ABC

Orang Tua di Australia Cenderung Larang Anak Pulang Sekolah Sendirian

Gara-gara khawatir  anak diculik dan bahaya lalu lintas, pada umumnya orang tua di Australia menjadi sangat keberatan anak mereka pulang sekolah sendiri. Sikap keberatan ini bahkan lebih tinggi dibandingkan orang tua di Inggris.

Kesimpulan itu didapat dari hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Universitas Deakin dan VicHealth.  Riset ini menemukan orang tua murid dari siswa berusia 10 – 12 tahun di Australia ternyata lebih keberatan mengijinkan anak mereka pulang sekolah sendirian dibandingkan warga di Inggris.

Riset  yang membandingkan perjalanan 785 siswa sekolah dasar di 455 siswa sekolah lanjutan pertama di wilayah pedesaan dan perkotaan di Inggris dan Victoria ini mendapati lebih dari setengah atau 51%  siswa sekolah dasar diantar ke sekolah dengan kendaraan oleh orang tua mereka. Sementara di Inggris jumlahnya hanya  32%  saja.

Sebaliknya riset ini juga menemukan 4 dari 5 atau sekitar 78% siswa berusia 11 tahun di Inggris dibolehkan berjalan kaki pulang ke rumah dari sekolah, sementara di Australia hanya 43% saja. Selain itu kebanyakan pelajar diusia tersebut di Inggris juga dibolehkan menyeberang jalan sendiri, sementara di Australia hanya 2/3 saja.

Para peneliti juga meneliti kecenderungan orang tua memberi ijin terhadap sejumlah aktifitas anak lainnya seperti menyeberang jalan sendiri, bepergian sendiri selain ke sekolah, pulang sekolah ke rumah sendiri, pergi keluar setelah hari gelap sendiri, bepergian dengan bis atau bersepeda sendirian.

Pemimpin penelitian ini, Dr. Alison Carver mengatakan orang tua di Australia tampaknya lebih nyaman jika anak mereka menggunakan bepergian dengan mengendarai kendaraan kedua. Dan faktor takut anak mereka diculik oleh orang asing dan masalah lalu lintas menjadi pemicu utama sikap keberatan orang tua di Australia.

Kekhawatiran ini tetap ada meskipun angka statistik menunjukan resiko penculikan sangat kecil dan justru volume lalu lintas  kendaraan semakin meningkat karena banyaknya orang tua  yang mengantarkan anak mereka ke sekolah dengan kendaraan pribadi.

"Orang tua di Australia sangat khawatir dengan orang asing dan isu lalu lintas, padahal perilaku mereka mengantar anak ke sekolah dengan kendaraan pribadi justru malah berkontribusi pada isu lalu lintas di jalan,” katanya.

"Tingkat kasus penculikan di Australia lucunya juga justru lebih banyak dilakukan oleh orang yang dikenal. Sangat jarang dilakukan oleh orang asing.” Tegasnya lagi.

Lokasi rumah jauh dari sekolah

Dr. Carver juga mengatakan saat ini orang lebih bebas memilih sekolah sehingga menyebabkan rata-rata pelajar di Australia bepergian cukup jauh untuk ke sekolah.

"lebih dari setengah anak yang kami teliti, memilih bersekolah ditempat yang lebih jauh ketimbang sekolah yang lokasinya lebih dekat dengan rumahnya,” katanya.

Carver membandingkan pengalaman di Australia ini dengan di Selandia Baru dimana sekolah publik diberlakukan aturan kawasan yang lebih ketat.

"Di Switzerland, kebanyakan anak tinggal hanya beberapa kilometer dari sekolah mereka, sehingga 95% mereka hanya perlu berjalan kaki ke sekolah.”  Paparnya.

Sementara itu CEO VicHealth, Jerril Rechter mengatakan hasil studi ini mengkonfirmasi jumlah pelajar yang berjalan kaki ke sekolah terus menurun, disaat yang sama kasus obesitas dikalangan anak  justru membengkak.

"Jadi tampaknya ketika banyak anak-anak sebenarnya sudah mampu mandiri ketika berusia 10-12 tahun, tapi mereka tidak diijinkan untuk berjalan sendiri sampai mereka duduk di sekolah lanjutan pertama.”

Diluar isu keprihatinan orang tua mengenai lalu lintas, keamanan di jalan dan bahayanya orang asing, Rechter mengatakan “Sekali orang tua membuat keputusan untuk membiarkan anak-anak mereka berjalan, mereka cenderung menyadari bahwa ketakutan ini tidak beralasan dan berjalan bisa menjadi kegiatan yang indah untuk kepercayaan diri anak-anak dan kesehatan mereka. "

Hasil studi ini akan dipublikasikan di buku geograpi anak dan bertepatan dengan kampanye berjalan kaki ke sekolah yang dilakukan oleh VicHealth.