ABC

Napi Perempuan di Australia Barat Ini Lebih Berpotensi Serang Petugas Lapas

Menurut sebuah laporan, para narapidana perempuan di negara bagian Australia Barat lebih berpeluang untuk menyerang petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ketimbang para tahanan pria.

Studi ini juga menyebut, para tahanan dengan gangguan kejiwaan dan mereka yang tak mengikuti program pelatihan dan pendidikan juga lebih berpeluang untuk menyerang staf lapas.

Laporan yang disusun oleh Neil Morgan, seorang Inspektur di Australia Barat ini merekam 414 kasus penyerangan selama periode 5 tahun, atau rata-rata antara 7-8 kali per bulan, termasuk 22 penyerangan yang dikategorikan serius.

Penjara perempuan ‘Bandyup’ memiliki tingkat penyerangan terhadap petugas tertinggi per tahanan.

 

Penjara perempuan ‘Bandyup’ memegang rekor tertinggi penyerangan per tahanan – hampir 3 kali lipat lebih besar dari dua Lapas pria dengan penjagaan maksimum, yakni Hakea dan Casuarina, di negara bagian ini.

“Alasan di balik fakta ini adalah bahwa ‘Bandyup’ mencerminkan semua faktor kunci: jumlah penderita gangguan kejiwaan yang tinggi, sempitnya ruang bagi para tahanan karena terlalu ramai, kondisi Lapas yang mengenaskan dan terbatasnya layanan, serta adanya tantangan untuk mengatur penjagaan minimal dan menengah di tengah lingkungan penjagaan yang maksimal,” jelas Neil.

Ia mengatakan, banyak tahanan ditempatkan di fasilitas berpenjagaan lebih ketat ketimbang level bahaya yang bisa mereka timbulkan, dan akibatnya ini mengarah pada jumlah penyerangan yang lebih besar.

“Contohnya, para tahanan yang seharusnya dijaga dengan keamanan minimal akan lebih berpotensi untuk menyerang petugas jika mereka ditempatkan di fasilitas yang memiliki penjagaan menengah dan maksimal dan sebaliknya jika ditempatkan di fasilitas berpenjagaan minimal,” urainya.

Ia menuturkan, penanganan yang dilakukan Departemen Kehakiman terhadap masalah ini sungguh mengecewakan.

“Departemen mengklaim bahwa para tahanan ditempatkan di fasilitas yang sudah tepat dan itu bergantung pada tingkat, resiko, kewaspadaan dan kebutuhan penjagaan mereka, namun mereka belum menunjukkan komitmen untuk mencocokkan tingkat penjagaan tahanan dengan fasilitas dan rezimnya,” sebut Neil.

Ia mengutarakan, walau departemen telah bertindak sangat benar dalam hal mengatur resiko terhadap petugas, kewaspadaan yang konstan dan pelacakan insiden yang lebih baik dibutuhkan untuk memastikan tingkat penyerangan terhadap petugas tetap rendah.