ABC

Ombak Kanagawa dari Jepang Sudah Tiba di Melbourne

Ini adalah karya seni Jepang klasik yang berasal dari sekitar tahun 1830, tapi Anda mungkin lebih mengenalnya sebagai emoji di telepon genggam. Atau pernah melihatnya di kaos t-shirt. Atau sepatu. Atau bahkan melihatnya di tas laptop.

Karya yang diberi nama Gelombang Besar dari Kanagawa adalah hasil karya Katsushika Hokusai. Lukisan ini menjadi satu bagian dari tiga puluh enam lukisan seri Gunung Fuji. Di dunia barat, lukisan ini telah menjadi sebuah ikon.

Selama beberapa dekade, seniman Eropa telah menambahkan sesuatu pada lukisan itu, membantu agar lukisan tetap dikenal, segar, dan relevan bagi masyarakat modern.

Kemudian di sektor ritel, tak terhitung lagi berapa banyak produk yang telah menggunakan gambar gelombang ombak tersebut. Tentu hal ini sebagai upaya untuk menjual barang dagangan mereka.

Gelombang Besar yang asli sekarang datang ke Australia dengan ditampilkan di Galeri Nasional Victoria, dengan membawa sejumlah hasil karya seniman Hokusai. Pameran mulai dibuka pada tanggal 21 Juli 2017.

“Bisa menjadi sebuah tantangan, tapi menariknya, hasil karya seni ini mungkin yang paling banyak dibuat ulang dalam sejarah seni,” ujar Wayne Crothers, kurator NGV kepada program ABC News Breakfast.

“Seolah memiliki hidupnya sendiri.”

Ombak Besar di Lepas Pantai Kanagawa karya Hokusai.
Ombak Besar di Lepas Pantai Kanagawa karya Hokusai.

Koleksi: NGV

Mengapa gelombang ombak ini begitu populer?

Seniman asal Melbourne, Dane Morley mengatakan gambar gelombang ombak ini bagi dunia barat menangkap sebuah imajinasi dunia, yang tidak dapat dilakukan oleh seni Eropa.

“Memunculkan romantisme, yang melekat dengan Jepang, setidaknya dari pandangan orang asing,” katanya.

“Gambar ini langsung dikenali, karena mewujudkan esensi semangat Jepang, dengan termasuk Gunung Fuji.”

Wayne pun setuju, ia mengatakan, “ada naluri alamiah dalam diri orang untuk berhubungan dan terlibat dengan alam, ini seperti sebuah pelarian dari hal lain di dunia kita.”

Sebuah graffiti di London yang menampilkan Ombak Besar
Sebuah graffiti di London yang menampilkan Ombak Besar

Flickr: Yersinia Pestis

Apakah reproduksi sebagai bentuk apresiasi?

Menurut Dane, reproduksi atau membuat karya dan produk lain dari gambar ini bisa jadi sebagai bentuk penghargaan. Bisa juga dilihat sebagai memanfaatkan hasil karya orang lain.

“Selalu sulit menemukan keseimbangan antara memanfaatkan dan menghormati,” katanya.

“Faktanya, karya seni dapat diproduksi ulang yang berarti lebih banyak orang bisa melihat dan menikmatinya. Dari sini, seni kemudian terukir di masyarakat dan membantu membentuk identitas budaya.”

“Di titik tertentu, para seniman perlu melepaskan kendali atas hasil karya mereka dan biarkan hasil karyanya terwujud dalam pikiran orang lain.”

Desain Ombak Besar dipakai pada bungkus laptop.
Desain Ombak Besar dipakai pada bungkus laptop.

Supplied: Zazzle.com

Hokusai juga mungkin tidak keberatan produknya direproduksi.

Meski ia sudah memulai sebagai seniman magang di usia 19 tahun, Hokusai tidak menciptakan karya yang paling terkenal, termasuk gelombang ombak ini, sampai dia berusia 70-an.

Ini berarti, seperti banyak seniman, dia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya.

“Ia hidup dalam kemiskinan sepanjang hidupnya, jadi saya yakin dia tidak akan berpikir mendapat royalti,” canda Wayne.

“Tapi ia adalah seseorang yang tampaknya sangat menikmati pengakuan publik.”

“Jika saya melakukan coretan atau melukis sesuatu, lalu dalam waktu 100 tahun karya saya menjadi simbol ikonik, maka bisa tersenyum saat sudah di kuburan nanti.

Diterbitkan pada 20/07/2017 pukul 16:15 AEST. Simak laporannya dalam bahasa Inggris di sini.