ABC

Negara Pasifik Harus Cari Dana Bantuan Perubahan Iklim

Hasil penelitian Asian Development Bank (ADB) menunjukkan negara-negara di kawasan Pasifik mendapat banyak keuntungan karena semakin baik memperoleh pendanaan pembiayaan yang terkait dengan iklim.

Kawasan Pasifik memiliki masalah besar yang berurusan dengan dampak ekonomi akibat badai dan peristiwa bencana cuaca.

Kerusakan akibat badai di Samoa pada 2012 menimbulkan kerugian hingga US$ 200 juta atau sekitar Rp 2 trilyun, sementara di Cook Island pada 2005 pernah dihantam badai lima kali dalam lima pekan berturut turut.

Ekonom ADB Emma Veve mengatakan mengatakan kenaikan suhu diprediksi akan memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut.

"Saat anda melihat kenaikan suhu 2 atau 3 derajat selama 50 atau 60 tahun ke depan, anda akan melihat sebuah kerugian ekonomi sampai 3 persen dan lebih 12 persen dari PDB tahunan di beberapa negara-negara Pasifik,” ujarnya.

Bantuan Moneter

ADB mengungkapkan Pasifik membutuhkan dana bantuan untuk beradaptasai dengan perubahan kondisi itu.

“Penelitian kami menunjukan sejumlah dampak besar pada kawasan justru membutuhkan US$ 500 sampai US$ 700 juta pertahun sebagai persiapan untuk scenario terburuk,” kata Veve.

Menurutnya yang perlu dilakukan negara negara di kawasan Pasifik adalah mempersiapkan diri untuk mendapat bantuan pembiayaan perubahan iklim.

Dia juga memperkirakan jika perubahan iklim bisa memangkas hingga sepertiga dari pendapatan pariwisata di Pasifik pada akhir abad ini.

ADB berharap penelitiannya akan membantu negara-negara Kepulauan Pasifik mengatasi perubahan iklim, misalnya dengan perencanaan infrastruktur yang sesuai serta memastikan hanya sedikit lahan pertanian yang rusak.