furman.
 
"Kanker mereka cepat mencair."
 
Pada uji coba awal, hanya tiga kasus kematian yang dilaporkan: satu kematian terjadi dengan obat yang digunakan sendiri dan dua bila dikombinasikan dengan rituximab obat kanker lain.
 
Lembaga Administrasi Makanan dan Obat Eropa dan AS juga telah mengumumkan sedang melakukan penyelidikan terhadap obat Zydelig.