ABC

Natal Ala Keluarga yang Bekerja Jauh dari Rumah

Hari Natal secara tradisional di Australia dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga, bermain kriket di halaman belakang atau pergi ke pantai dan tradisi saling berbagi bingkisan.  Tapi bagi banyak keluarga Australia, kebersamaan di Hari Natal seperti itu sulit dilakukan karena salah seorang anggota keluarganya bekerja jauh dari rumah.

Keluarga Fly-in fly-out (FIFO) adalah sebutan bagi suami atau isteri yang secara reguler  berada jauh dari keluarga karena bekerja di luar kota atau luar negeri. Bagi keluarga jenis ini melewatkan  natal bersama keluarga menjadi hal yang sulit dilakukan.

Hal ini dialami  Belinda dan Adam Lukey, dari Cairns, ulang tahun anak pertama mereka lebih diprioritaskan ketimbang Natal.

Lukey, yang bekerja sebagai manejer perawatan di pabrik nikel milik China di Papua Nugini  bekerja selama 4 minggu penuh dan hanya mendapat jatah libur selama dua pekan. Tahun ini dia harus memilih antara pulang ke rumah untuk merayakan Natal atau ulang tahun anak laki-lakinya.

Karenanya  Lukey memilih merayakan natalnya lebih awal dan kembali ke pertambangan di Papua Nugini. Lukey akan kembali pulang akhir Januari mendatang untuk merayakan ulang tahun pertama anaknya, Joshua.

Lukey yang lahir di keluarga pertambangan di Pulau Bougainville sebelumnya bekerja di Afrika Barat dan Mesir. Tawaran pekerjaan di Papua Nugini diterimanya karena alasan lebih dekat dengan rumah dan jadwal kerja yang lebih singkat.

Lukey mengatakan dia sebenarnya bisa mendapatkan gaji yang  lebih besar dengan bekerja di pertambangan di Australia Barat. Tapi dia lebih memilih berinteraksi dengan warga kecil dan pekerja lokal di Papua Nugini.

"Warga di sana belajar dan bekerja untuk keluarganya, bukan untuk membeli TV Flat,” katanya.

Dia dan 3 warga Australia lain di pertambangan itu akan merayakan natal bersama para pekerja lokal dan melakukan acara barbekyu yang terinspirasi dari tradisi makan malam natal warga Australia.

Menjadwal ulang perayaan Natal

Merayakan  natal lebih awal juga dilakukan oleh pasangan Krucker. Sang suami urban Krucker, bekerja sebagai pemasang mesin diesel di pesisir Kawasan Teritori Utara dan untuk itu ia harus berkendara cukup jauh dari Yungaburra di Utara Queensland.

Dia menerima pekerjaan itu setelah bisnis perbaikan peralatan pertanian miliknya  kurang menguntungkan.  Krucker akhirnya mendapat tawaran bekerja sepekan penuh dan sepekan libur di Cloncurry dan Moranbah. Pekerjaan ini telah dilakoni selama dua setengah tahun.

Dengan jadwal kerja seperti ini, keluarga Kruckers dan ketiga anaknya terpaksa merayakan natal pekan lalu.  Hari Sabtu pagi  (21/12/2013) lalu mereka telah membuka hadiah natal bersama anak-anaknya, makan permen dan memakai topi kertas seolah-olah hari itu Hari Natal tanggal 25 Desember.

Sore harinya, urban Krucker harus kembali ke tempat kerjanya di Kawasan Teritori Utara.

"Kalender bagi kami hanya sekedar kertas dengan angka tertulis diatasnya,” kata Krucker.

"Natal itu dirayakan ketika kita bisa berkumpul bersama-sama, jadi tidak harus selalu dirayakan persis tanggal 25 Desember,” katanya.

"Sebagai keluarga FIFO, semua menjadi serba dijadwal ulang, tapi kita tetap berhasil merayakannya untuk keluarga dan meninjau ulang apa-apa saja yang penting.” isterinya Sue Krucker menambahkan.

Berdasarkan jadwal kerja suaminya saat ini, Sue Krucker memperkirakan baru tahun 2016 mendatang suaminya akan  bisa merayakan natal tepat waktu tanggal 25 Desember bersama keluarga.

Natal mempersatukan keluarga FIFO.

Sementara bagi warga Perth, Nicole Ashby,  tahun ini beruntung, untuk yang kedua kalinya dalam lima tahun terakhir suaminya, Joe Ashby  bisa pulang ke rumah untuk merayakan natal bersama keluarga.

"Kami sangat senang, keluarga menjadi lebih harmonis kalau ayah anak-anak berada dirumah dan lebih santai,” katanya.

Ashby adalah buruh kasar di kapal pengeruk di Pulau Barrow, Australia Barat  dan bekerja selama 4 pekan penuh dan 4 pekan libur.

Tahun lalu, Joe Ashby meninggalkan rumah pada tanggal 15 Desember 2012 dan baru kembali pada 15  Januari 2013 . Jadi dia tidak  bisa merayakan Natal bersama keluarganya. Namun Nicole Ashby berusaha melewatkan Natal seperti biasa dengan ketiga anaknya.

"Saya merekam anak-anak tengah membuka bingkisan natalnya dan saya merayakan natal dengan keluarga FIFO lain, “ kata  isteri Ashby.

Tamu Natal mereka adalah keluarga dari Selandia Baru, seorang ibu dengan bayinya, pasangan dari Jerman.

"Saya sangat menikmati Natal kemarin, bertemu dengan orang baru dan anak-anak bermain bersama,” katanya.

Ashby kemudian membuat situs sesama keluarga FIFO, fifofamilies.com.au, yang didesain untuk menghubungkan keluarga FIFO.

Ada 70 grup di seluruh Australia dan Selandia baru yang rutin berkumpul minimal sebulan sekali untuk  berbagi pengalaman dan saling memberikan  dukungan  bagi keluarga FIFO. Ashby menggambarkan hubungan itu sebagai jaring penyelamat  bagi keluarga yang kerap merasa terisolasi dan tertekan karena  berjauhan dengan anggota keluarga mereka.

"Jika pekerja  berada di tempat berkerja lebih lama dari pada waktu yang dilewatkan bersama keluarga di rumah, hal itu lebih menyulitkan keluarga untuk saling menyesuaikan diri ketika saling berkumpul,: katanya.

Setelah selama 4 pekan berada jauh dari rumah, suaminya Joe Ashby mengambil alih rutinitas di rumah. Sementara isterinya berusaha mencari pekerjaan tambahan, suaminya menyiapkan makan siang dan mengantar jemput anak ke sekolah.