ABC

Orangtua Australia Santai Soal Prestasi Akademis Anak

Sebuah penelitian terbaru menunjukan perbedaan budaya yang signifikan antara orangtua berlatar belakang Asia dan orangtua yang mengidentifikasi diri sebagai “orang Australia” dalam pandangan mereka tentang keberhasilan akademis, pendidikan seks dan apa yang harus diajarkan di sekolah.

Laporan yang dibuat oleh ASG dan Monash University mensurvei 1.800 orangtua dan wali tentang pandangan mereka mengenai pendidikan di Australia.

Survei ini mendapati orangtua Asia lebih menekankan pada kinerja akademis anak-anak mereka dan kecewa dengan hasil yang buruk.

“Hubungan yang lebih kuat terhadap pendidikan ini dapat dikaitkan dengan imigran generasi pertama yang datang ke Australia untuk memberikan anak-anak mereka kehidupan yang lebih baik dan mencari peluang yang didatangkan oleh faktor pendidikan yang kuat,” demikian bunyi temuan dalam laporan tersebut.

Dr Shane Phillipson yang merupakan salah satu penulis laporan ini menjelaskan penekanan pada kinerja akademis ini tidak selalu berarti tekanan yang tidak semestinya telah diberlakukan terhadap anak-anak mereka.

“Saya pikir ini ada kaitannya dengan latar belakang budaya,” katanya kepada ABC.

“Jika ada harapan sejak lahir seputar tujuan hidup [yang harus dicapai oleh] anak-anak, ini menetapkan batas seputar perilaku dan harapan mereka.”

Laporan tersebut juga menemukan orang tua Asia memberi nilai lebih tinggi pada tingkat tertentu dibandingkan orang Australia (89 persen versus 75 persen) dan berpikir bahwa setiap orang di dalam kelompok budaya mereka menganggap pendidikan sebagai kunci kesuksesan (93 persen berbanding 79 persen).

Terpecah soal pendidikan seks

Perbedaan terbesar di antara latar belakang budaya orangtua ini terdapat pada pertanyaan mengenai pendidikan seksual. Orangtua Asia jauh lebih mungkin setuju kalau sekolah merupakan tempat terbaik untuk belajar mengenai seksualitas dibandingkan orangtua Australia dengan perbandingan angka 62 persen versus 25 persen.

Dua siswa sedang belajar
Terlalu banyak PR dapat membuat siswa enggan belajar.

“Bagi sebagian orang tua, pendidikan seksual mungkin topik yang sensitif secara budaya yang tidak dibahas secara terbuka,” demikian disebutkan.

“Oleh karena itu orang tua India dan orang tua Asia lainnya mungkin bergantung pada sekolah untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam mengkomunikasikan topik ini dengan sukses dengan anak-anak mereka.”

“Ini mungkin juga bervariasi dari sekolah-ke-sekolah pada tingkat rincian sejauh mana mereka menetapkan batasan dalam menyampaikan [materi] pendidikan seksual.”

Penulis laporan lainnya Sivanes Phillipson mengatakan bahwa hasil tersebut mencerminkan nilai yang berbeda yang didasarkan pada latar belakang budaya.

“Mereka merasa bahwa anak-anak tidak seharusnya dibebankan oleh harapan orang tua.”

“Atau mungkin mereka melihatnya sebagai [lebih sedikit] tekanan, ketimbang harapan, bisa dikatakan demikian.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.