Nasionalis Kulit Putih Serang Senator Australia
Senator Australia Sam Dastyari dari Partai Buruh memperingatkan bangkitnya nasionalisme kulit putih setelah dia diserang oleh anggota kelompok kanan yang mencaci-makinya sebagai “teroris” dan “monyet”.
Senator Dastyari, yang kelahiran Iran dan menyebut diri seorang Muslim namun tidak beribadah, dihadang oleh sejumlah pria kulit putih dari apa yang menamakan diri Patriot Blue di sebuah pub di Melbourne, Rabu (8/11/2017) malam.
Sebuah video yang diunggah ke laman Facebook Patriot Blue menunjukkan salah satu pria mendekati Senator Dastyari dan bertanya: “Kamu mau uang dari China, kamu mau uang atau bagaimana?”
“Kamu teroris, kamu monyet kecil,” kata pria tersebut.
“Lihat teroris ini, teman, kenapa kamu tidak pulang ke Iran,” tambahnya.
Video yang berdurasi hampir empat menit ini juga menunjukkan pria tersebut terus mengikuti Senator Dastyari ke mejanya dan melanjutkan caci-makinya.
“Teman, kalian ini rasis, pergi dari sini,” kata Senator Dastyari.
Rekan Senator Dastryari yaitu anggota DPR Australia Tim Watts dari Partai Buruh menyela ketika para pria itu minta penjelasan Muslim itu “ras apa”.
“Orang bodoh itu ras apa?” kata Watta menimpali.
Anda bisa menonton videonya lewat saluran YouTube berikut.
Pada Kamis pagi Senator Dastyari menuding para pria tersebut sebagai islamophobia, menyebut perilaku mereka menjijikkan dan memperingatkan hal ini semakin menyebar.
“Ada kebangkitan ekstrem kanan dan kebangkitan nasionalisme kulit putih dan hal itu harus disampaikan,” katanya kepada ABC Radio Melbourne.
“Saya berada dalam kehidupan publik, (namun) ada anak usia 15 sampai 16 tahun di sekolah yang mengalami pelecehan rasial seperti ini dan mereka tidak punya perangkat untuk menanganinya,” jelasnya.
Tanggapan Neil Erikson
Salah satu pria yang mendekati Senator Dastyari itu bernama Neil Erikson. Pria ini adalah saalah satu dari tiga orang yang terbukti bersalah melakukan penghinaan serius karena melakukan adegan pemenggalan kepala dengan menggunakan boneka tiruan di Bendigo, kota kecil di pinggiran Melbourne tahun 2015.
“Sam cowok yang kuat. Dia tidak mudah emosi. Dia sudah lama berpolitik. Dia menanggapi sebaik yang dia dapatkan. Dia menyebut kami redneck yang jelas merupakan istilah rasis,” kata Erikson kepada ABC.
“Dia menanggapi sebaik yang dia dapatkan. Saya kira dia baik-baik saja. Saya kira dia sedikit bermain sebagai korban,” kata Erikson.
Namun Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan tidak ada toleransi untuk perilaku semacam itu.
“Tidak ada tempat untuk penghinaan rasial di Australia,” katanya pada salah satu stasiun TV.
“Kita masyarakat multikultural tercanggih di dunia dan itu karena masyarakat kita dibangun di atas dasar saling menghormati,” katanya.
“Kita seharusnya tidak boleh mentolerir rasisme dan penghinaan rasial seperti itu,” katanya.
Pemimpin Oposisi Bill Shorten kepada salah satu satsiun TV mengatakan menghubungi Senator Dastyari sesaat setelah kejadian.
“Saya menelepon Senator Sam. Dia baik-baik saja. Tapi bagaimana jadinya negara ini ketika Anda tidak bisa keluar makan tanpa dilecehkan orang-orang bodoh – oleh orang-orang bodoh yang rasis?” katanya.
Sementara iotu Senator Pauline Hanson dari Partai One Nation mengatakan kepada satisun TV lainnya bahwa Senator Dastyari menggunakan caci-maki “teroris” yang dialaminya untuk menjual bukunya.
“Dia pria dewasa. Saya kira dia memanfaatkan hal ini demi publisitas untuk menjual bukunya. Saya tidak melihat apapun dalam hal ini, tidak sama sekali,” katanya.
Tanggapan perusahaan transportasi Toll
Dalam video tersebut, seorang wanita yang duduk di meja Senator Dastyari menyela dan menanyakan apakah pria penyerang itu, salah satunya mengenakan baju kaos kerja Toll Group, dipekerjakan oleh perusahaan transportasi Toll.
Seorang juru bicara Toll mengkonfirmasi bahwa meskipun benar itu pakaian kerja Toll, namun “individu terebut tidak dipekerjakan oleh Toll, dan sudah tidak bekerja untuk kami selama beberapa bulan”.
“Tindakan individu tersebut sama sekali tidak mencerminkan keyakinan dan nilai-nilai kami sebagai perusahaan,” kata juru bicara Toll.
“Tidak boleh ada warga masyarakat yang harus menerima perlakuan seperti ditampilkan semalam dan kami tidak mentolerir perilaku seperti itu di perusahaan kami,” tambahnya.
Pada bulan Mei 2017, Neil Erikson merekam video yang menjelaskan bahwa dia telah kehilangan pekerjaannya di Toll Holdings setelah dibawa ke pengadilan atas kegiatannya dalam kelompok sayap kanan.
Tanggapan penyelenggara
Video yang diunggah kelompok nasionalis kulit putih Patriot Blue mendapatkan like hanya sekitar 200 sejauh ini, namun reaksi besar di media online sangat luas.
Senator Dastyari juga dalam akun Twitternya menanggapi kejadian tersebut.
Penyelenggara tur buku tersebut, Sherryl Clark, kepada ABC menjelaskan mereka merasa ngeri dengan perilaku mengancam yang ditunjukkan para pria tersebut.
“Kegiatan ini salah satu penulis kami dalam acara dialog yang selama ini ramah dan menyenangkan,” jelasnya.
“Sam (Dastyari) hadir di sana untuk membahas bukunya,” kata Clark.
“Kedua pria itu menerobos masuk begitu saja dan langsung mendekatinya. Dia (Dastyari) sangat sabar dan tidak bereaksi,” katanya.
“Sykurnya itu sebelum acara sehingga tidak banyak orang disana,” tambah Clark lagi.
“Saya cukup dewasa dan cukup buruk menjaga diri,” kata Senator Dastyari.
“Tapi kebencian, pelecehan yang dilontarkan… dan saya harus katakan, salah satu pelajaran yang saya ambil dari kejadia di bar universitas itu adalah bahwa kita harus punya teman pendukung yang sangat baik dan Tim Watts merupakan teman pendukung terbaik yang ada,” katanya.
Simak beritanya dalam Bahasa Ingrgris di sini.