ABC

Napak Tilas Perjalanan Warga China di Australia

Sekelompok warga Australia keturunan China telah melakukan napak tilas perjalanan yang pernah dilakukan pendahulu mereka, dari sebuah kota di Australia Selatan ke pertambangan emas di negara bagian Victoria.

Adrian Hem dengan cepat menyatakan bahwa nama keluarganya bukanlah seperti yang tertulis sekarang.

Memang secara resmi tertulis seperti itu dan sudah digunakan oleh keluarganya selama beberapa generasi, namun nama keluarga itu merupakan kesalahan yang dilakukan petugas pencatat pertama kali.

Kakek buyut Adrian dilahirkan denngan nama Wan Poy Hem, dan nama keluarga menurut cara penulisan China adalah ‘Wan’.

Namun petugas pencatat dulunya mendaftarkan nama keluarga Poy Hem sebagai ‘Hem’ dan ini menunjukkan salah satu kesalahan pemahaman dan kesulitan yang dihadapi oleh para migran asal China di masa-masa awal kedatangan mereka.

Ketika dibebaskan, Adrian tidak banyak membicarakan latar belakang keluarganya.

"Saya tahu saya memiliki latar belakang keluarga China., namun tidak banyak yang kami bicarakan mengenainya."

Kemudian ketika dewasa, dia berusaha mengetahui sejarah leluhurnya, dengan mengumpulkkan surat kawin, surat lahir, dan juga surat kematian, dan cerita mengenai sejarah keluarga.

“Akar sejarah merupakan hal yang penting bagi saya.” katanya.

Dokumen naturalisasi Wan Poy Hem
Dokumen naturalisasi Wan Poy Hem

Supplied: Adrian Hem

Mencari emas

Ketika emas ditemukan pertama kalinya di negara bagian Victoria di tahun 1850-an, berita ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.

Para penambang asal China banyak yang pergi ke Amerika Serikat untuk mencari peruntungan, namun banyak cerita mengenai tindak kekerasan dan perlakuan buruk yang diterima mereka di sana.

Sehingga ketika ada berita bahwa emas pun ditemukan di Australia, banyak yang memutuskan untuk datang ke sini.

Wan Poy Hem berusia 17 tahun ketika tiba di Victoria, anak seorang pembuat minuman keras dari Taishan di Provinsi Guandong, China.

Tempat pertama ditujunya adalah lokasi pertambangan emas di sekitar Ballarat.

Namun seperti halnya dengan situasi di Amerika Serikat, ketegangan dengan penduduk lokal terjadi dan banyak diskriminasi yang dialami pendatang asal China.

Sebuah karya seni menunjukkan warga China sedang mencari emas di Victoria di tahun 1863
Sebuah karya seni menunjukkan warga China sedang mencari emas di Victoria di tahun 1863.

Supplied: State Library Victoria

Selain itu, para penambang dari China ini juga harus mengeluarkan biaya untuk kedatangan mereka.

Di tahun 1855, pemerintah negara bagian Victoria menerapkan kuota mengenai berapa jumlah warga China yang boleh masuk, dan mengenakan pajak 10 pondsterling bagi setiap penumpang yang datang, padahal harga tiket perjalanan dari China ke Australia juga adalah 10 pondsterling.

Perjalanan panjang dari Robe

Untuk menghindari pajak tersebut, kapal-kapal dari China kemudian menurunkan penumpang di kota pelabuhan Robe di Australia Selatan.

Dari sana, para penambang China ini masih memerlukan perjalanan 400 km melewati kawasan yang sulit untuk mencapai kawasan yang berisi emas.

Kapal pertama yang membawa penumpang dari China yang mendarat di Pantai Guichen di Robe terjadi di tahun 1857.

Karena permukaan air yang terlalu dangkal untuk membuat kapal merapat, perahu kecil harus digunakan untuk membawa penumpang ke darat, dengan bayaran tambahan.

Mereka yang tidak mau atau tidak mampu membayar, terpaksa berenang sendiri ke darat.

Kesulitan yang dialami oleh para pendatang asal China tersebut menimbulkan kekecewaan bagi Adrian.

"Saya kecewa dengan begitu banyak kekejaman, dan intoleransi dan begitu banyak prasangka buruk terhadap satu kelompok masyarakat saja."

Jumlah warga China di Robe dengan cepat meningkat, lebih banyak dari penduduk setempat, hal yang juga menimbulkan keributan.

Namun di sisi lain memberi peluang baru bisnis penyediaan jasa akomodasi dan lainnya.

Para penambang China ini juga mempekerjakan penduduk lokal untuk membantu mereka melakukan perjalanan sulit ke Victoria.

160 tahun kemudian

Tahun 2017 menandai 160 tahun pertama kalinya warga China mendarat di Robe.

Untuk memperingati peristiwa tersebut, Dewan Komunitas Warga China di negara bagian Victoria melakukan napak tilas bernama “The Great Walk”, guna mengenang kembali perjalanan yang pernah dilakukan leluhur mereka, dan juga merayakan sumbangan mereka bagi Australia.

Adrian Hem ikut ambil bagian guna mengetahui sejarah masa lalu itu lebih baik.

“Rasanya bohong bila saya mengatakan saya bisa merasakan berbagai penderitaan yang mereka alami ketika itu.”

Rute napak tilas The Great Walk dari Robe ke Melbourne
Rute napak tilas The Great Walk dari Robe ke Melbourne.

Supplied: CCCAV/Google Maps

Sekelompok pejalan kaki ini melanjutkan perjalanan mereka sampai ke Melbourne dimana mereka diterima oleh Menteri Utama Victoria Daniel Andrews di gedung parlemen hari Kamis (25/5/2017).

Menteri Utama Andrews telah memita maaf atas pengenaan pajak kepada para pendatang China ketika itu.

“Ada begitu banyak warga China yang telah memberikan sumbangan karena pajak yang mereka bayarkan dalam membangun Australia seperti sekarang ini.”

"Australia … adalah rumah saya. Saya bangga menjadi warga Australia … Tetapi saya lebih bangga dengan semua apa yang saya miliki di negeri ini karena dari mana saya berasal., karena nenek moyang saya."

Sekelompok orang berdiri di depan sebuah mobil di jalan
Para peserta napak tilas di depan sebuah mobil kuno yang ditemui ketika berada di Hamilton Victoria

Supplied: CCCAV