ABC

Narapidana Australia Tanggalkan Gigi Demi Selundupkan Obat

Sejumlah narapidana di penjara-penjara Tasmania banyak yang  rela menanggalkan giginya agar bisa menyelundupkan obat yang biasa diberikan kepada narapidana untuk mengobati ketergantungan mereka.

 

Obat Suboxone yang hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter itu disediakan untuk mengobati narapidana yang mengalami ketergantungan opium. 
 
Data yang diperoleh ABC menunjukan banyak narapidana yang menyembunyikan obat tersebut di mulut mereka untuk diselundupkan kepada rekan sesama narapidana lainnya didalam sel penjara.
 
Dokumen insiden penjara yang diperoleh ABC dibawah UU keterbukaan informasi menunjukan banyaknya kasus serangan dan ancaman di dalam penjara terkait insiden penyelundupan obat Suboxone.
 
Narapidana yang berjuang mengatasi ketergantungannya terhadap heroin dan obat penghilang nyeri diberikan Suboxone dibawah pengawasan ketat di Rumah Sakit Penjara Risdon.
 
Seorang dokter di Hobart, Cliver Stack yang banyak mengobati pasien pecandu obat-obatan termasuk juga pasien narapidana mengatakan dirinya banyak menyaksikan luka-luka yang dialami narapidana akibat praktek penyelundupan obat Suboxone tersebut.
 
"Ada beberapa narapidana yang memberitahu saya adanya praktek pemerasan dalam penjara karena obat ini dan biasanya pelaku penyelundupan adalah narapidana yang dihukum lama," katanya.
 
Bahkan menurutnya sejumlah narapidana ada yang bersedia merusak giginya agar berlubang sehingga dapat digunakan sebagai tempat menyembunyikan obat Suboxone maupun obat-obatan lainnya.
 
"Tahanan ada yang sengaja melubangi atau mencopot giginya agar bisa menggunakan lubang di giginya itu untuk menempatkan obat yang hendak mereka selundupkan dan nantinya akan diselundupkan kembali ke orang lain dengan cara yang sama," katanya.
 
"Bahkan ada juga yang bercerita narapidana yang menelan obat itu dipaksa untuk memuntahkannya kembali untuk kemudian diambil oleh penghuni penjara lainnya,"
 
Seorang mantan narapidana yang tidak bersedia disebutkan identitasnya mengatakan praktek penyelundupan obat Suboxone di mulut sudah umum dilakukan didalam penjara.
 
"Obat itu bentuknya seperti stirp berwarna orange berukuran 2×3 yang bisa ditempelkan di mulut dan nanti akan larut, banyak narapidana suka mengkonsumsi obat itu agar bisa melupakan kehidupan di penjara untuk sesaat karena pengaruh obat itu," katanya kepada ABC.
 
Kualitas dan pengaruh dari obat itu mendorong maraknya penyelundupan obat tersebut ke dalam penjara, dan teknik yang umum digunakan adalah dengan menyimpannya di mulut mereka.
 
"Lepaskan plastik pembungkusnya dan letakan didalam mulut lalu dengan lidah tempelkan obat itu ke langit-langit mulut, itu saja,"
 
Laporan insiden di dalam penjara juga menunjukan perdagangan obat Suboxone dan obat-obatan lain telah memicu sejumlah insiden kekerasan dan ancaman dikalangan penghuni penjara.
 
Juni lalu seorang narapidana matanya lebam karena menolak terlibat dalam penyelundupan obat itu. Laporan lain menyebutkan ada 4 narapidana yang berencana pemukulan balasa terhadap rekan satu selnya karena melakukan pemerasan untuk mendapatkan obat itu.
 
Menanggapi laporan ini Direktur Lembaga Pemasyarakatan Tasmania, Robert Williams, mengatakan keamanan dan pengamanan di dalam penjara telah ditingkatkan selama beberapa tahun terakhir.
 
Pihaknya juga telah mereformasi beberapa kebijakan didalam penjara untuk menangkal praktek penyelundupan obat-obatan seperti ini.
 
Petugas ketika memberikan obat Suboxone saat ini juga dilengkapi dengan kamera pengawas dan penjara menggunakan obat jenis lain serta alat pendeteksi alkohol.
 
Dikatakannya jumlah narapidana yang melakukan penyerangan juga telah jauh menurun dari 43 kasus pada tahun lalu menjadi hanya 27 kasus pada tahun ini.